Modul PLPG : TATA BOGA 78
Salah  seorang  dari  setiap  kelompok  menunggui  hasil kerjanya  dan  siap  menjelaskan  kepada  kelompok  lain
yang  mendatangi  dan  menanyakan  segala  sesuatu  yang terkait dengan hasil karyanya
Kelompok  lain  mengunjungi  dan  belajar  dari  kelompok lain berkeliling sehingga semua hasil kerja kelompok lain
sempat dikunjungi dan dipelajari.
5 Presentasi Videomultimedia tentang PAKEM
Instruktur memberikan
informasi kepada
peserta pelatihan
untuk memperhatikan
rekaman videomultimedia secara cermat dan memberikan bentuk
tagihannya,  yakni,  memperbaiki  hasil  diskusi  kelompok sebelumnya.
Instruktur  menampilkan  rekaman  videomultimedia yang  memperlihatkan  pelaksanaan  pembelajaran  yang
PAKEM.
Setiap  kelompok  diminta  melaporkan  hal-hal  yang  dapat ditambahkan  pada  hasil  kerja  sebelumnya,  dan  kelompk
lain  menambahkan  hal-hal  lain  yang  tidak  disebutkan oleh kelompok sebelumnya.
6 Diskusi kelompok
Pada  tahap  ini  kembali  ke  kelompok  masing-masing  dan mengidentifikasi ciri-ciri PAKEM secara lebih lengkap.
7 Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEM
Instruktur  menyajikan  transparansi  tentang  PAKEM  sebagai penguatan  terhadap  proses  dan  hasil  kerja  para  peserta
pelatihan.
b. Apa, Mengapa PAKEM
1
Pengertian PAKEM
PAKEM  merupakan  salah  satu  pilar  dari  program  MBS Menciptakan  masyarakat  yang  peduli  pendidikan  anak  dan
program  ini  merupakan  program  UNESCO  bekerja  sama dengan
Depdiknas. PAKEM
adalah singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif  dimaksudkan  bahwa  dalam  proses  pembelajaran  guru harus  menciptakan  suasana  sedemikian  rupa  sehingga  siswa
aktif  bertanya,  mempertanyakan,  dan  mengemukakan gagasan.  Belajar  harus  merupakan  suatu  proses  aktif  dari
Modul PLPG : TATA BOGA 79
siswadalam  membangun  pengetahuannya,  bukan  hanya proses  pasif  yang  hanya  menerima  penjelasan  dari  guru
tentang  pengetahuan.  Pendapat  ini  sejalan  dengan  pendapat Vigotsky  bahwa  ada  keterkaitan  antara  bahasa  dan  pikiran.
Dengan  aktif  berbicara  diskusi  anak  lebih  mengerti  konsep atau  materi  yang  dipelajari.  Pendapat  yang  senada  juga
dikemukakan  oleh  Katz  dan  Chard  bahwa  anak  perlu keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan
kebosanan.  Siswa  yang  lebih  banyak  duduk  diam  akan menghambat
perkembangan motorik,
akademik, dan
kreativitasnya. Anak  usia  TK  dan  SD  lebih  cepat  lelah  jika  duduk  diam
dibandingkan kalau sedang berlari, melompat, atau bersepeda Akan  tetapi,  dengan  belajar  yang  aktif,  motorik  halus  dan
motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui belajar  aktif  segala  potensi  anak  dapat  berkembang  secara
optimal  dan  memberikan  peluang  siswa  untuk  aktif  berbuat sesuatu  sambil  mempelajari  berbagai  pengetahuan  Sowars,
2000: 3-10. Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek
kepribadian  manusia,  yaitu  mulai  dari  aspek  yang beruhubungan  dengan  pikiran,  perasaan,  bahasa  tubuh,
pengetahuan,  sikap,  dan  keyakinan.  Menurut  Magnesen dalam  Dryden  bahwa  dalam  belajar  siswa  akan  memperoleh
10  dari  apa  yang  dibaca,  20  dari  apa  yang  didengar,  30 dari apa yang dilihat, 50 dari apa yang dilihat dan didengar,
70  dari  apa  yang  dikatakan  dan  90  dari  apa  yang dikatakan dan dilakukan Dryden,2000: 100.
Unsur  kedua  dari  PAKEM  adalah  kreatif.  Kreatif  artinya memiliki  daya  cipta,  memiliki  kemampuan  untuk  berkreasi.
