Perumusan Pidana Denda dalam KUHP

BAB III PENGATURAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP PELAKU TANPA IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Pidana Denda di Indonesia

1. Perumusan Pidana Denda dalam KUHP

Pidana denda dapat dijumpai di dalam Buku ke-I dan Buku ke-II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang telah diancamakan baik bagi kejahatan- kejahatan maupun bagi pelanggaran-pelanggaran. Pidana denda dianggap sebagai satu-satunya pidana pokok, maupun pidana alternatif, baik dengan pidana denda saja maupun pidana kurungan saja ataupun secara alternatif dengan kedua jenis pidana-pidana pokok tersebut secara bersama-sama. Pengaturan pidana denda di dalam KUHP adalah sebagai berikut : 29 a. Secara tunggal, yaitu terhadap : 1 Kejahatan : pasal 403 2 Pelanggaran tertentu : pasal 489, 491, 494, 497, 501, 507, 510, 516, 522, 524, 525, 526 KUHP. b. Secara alternatif, yaitu terhadap : 1 Kejahatan ringan; Dalam hall ini biasanya diancamkan pidana penjara dengan alternative pidana denda yang agak seimbang. Pasal 172, 174, 300, 302, 364, 373, 379, 384, 407, 482 KUHP. 2 Kejahatan sedang; Dalam hal ini biasanya diancamkan pidana penjara dengan alternative pidana denda yang lebih tinggi. Pasal 117, 118, 137, 159 KUHP. 3 Kejahatan tertentu; Dalam hal ini biasanya diancamkan pidana penjara dengan alternative pidana denda yang lebih rendah. Pidana denda ini ditujukan kepada pelaku yang biasanya “baik-baik”. Pasal 362, 372 KUHP. 4 Kejahatan Culpa; Dalam hal ini biasanya diancamkan pidana penjara atau pidana kurungan atau pidana denda. Pasal 114, 360 ayat 2 KUHP. 5 Pelanggaran tertentu: Pasal 490, 492, 493 KUHP. 29 S.R. Sianturi dan Mompang L. Panggabean, Hukum Penitensia di Indonesia, Alumni Ahaem-Peterhaem, Jakarta, 1996, hal 122-123. Universitas Sumatera Utara c. Secara semi alternatif terhadap pelanggaran tertentu. Pasal 489 ayat 2 dst. d. Secara ganda absolute atau ganda relatif tidak dikenal dalam KUHP, kecuali dalam rangka penerapan pasal 66 misalnya seseorang melakukan tindak pidana tersebut pasal 403 diancam pidana denda, tiga bulan kemudian melakukan tindak pidana tersebut pasal 360 KUHP diancam pidana penjarakurungan, hakim dapat menjatuhkan dua macam pidana pokok. Menurut Muladi dan Barda Nawawi Arief, “dalam sistem KUHP yang sekarang berlaku, pidana denda dipandang sebagai jenis pidana pokok yang paling ringan. Pertama, hal ini dapat dilihat dari kedudukan urut-urutan pidana pokok di dalam pasal 10 KUHP. Dan kedua, pada umumnya pidana denda dirumuskan sebagai pidana alternatif dari pidana penjara atau kurungan. Sedikit sekali tindak pidana yang hanya diancam dengan pidana denda. Ketiga, jumlah ancaman pidana denda di dalam KUHP pada umumnya relatif ringan. 30 Tujuan utama penggunaan kategori denda adalah : 31 a. Agar diperoleh pola yang jelas tentang maksimum denda yang dicantumkan untuk berbagai tindak pidana ada enam kategori; dan b. Agar mudah melakukan perubahan cukup dengan merubah ayat 3 pasal ini, apabila terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi dan moneter di Negara kita. Terpidana yang dijatuhi pidana denda boleh segera menjalani kurungan pengganti denda dengan tidak perlu menunggu sampai habis waktu untuk membayar denda. Akan tetapi, bila kemudian ia membayar denda, ketika itu demi hukum ia harus dilepaskan dari kurungan penggantinya. Pidana denda ditentukan harus ada jaminan penggantinya karena dalam pelaksanaan pidana denda tidak dapat dijalani dengan paksaan secara langsung seperti penyitaan atas barang- barang terpidana, dalam hal ini berbeda dengan hukuman yang dijatuhkan dalam 30 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 2005, hal 177-178. 31 Ibid hal 72. Universitas Sumatera Utara perkara perdata, yang dapat dilakukan dengan melelang barang-barang milik terhukum setelah dilakukan penyitaan oleh pengadilan. Pasal 273 1 KUHAP menentukan bahwa jika putusan pengadilan menjatuhkan pidana denda, kepada terpidana diberikan jangka waktu satu bulan untuk membayar denda tersebut kecuali dalam putusan acara pemeriksaan cepat yang harus seketika dilunasi. Semetara itu, pada ayat 2 menyatakan bahwa dalam hal terdapat alasan kuat, jangka waktu sebagaimana tersebut ayat 1 dapat diperpanjang untuk paling lama satu bulan. 