2. Pelaku usaha atau pemilik barang danatau jasa industri yang tidak
menarik barang danatau menghentikan kegiatan jasa industri. Apabila setiap produksi tidak membuat hasil produksi sesuai SNI makan
barangjasa tersebut akan ditarik dari peredaran pasar serta dapat dihentikan kegiatan produksinya.
3. Ketentuan Sanksi Pidana
Ketentuan pidana terdapat pada pasal 120 yaitu : 1.
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi, mengimpor, danatau mengedarkan barang danatau jasa industri yang tidak memenuhi SNI,
spesifikasi teknis, danatau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat 1
huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah.
2. Setiap orang yang karena kelalaiannya memproduksi, mengimpor,
danatau mengedarkan barang danatau jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, danatau pedoman tata cara yang
diberlakukan secara wajib di bidang industri sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 tiga tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
Apabila seseorang dengan sengaja atau dengan lalai memproduksi barangjasa yang tidak sesuai dengan SNI akan mendapatkan sanksi penjara dan
sanksi denda. Pasal 121
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 120 dilakukan oleh korporasi, tuntutan dan penjatuhan pidana dikenakan terhadap
korporasi danatau pengurusnya.
Apabila kesengajaan dan kelalaian dalam memproduksi barangjasa yang tidak sesuai SNI dilakukan oleh korporasi maka penjatuhan sanksi pidana penjara
dan sanksi denda akan dikenakan kepada korporasi serta pengurusnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Perbandingan UU No 5 Tahun 1984 dan UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
No UU No. 5 Tahun 1984
25
UU No. 3 Tahun 2014 1
2
3
Hanya ada sanksi pidana pokok dan tambahan.
Pidana tambahan
berupa “pencabutan izin usaha industri”
pasal 24 dan pasal 26. Ada
kualifikasi delik
sebagai “kejahatan dan pelanggaran” pasal
28. Selain adanya pidana pokok
dikenal juga
adanya sanksi
Administratif pasal 25 ayat 6, pasal 30 ayat 2, pasal 39 ayat 2,
pasal 60 Adanya kualifikasi kesengajaan
dan kelalaian pasal 120 ayat 1 dan ayat 2
C. Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam Perda Kota Medan No. 10 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin
Usaha Industri, Perdagangan, GudangRuangan dan Tanda Daftar perusahaan
Keputusan menteri
perindustrian dan
perdagangan No
289MPPKep102000 tentang ketentuan standar pemberian izin usaha industri tertulis pada Peraturan kota medan No. 10 Tahun 2002 tentang Retibusi Izin
Usaha Industri, Perdagangan, GudangRuangan dan Tanda Daftar Perusahaan pada bab I berisi tentang ketentuan umum pada pasal 1 ayat 11 dalam peraturan
daerah ini yang dimaksud dengan Industri adalah : Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan Industri. Dan pada pasal 1 ayat 22 berisi tentang izin usaha industri adalah :
izin Usaha Industri pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk
25
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, PT. Cipta Aditya Bakti, Semarang, 2002, hal 19.
Universitas Sumatera Utara
dapat melakukan kegiatan usaha industri. Bab II pasal 2 dan pasal 3, menjelaskan tentang maksud dan tujuan
diberikannya izin, ada pun maksud pemberian Izin Industri tertulis pada pasal 2 dan Tujuan pemberian Izin Industri tertulis pada pasal 3.
Pasal 2 pemberian izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha
gudangruangan dan tanda daftar perusahaan dimaksudkan untuk mengatur, mengendalikan, mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap
pertumbuhan dan berbagai aktifitas usaha dalam daerah.
Maksud diberikannya izin adalah untuk mengatur setiap aktivitas pertumbuhan usaha apapun di dalam setiap daerah.
Pasal 3 tujuan pemberian izin usaha untuk mewujudkan tertib usaha baik ditinjau
dari segi lokasi maupun hubungan dengan perkembangan perekonomian dan kelestarian lingkungan.
Adapun tujuan diberikan izin usaha adalah untuk mewujudkan usaha yang tertib serta terjaganya kelestarian lingkungan sekitar produksi.