Silberman,  1996:  9.  Peran  aktif  siswa  dalam  proses pembelajaran  akan  menghasilkan  generasi  yang  kreatif,
artinya  generasi  yang  mampu  menghasilkan  sesuatu  untuk kepentingan  dirinya  dan  orang  lain.    Kreatif    juga
dimaksudkan  agar  guru  menciptakan  kegiatan  kegiatan belajar  yang  beragam  sehingga  memenuhi  berbagai  tingkat
kemampuan  siswa.    Menurut  Semiawandaya  kreatif  tumbuh dalam  diri  seseorang  dan  merupakan  pengalaman  yang
paling  mendalam  dan  unik  bagi  seseorang.  Untuk menimbulkan  daya  kreatif  tersebut  diperlukan  suasana  yang
Modul PLPG : TATA BOGA 80
kondusif yang
menggambarkan kemungkinan
tumbuhnyadaya tersebut.1999 : 66. Suasana  kondusif  yang  dimaksud  dalam  PAKEM  adalah
suasana  belajar  yang  memberi  kesempatan  kepada  siswa untuk  terlibat  secara  aktif  dan  memberi  kesempatan  pada
siswa  untuk  dapat  mengemukakan  gagasan  dan  ide  tanpa takut  disalahkan  oleh  guru.  Adapun  pembelajaran  yang
efektif  terwujud  karena  pembelajaran  yang  dilaksanakan dapat  menumbuhkan  daya  kreatif  bagi  siswa  sehingga  dapat
membekali  siswa  dengan  berbagai  kemampuan.  Setelah proses
pembelajaran berlangsung,
kemampuan yang
diperoleh  siswa  tidak  hanya  berupa  pengetahuan  yang bersifat  verbalisme  namun  diharapkan  berupa  kemampuan
yang  lebih  bermakna,  artinya  siswa  dapat  mengembangkan berbagai  potensi  yang  ada  dalam  diri  siswa  sehingga
menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar  yang  efektif  dapat  dicapai  dengan  tindakan  nyata
learning  by  doing  dan  untuk  siswa  kelas  rendah  SD  dapat dikemas  dengan  bermain.  Bermain  dan  bereksplorasi  dapat
membantu  perkembangan  otak,  berbahasa,  bernalar,  dan bersosialisasi.  Menyenangkan  adalah  suasana  pembelajaran
yang
menyenangkan sehingga
siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya  tinggi.  Menurut  hasil  penelitian,  tingginya
perhatian  siswa  terbukti  dapat  meningkatkan  hasil  belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif yang tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa secara proses pembelajaran berlangsung,
sebab  siswa  memiliki  sejumlah  tujuan  pembelajaran  yang harus
dicapai. Jika
pembelajaran hanya
aktif dan
menyenangkan  tetapi  tidak  efektif,  maka  pembelajaran tersebut  tidak  ubahnya  seperti  bermain  biasa.  Kelas  yang
sunyi,  anak  sebagai  pendengar  pasif,  tidak  ada  aktivitas konkrit  membosankan  dan  belajar  tidak  efektif  tidak  kritis,
tidak kreatif, komunikasi buruk, apatis. Kondisi  yang  menyenangkan,  aman,  dan  nyaman  akan
mengaktifkan
bagian neocortex
otak berpikir
dan mengoptimalkan
proses belajar
dan meningkatkan
kepercayaan  diri  anak.  Suasana  kelas  yang  kaku,  penuh beban,  guru  galak  akan  menurunkan  fungsi  otak  menuju
Modul PLPG : TATA BOGA 81
batang  otak  dan  anak  tidak  bisa  berpikir  efektif,  reaktif  atau agresif Pancamegawani, 2006
Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa
terlibat  dalam  berbagai  kegiatan  pembelajaran  yang  dapat mengembangkan  pemahaman  dan  kemampuan  mereka
melalui  berbuat  atau  melakukan.  Kemudian  dalam  PAKEM guru  menggunakan  berbagai  alat  bantu  atau  media  dan
berbagai  metode.  Dengan  kata  lain  dapat  dikatakan  bahwa dalam  PAKEM  guru  menggunakan  multi  media  dan  multi
metode,  sehingga  kegiatan  pembelajaran  yang  tercipta  dapat membangkitkan  semangat  siswa  dan  dapat  mengembangkan
berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yang tidak kalah pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai
sumber  belajar  untuk  menjadikan  menarik,  menyenangkan, dan  cocok  bagi  siswa.Untuk  penataan  kelas  dalam  PAKEM
guru  mengatur  kelas  dengan  memajang  buku-buku  dan bahan  belajar  yang  lebih  menarik  dan  menyediakan  pojok
baca.  Dengan  demikian  siswa  dapat  memanfaatkan  sumber belajar  yang  ada  dalam  kelas  sehingga  kemampuan  anak
dapat bekembang lebih optimal. Dalam strategi pembelajaran guru  menerapkan  cara  mengajar  yang  lebih  kooperatif  dan
interaktif  termasuk  cara  belajar  kelompok.  Guru  mendorong siswa  untukmenemukan  caranya  sendiri  dalam  pemecahan
suatu  masalah,  untuk  mengungkapkan  gagasannya  dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Landasan  yuridis  PAKEM  adalah  proses  pembelajaran  pada satuan
pendidikan diselenggarakan
secara interaktif,
inspiratif,  menyenangkan,  menantang,  memotivasi  peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup  bagi  prakarsa,  kreativitas,  dan  kemandirian  sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis
peserta  didik  PP  192005:  Standar  Nasional  Pendidikan,  ps 19, ayat 1