32 Pidana denda itu merupakan jenis pidana pokok yang ketiga di dalam Hukum Pidana Indonesia, yang pada dasarnya dijatuhkan bagi orang-orang dewasa. Pidana denda merupakan bentuk pidana tertua, lebih tua daripada pidana penjara, pidana denda dijatuhkan oleh hakim dan seluruh pembayarannya masuk ke kas Negara, sebagaimana disebutkan dalam pasal 42 KUHP bahwa segala pendapatan dari pidana denda menjadi milik Negara. Sutherland dan Cressey dalam Yesmil Anwar dan Adang mengatakan bahwa pidana denda bermula dari hubungan keperdataan. Selanjutnya ia mengatakan, ketika seseorang dirugikan oleh orang lain ia boleh menuntut ganti rugi atas kerusakannya, jumlahnya tergantung dari besarnya kerugian yang diderita serta posisi sosialnya yang tengah dirugikan. 33 Suatu sistem sanksi pidana yang menyeluruh harus mencakup kebijakan- kebijakan yang dapat diharapkan menjamin terlaksananya sanksi pidana itu, oleh karena itu dalam menetapkan kebijakan legislatife yang berhubungan dengan 32 Adami Chazawi, Op. Cit hal 42. 33 Yesmil Anwar dan Adang, Pembaharuan Hukum Pidana, Grasindo, Jakarta, 2008, hal 144-145. Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pidana denda dan dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan pidana denda perlu dipertimbangkan antara lain mengenai : 34 1. Sistem penetapan jumlah atau besarnya pidana denda; 2. Batas waktu pelaksanaan pembayaran biaya denda; 3. Tindakan-tindakan paksaan yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya pembayaran denda dalam hal terpidana tidak dapat membayar dalam batas waktu yang telah ditetapkan; 4. Pelaksanaan pidana denda dalam hal-hal khusus misalnya terhadap anak yang belum dewasa atau belum bekerja dan masih dalam tanggungan orang tua; 5. Pedoman atau kriteria untuk menjatuhkan pidana denda. Oleh karena pidana denda dapat diganti dengan pidana kurungan, bahkan dapat diperhitungkan secara seharian menurut pertimbangan maka dirasa kurang adil jika denda yang dijatuhkan disamakan antara orang kaya dan orang miskin. sulit meniru cara ini di Indonesia karena banyak penggangguran yang tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga sulit membuat perhitungan berapa besar denda yang harus di bayar terpidana. Jika telah ditetapkan bahwa pidana kurungan lah yang dijatuhkan terhadap pelanggar yang tidak mempunyai pendapatan tetap. Lamanya sanksi pidana denda kurungan pengganti denda ditentukan secara kasus demi kasus dengan putusan hakim minimum umum satu hari sampai enam bulan, maksimum dapat dinaikan sampai delapan bulan dalam hal gabungan concursus, residive, dan delik jabatan. 34 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op. Cit hal 181-182. Universitas Sumatera Utara

2. Kelemahan dan Keuntungan penjatuhan sanksi Denda

Dokumen yang terkait

Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

1 88 89

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Kajian Yuridis Pidana Denda Terhadap Pelaku Menjual Minuman Beralkohol Tanpa Izin (Sudi Putusan PN Balige No.01/Pid.C/TPR/2010/PN.Blg)

0 30 83

Penerapan UU No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Terhadap Penjual Vcd/Dvd Porno (Studi Putusan No. 1069/Pid.B/2010/Pn.Bdg)

5 89 91

Tindak Pidana Mengedarkan Sediaan Farmasi Tanpa Izin Edar Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi Putusan No. 1902/PID B/2004/PN Medan)

8 97 79

Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

3 83 90

Peraturan KPI No. 3 Tahun 2006 tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran

0 0 27

BAB II PENGATURAN TERHADAP PELAKU TANPA IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam UU No. 5 Tahun 1984 1. Tindak Pidana dalam hal Perizinan - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Me

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

0 0 23

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100