Bab VI pasal 5 menjelaskan tentang perizinan dimana setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha industri wajib memiliki izin usaha industri dan
wajib didaftar dalam perusahaan. Pasal 5 ayat 2 menjelaskan tentang Izin usaha industri terdiri dari :
a. izin usaha industri kecil yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai
investasi sampai dengan Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. izin usaha industri menengah yaitu izin untuk usaha industri dengan
nilai Rp.200.000.000, dua ratus juga rupiah sampai dengan Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak termaduk tanah dan
bangunan tempat usaha.
c. izin usaha industri besar yaitu izin untuk usaha industri dengan
nilai di atas investasi Rp. 5.000.000.000. lima miliar tidak
Universitas Sumatera Utara
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Bab V pasal 7 ayat 1 menjelaskan tentang persyaratan pemberian izin
usaha dan tanda daftar perusahaan yaitu : a.
foto copy akte pendirian perusahaan apabila perusahaan berbadan hukum;
b. foto copy HO bagi yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan izin
usaha industri; c.
foto copy NPWP; d.
foto copy kartu tanda penduduk bukti diri lainnya; e.
pas photo 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar berwarna; f.
khusus bagi industri kecil yang tidak mengeluarkan limbah B3, dilengkapi surat pernyataan tidak keberatan diketahui oleh kepala
kelurahan.
Setiap industri yang ingin mendapatkan surat izin harus memenuhi syarat-syarat diatas dan dibawa kepada instansi pejabar yang berwenang
untuk diberikan surat izin atas produksi usahanya. Bab IX pasal 22 ayat 1 menjelaskan tentang struktur tarif retribusi izin
usaha industri yaitu : a.
Perusahaan Usaha Industri Kecil 1.
Nilai investasi Rp. 5.000.000, sd Rp. 50.000.000, sebesar Rp. 150.000
2. Nilai investasi Rp. 50.000.000 sd Rp. 200.000 sebesar
Rp. 300.000 b.
Perusahaan Industri Menengah 1.
Nilai investasi Rp. 200 juta , sd Rp. 2 milyar , sebesar Rp. 600.000 2.
Nilai investasi Rp. 2 milyar sd Rp. 5 milyar sebesar Rp. 900.000 c.
Perusahaan besar sebesar Rp. 1.500.000 Selain adanya syarat yang ditentukan juga adanya tarif pada setiap industri
yang berbeda-beda yang harus dibayarkan. Pola penentuan pidana denda dalam peraturan daerah telah ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 143 ayat 2 UU No 32 Tahun 2004 tersebut menentukan bahwa peraturan
Universitas Sumatera Utara
daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah.
26
Pada pasal 38 ayat 2 dan 3 mencantumkan sanksi yang diberikan apabila setiap perusahaan tidak memiliki izin, sebagai berikut :
Ayat 2: setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha sebagaimana telah diwajibkan pada pasal 5 ayat 1 tetap tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana mestinya, diancam pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.
5.000.000 lima juta rupiah.
Ayat 3: bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha tanpa memiliki izin operasional dan kegiatana tersebut melakukan penghimpunan
dana masyarakat dan atau penggandaan uang yang patut disangka akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat, dinacam pidana
kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp.5.000.000 lima juta rupiah.
Ayat 4 : tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 adalah tindak pidana pelanggaran.
Setiap industri yang tidak memiliki izin usaha akan dikenakan sanksi pidana kurungan dan pidana denda yang melakukan pelanggaran dibidang industri.
Pola penentuan pidana denda dalam peraturan daerah telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pasal 143 UU No 32 Tahun 2004 tersebut menentukan bahwa peraturan daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda
paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. Peneuan pidana denda di atas ditentukan secara maksimum dan pidana denda dapat dialternatifkan
dengan pidana kurungan.
27
Penentuan pidana untuk yang telah diatur dalam peraturan daerah, hendaknya dibatasi pada tindak pidana pelanggaran saja yang sifatnya lokal atau
26
Suhariyono , Pembaharuan Hukum Pidana, Papas Sinar Sinarti, Jakarta, 2010, hal 349.
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
spesifik dan ciri daerah. Kualifikasinya bukan umum yang berlaku secara nasional sebagaimana tindak pidana yang telah ditentukan dalam KUHP atau undang-
undang di luar KUHP.
28
28
Ibid hal 350.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGATURAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP PELAKU TANPA
IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Pidana Denda di Indonesia
1. Perumusan Pidana Denda dalam KUHP