2 Landasan PAKEM
Landasan Yuridis Landasan  yuridis  PAKEM  adalah  Proses  pembelajaran
pada  satuan  pendidikan  diselenggarakan  secara  interaktif, inspiratif,  menyenangkan,  menantang,  memotivasi  peserta
didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang yangcukup  bagi  prakarsa,  kreativitas,  dan  kemandirian
Modul PLPG : TATA BOGA 82
sesuai  dengan  bakat,  minat,  dan  perkembangan  fisik  serta psikologis  peserta  didik  PP  192005:  Standar  Nasional
Pendidikan, ps 19, ayat 1
Asumsi Dasar tentang Belajar Asumsi  dasar  belajar  adalah  belajar  merupakan  proses
individual, belajar merupakan proses sosial, belajar adalah proses  yang  menyenangkan,  belajar  adalah  aktivitas  yang
tidak  pernah  berhenti,  belajar  adalah  membangun  makna Constructivism
Perubahan Paradigma
Mengajar– Pembelajaran  Teaching  –  Learning  Penilaian–Perbaikan
terus menerus Testing–Continuous improvement Perkembangan  IPTEK,  POLITIK,  SOSBUD  semakin  lama
semakin  cepat;  TeknologiInformasisumber  belajar  sangat beragam;  Bekal  memenuhi  kebutuhan  manusia  modern–
mandiri,  bekerjasama,  berpikir  kritis,  memecahkan masalah; Persaingan Internasional globalisasi Belajar lebih
efektifpendalaman; Anak lebih kritis; Anak menjadi lebih kreatif;  Suasana  dan  pengalaman  belajar  bervariasi;
Meningkatkan
kematangan emosionalsosial;
Produktivitas  siswa  tinggi;  Siap  menghadapi  perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan.
Cara Anak Belajar Piaget 1950 menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara
tersendiri  dalam  menginterpretasikan  dan  beradaptasi dengan  lingkungannya  teori  perkembangan  kognitif.
Menurutnya,  setiap  anak  memiliki  struktur  kognitif  yang disebut  schemata  yaitu  sistem  konsep  yang  ada  dalam
pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam  lingkungannya.  Pemahaman  tentang  objek  tersebut
berlangsung  melalui  proses  asimilasi  menghubungkan objek  dengan  konsep  yang  sudah  ada  dalam  pikiran  dan
akomodasi  proses  memanfaatkan  konsep-konsep  dalam pikiran  untuk  menafsirkan  objek.  Kedua  proses  tersebut
jika
berlangsung terus
menerus akan
membuat pengetahuan  lama  dan  pengetahuan  baru  menjadi
seimbang.  Dengan  cara  seperti  itu  secara  bertahap  anak dapat  membangun  pengetahuan  melalui  interaksi  dengan
lingkungannya.  Berdasarkan  hal  tersebut,  maka  perilaku belajar  anak  sangat  dipengaruhi  oleh  aspek-aspek  dari
Modul PLPG : TATA BOGA 83
dalam  dirinya  dan  lingkungannya.  Kedua  hal  tersebut tidak  mungkin  dipisahkan  karena  memang  proses  belajar
terjadi  dalam  konteks  interaksi  diri  anak  dengan lingkungannya.
Anak  usia  sekolah  dasar  berada  pada  tahapan  operasi konkret.  Pada  rentang  usia  tersebut  anak  mulai
menunjukkan  perilaku  belajar  sebagai  berikut:  1  Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek
situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur- unsur  secara  serentak;  2  Mulai  berpikir  secara
operasional;  3  Mempergunakan  cara  berpikir  operasional untuk  mengklasifikasikan  benda-benda;  4  Membentuk
dan
mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip  ilmiah  sederhana,  dan  mempergunakan  hubungan
sebab akibat; dan 5 Memahami konsep substansi, volume zat  cair,panjang,  lebar,  luas,  dan  berat.  Memperhatikan
tahapan  perkembangan  berpikir  tersebut,  kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a
Konkrit Konkrit  mengandung  makna  proses  belajar  beranjak
dari  hal-hal  yang  konkrit  yakni  yang  dapat  dilihat, didengar,  dibaui,  diraba,  dan  diotak  atik,  dengan  titik
penekanan  pada  pemanfaatan  lingkungan  sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan
menghasilkan  proses  dan  hasil  belajar  yang  lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan
peristiwa  dan  keadaan  yang  sebenarnya,  keadaan  yang alami,  sehingga  lebih  nyata,  lebih  faktual,  lebih
bermakna,
dan kebenarannya
lebih dapat
dipertanggung jawabkan. b
Integratif Pada  tahap  usia  sekolah  dasar  anak  memandang
sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum  mampu  memilah-milah  konsep  dari  berbagai
disiplin  ilmu,  hal  ini  melukiskan  cara  berpikir  anak yang  deduktif  yakni  dari  hal  umum  ke  bagian  demi
bagian.
c Hierarkis
Modul PLPG : TATA BOGA 84
Pada  tahapan  usia  sekolah  dasar,  cara  anak  belajar berkembang  secara  bertahap  mulai  dari  hal-hal  yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan  hal  tersebut,  maka  perlu  diperhatikan
mengenai  urutan  logis,  keterkaitan  antar  materi,  dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
c. Pembelajaran yang Efektif