Pengertian Klasifikasi Industri Tinjauan Kepustakaan

4. Pengertian Klasifikasi Industri

Indonesia tidak mengenal adanya defenisi yang jelas mengenai apa itu perusahaan skala menengah atau skala besar. Klasifikasi industri resmi, misalnya mengelompokkan sebagai berikut : 1. Industri kecil, 2. Industri menengah, dan 3. Industri besar Pengelompokkan ini menjadi lebih rumit lagi dengan kenyataan bahwa kategori-kategori tersebut akan berbeda menurut defenisinya tergantung pada apakah perusahaan-perusahaan itu berada dalam sector pertanian, industri, perdagangan atau jasa. Adanya keanekaragaman definisi tersebut, maka kajian ini merupakan konvensi yang paling dekat mewakili konsep usaha kecil dan menengah sebagaimana diartikan pada kajian-kajian Negara lainnya, sebagai berikut : 19 - Dalam hubungan dengan data sekunder, industri-industri kecil akan dimasukkan dengan usaha-usaha kecil dan menengah. - Dalam survai primer kami sendiri, usaha kecil menegah terutama akan memperoleh gambaran yang lebih lengkap. Skala perusahaan didefinisikan menurut jumlah pekerja, maka : 20 1. Suatu perusahaan skala kecil memperkerjakan 1-10 pekerja. 2. Suatu perusahaan skala menengah memperkerjakan 10-50 pekerja. 3. Suatu perusahaan skala besar memperkerjakan 50 pekerja atau lebih. 19 Ibid hal 16-17. 20 Ibid hal 17. Universitas Sumatera Utara Industri kecil menurut departemen perindustrian meliputi banyak jenis industri menufaktur, kiranya bermanfaat bila kita mengacu ke berbagai kategori industri kecil menurut defenisi departemen perindustrian. Dengan cara ini, dapat dibuat perkiraan mengenai peranan relatif berbagai kategori industri kecil dan juga keefektifan berbagai program bantuan teknis yang dirancang untuk berbagai kategori industri kecil ini. Departemen perindustrian membedakan kategori-kategori industri kecil berikut ini : 21 1. Industri kecil modern Menurut defenisi departemen perindustrian, industri kecil modern meliputi industri kecil yang : - Menggunakan teknologi proses madya; - Mempunyai skala produksi yang terbatas; - Tergantung pada dukungan litbang dan usaha-usaha kerekayasaan industri besar; - Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah dan dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor; - Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainnya. 2. Industri kecil tradisional Berlainan dengan industri kecil modern, industri kecil tradisional pada umumnya mempunyai ciri-ciri : - Teknologi proses yang digunakan secara sederhana; - Teknologi pada bantuan Unit Pelayanan Teknis UPT yang disediakan oleh Departemen Perindustrian sebagai bagian dari program bantuan teknisnya kepada industri kecil; - Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif sederhana; - Lokasinya di daerah pedesaan; - Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan langsungnya yang berdekatan terbatas. 3. Industri kerajinan kecil Industri kerajinan kecil meliputi berbagai industri kecil yang sangat beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan teknologi proses madya atau malahan teknologi proses yang maju. 21 Thee Kian Wie, Industralisasi Di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1996, hal 111-112. Universitas Sumatera Utara Selain potensinya untuk menyediakan lapangan kerja dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan bagi kelompok-kelompok yang berpendapatan rendah, terutama di daerah pedesaan, industri kecil kerajinan juga didorong atas landasan budaya yakni mengingat peranan pentingnya dalam pelestarian warisan budaya Indonesia. Kriteria Industri Kecil adalah sebagai berikut : 22 a. Investasi yang mencakup bangunan, mesin dan peralatan dengan nilai seluruhnya tidak lebih dari dua ratus juta rupiah, b. Pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

1 88 89

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Kajian Yuridis Pidana Denda Terhadap Pelaku Menjual Minuman Beralkohol Tanpa Izin (Sudi Putusan PN Balige No.01/Pid.C/TPR/2010/PN.Blg)

0 30 83

Penerapan UU No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Terhadap Penjual Vcd/Dvd Porno (Studi Putusan No. 1069/Pid.B/2010/Pn.Bdg)

5 89 91

Tindak Pidana Mengedarkan Sediaan Farmasi Tanpa Izin Edar Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi Putusan No. 1902/PID B/2004/PN Medan)

8 97 79

Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

3 83 90

Peraturan KPI No. 3 Tahun 2006 tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran

0 0 27

BAB II PENGATURAN TERHADAP PELAKU TANPA IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam UU No. 5 Tahun 1984 1. Tindak Pidana dalam hal Perizinan - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Me

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

0 0 23

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100