Ketentuan Sanksi Pidana Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam UU No. 3 Tahun 2014

2. Pelaku usaha atau pemilik barang danatau jasa industri yang tidak menarik barang danatau menghentikan kegiatan jasa industri. Apabila setiap produksi tidak membuat hasil produksi sesuai SNI makan barangjasa tersebut akan ditarik dari peredaran pasar serta dapat dihentikan kegiatan produksinya.

3. Ketentuan Sanksi Pidana

Ketentuan pidana terdapat pada pasal 120 yaitu : 1. Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi, mengimpor, danatau mengedarkan barang danatau jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, danatau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah. 2. Setiap orang yang karena kelalaiannya memproduksi, mengimpor, danatau mengedarkan barang danatau jasa industri yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi teknis, danatau pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Apabila seseorang dengan sengaja atau dengan lalai memproduksi barangjasa yang tidak sesuai dengan SNI akan mendapatkan sanksi penjara dan sanksi denda. Pasal 121 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 120 dilakukan oleh korporasi, tuntutan dan penjatuhan pidana dikenakan terhadap korporasi danatau pengurusnya. Apabila kesengajaan dan kelalaian dalam memproduksi barangjasa yang tidak sesuai SNI dilakukan oleh korporasi maka penjatuhan sanksi pidana penjara dan sanksi denda akan dikenakan kepada korporasi serta pengurusnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Perbandingan UU No 5 Tahun 1984 dan UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian No UU No. 5 Tahun 1984 25 UU No. 3 Tahun 2014 1 2 3 Hanya ada sanksi pidana pokok dan tambahan. Pidana tambahan berupa “pencabutan izin usaha industri” pasal 24 dan pasal 26. Ada kualifikasi delik sebagai “kejahatan dan pelanggaran” pasal 28. Selain adanya pidana pokok dikenal juga adanya sanksi Administratif pasal 25 ayat 6, pasal 30 ayat 2, pasal 39 ayat 2, pasal 60 Adanya kualifikasi kesengajaan dan kelalaian pasal 120 ayat 1 dan ayat 2 C. Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam Perda Kota Medan No. 10 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, GudangRuangan dan Tanda Daftar perusahaan Keputusan menteri perindustrian dan perdagangan No 289MPPKep102000 tentang ketentuan standar pemberian izin usaha industri tertulis pada Peraturan kota medan No. 10 Tahun 2002 tentang Retibusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, GudangRuangan dan Tanda Daftar Perusahaan pada bab I berisi tentang ketentuan umum pada pasal 1 ayat 11 dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan Industri adalah : Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan Industri. Dan pada pasal 1 ayat 22 berisi tentang izin usaha industri adalah : izin Usaha Industri pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk 25 Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, PT. Cipta Aditya Bakti, Semarang, 2002, hal 19. Universitas Sumatera Utara dapat melakukan kegiatan usaha industri. Bab II pasal 2 dan pasal 3, menjelaskan tentang maksud dan tujuan diberikannya izin, ada pun maksud pemberian Izin Industri tertulis pada pasal 2 dan Tujuan pemberian Izin Industri tertulis pada pasal 3. Pasal 2 pemberian izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudangruangan dan tanda daftar perusahaan dimaksudkan untuk mengatur, mengendalikan, mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap pertumbuhan dan berbagai aktifitas usaha dalam daerah. Maksud diberikannya izin adalah untuk mengatur setiap aktivitas pertumbuhan usaha apapun di dalam setiap daerah. Pasal 3 tujuan pemberian izin usaha untuk mewujudkan tertib usaha baik ditinjau dari segi lokasi maupun hubungan dengan perkembangan perekonomian dan kelestarian lingkungan. Adapun tujuan diberikan izin usaha adalah untuk mewujudkan usaha yang tertib serta terjaganya kelestarian lingkungan sekitar produksi. Bab VI pasal 5 menjelaskan tentang perizinan dimana setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha industri wajib memiliki izin usaha industri dan wajib didaftar dalam perusahaan. Pasal 5 ayat 2 menjelaskan tentang Izin usaha industri terdiri dari : a. izin usaha industri kecil yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. izin usaha industri menengah yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai Rp.200.000.000, dua ratus juga rupiah sampai dengan Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak termaduk tanah dan bangunan tempat usaha. c. izin usaha industri besar yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai di atas investasi Rp. 5.000.000.000. lima miliar tidak Universitas Sumatera Utara termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Bab V pasal 7 ayat 1 menjelaskan tentang persyaratan pemberian izin usaha dan tanda daftar perusahaan yaitu : a. foto copy akte pendirian perusahaan apabila perusahaan berbadan hukum; b. foto copy HO bagi yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan izin usaha industri; c. foto copy NPWP; d. foto copy kartu tanda penduduk bukti diri lainnya; e. pas photo 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar berwarna; f. khusus bagi industri kecil yang tidak mengeluarkan limbah B3, dilengkapi surat pernyataan tidak keberatan diketahui oleh kepala kelurahan. Setiap industri yang ingin mendapatkan surat izin harus memenuhi syarat-syarat diatas dan dibawa kepada instansi pejabar yang berwenang untuk diberikan surat izin atas produksi usahanya. Bab IX pasal 22 ayat 1 menjelaskan tentang struktur tarif retribusi izin usaha industri yaitu : a. Perusahaan Usaha Industri Kecil 1. Nilai investasi Rp. 5.000.000, sd Rp. 50.000.000, sebesar Rp. 150.000 2. Nilai investasi Rp. 50.000.000 sd Rp. 200.000 sebesar Rp. 300.000 b. Perusahaan Industri Menengah 1. Nilai investasi Rp. 200 juta , sd Rp. 2 milyar , sebesar Rp. 600.000 2. Nilai investasi Rp. 2 milyar sd Rp. 5 milyar sebesar Rp. 900.000 c. Perusahaan besar sebesar Rp. 1.500.000 Selain adanya syarat yang ditentukan juga adanya tarif pada setiap industri yang berbeda-beda yang harus dibayarkan. Pola penentuan pidana denda dalam peraturan daerah telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 143 ayat 2 UU No 32 Tahun 2004 tersebut menentukan bahwa peraturan Universitas Sumatera Utara daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. 26 Pada pasal 38 ayat 2 dan 3 mencantumkan sanksi yang diberikan apabila setiap perusahaan tidak memiliki izin, sebagai berikut : Ayat 2: setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha sebagaimana telah diwajibkan pada pasal 5 ayat 1 tetap tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya, diancam pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000 lima juta rupiah. Ayat 3: bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha tanpa memiliki izin operasional dan kegiatana tersebut melakukan penghimpunan dana masyarakat dan atau penggandaan uang yang patut disangka akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat, dinacam pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp.5.000.000 lima juta rupiah. Ayat 4 : tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 adalah tindak pidana pelanggaran. Setiap industri yang tidak memiliki izin usaha akan dikenakan sanksi pidana kurungan dan pidana denda yang melakukan pelanggaran dibidang industri. Pola penentuan pidana denda dalam peraturan daerah telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 143 UU No 32 Tahun 2004 tersebut menentukan bahwa peraturan daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. Peneuan pidana denda di atas ditentukan secara maksimum dan pidana denda dapat dialternatifkan dengan pidana kurungan. 27 Penentuan pidana untuk yang telah diatur dalam peraturan daerah, hendaknya dibatasi pada tindak pidana pelanggaran saja yang sifatnya lokal atau 26 Suhariyono , Pembaharuan Hukum Pidana, Papas Sinar Sinarti, Jakarta, 2010, hal 349. 27 Ibid Universitas Sumatera Utara spesifik dan ciri daerah. Kualifikasinya bukan umum yang berlaku secara nasional sebagaimana tindak pidana yang telah ditentukan dalam KUHP atau undang- undang di luar KUHP. 28 28 Ibid hal 350. Universitas Sumatera Utara BAB III PENGATURAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP PELAKU TANPA IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Pidana Denda di Indonesia

1. Perumusan Pidana Denda dalam KUHP

Dokumen yang terkait

Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

1 88 89

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Kajian Yuridis Pidana Denda Terhadap Pelaku Menjual Minuman Beralkohol Tanpa Izin (Sudi Putusan PN Balige No.01/Pid.C/TPR/2010/PN.Blg)

0 30 83

Penerapan UU No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Terhadap Penjual Vcd/Dvd Porno (Studi Putusan No. 1069/Pid.B/2010/Pn.Bdg)

5 89 91

Tindak Pidana Mengedarkan Sediaan Farmasi Tanpa Izin Edar Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi Putusan No. 1902/PID B/2004/PN Medan)

8 97 79

Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Paedofilia Ditinjau Dari UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak dan KUHP (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

3 83 90

Peraturan KPI No. 3 Tahun 2006 tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran

0 0 27

BAB II PENGATURAN TERHADAP PELAKU TANPA IZIN MELAKUKAN KEGIATAN INDUSTRI KECIL A. Pengaturan Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri dalam UU No. 5 Tahun 1984 1. Tindak Pidana dalam hal Perizinan - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Me

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Sanksi Denda Terhadap Pelaku Tanpa Izin Melakukan Kegiatan Industri Kecil berdasarkan Persepktif UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 974/Pid.B/2014/PN.Mdn)

0 0 23

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100