4
negara berpidato dengan bahasa Indonesia di luar negeri karena minimal dari negeri tersebut pasti akan ada orang termasuk intelijen yang dapat berbahasa Indonesia. Ini
berarti, orang dari daerah itu harus belajar bahasa Indonesia dan lebih lanjut hal itu berarti bahasa Indonesia akan dikenal dan dipelajari di luar negeri.
Pada sisi lain, pemerintah juga mengatur pencantuman label berbahasa Indonesia pada kemasan produk pangan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Adapun aturan tentang kewajiban mencantuman label dalam bahasa Indonesia pada barang produk nonpangan diatur dalam Peraturan
Menteri Perdagangan No.622009 yang terbit Desember 2009 dan kemudian diubah menjadi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22M-DAGPER2010 yang
diterbitkan tanggal 21 Mei 2010. Penerapan aturan yang mewajibkan pencantuman label berbahasa Indonesia pada produk pangan dan nonpangan ditujukan untuk
melindungi konsumen dari produk yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan. Berbagai aturan yang ada tampaknya belum dapat mengobati gejala lunturnya
rasa kebanggaan berbahasa Indonesia. Hal itu tampaknya juga merebak ke berbagai wilayah. Bahkan ada beberapa pihak yang mengalami krisis kepercayaan diri dalam
berbahasa. Hal ini berpengaruh terhadap menurunnya upaya untuk menghargai budaya dan bahasa sendiri. Seperti halnya anggapan bahwa produk asing lebih baik, lebih
modern, lebih berharga daripada produk Indonesia; bahasa asing pun dianggap lebih maju dan lebih modern daripada bahasa Indonesia. Bahkan dalam beberapa wawancara
terbatas, bahasa asing dianggap lebih bergengsi dan lebih halus daripada bahasa Indonesia. Kasus Vicky yang mencampuradukkan kosakata asing dan berakibat pada
kaburnya makna, yang oleh sebagian orang dianggap “keren” merupakan hal yang memprihatinkan. Sampai sebegitu parahkah kosakata bahasa Indonesia sehingga tidak
dapat mewadahi konsep dan keinginan seseorang dalam mengekspresikan diri? Pemerintah tampaknya perlu menyosialisasikan slogan lama “Aku cinta buatan
Indonesia, aku bangga berbahasa Indonesia”.
C. Fenomena Kebahasaan 1. TIK dan Bahasa Indonesia di Dunia Maya
Saat ini, web atau situs merupakan sajian internet yang paling populer. Selain itu, situs merupakan salah satu wujud dari teknologi informasi dan komunikasi TIK
di samping pos-el pos elektronik, telepon genggam, dan video conference. Saat ini,
5
TIK telah berkembang dengan pesat karena dikembangkannya satelit komunikasi dan serat kaca fiber optic. Derasnya arus TIK memunculkan transformasi besar dalam
bidang kebahasaan. Saat ini dan masa mendatang, kembang tumbuhnya suatu bahasa di masa depan akan banyak ditentukan oleh pengoptimalan TIK.
TIK erat berkait dengan komputer. Dalam hal teknologi komputer, saat ini sudah banyak diketahui adanya teknologi untuk memindahkan tulisan menjadi suara.
Bahkan teknologi yang mengandalkan menu “speech” dengan logat bahasa Inggris sudah disematkan di salah satu merek komputer. Bukan tidak mungkin nanti menu
speech dengan pilihan logat bahasa tertentu akan segera ada aplikasi tulis ke suara.
Bahkan teknologi untuk menyalin suara langsung ke bentuk tulis tanpa kita mengetiknya juga sudah diperkenalkan belasan tahun lalu, saat komputer masih
menggunakan cakram atau floppy disk besar catatan: tahun 2000-an sudah ada program “Dragon” yang disediakan untuk itu dengan cara seseorang harus membaca
sekian puluh naskah sehingga suaranya dapat dikenali. Saat ini aplikasi suara ke tulis voice to text converter sudah semakin berkembang. Dengan aplikasi ini, pada saat
seseorang berbicara, di layar langsung keluar tulisan sesuai apa yang diucapkan oleh orang tersebut. Jika hal ini sudah menyebar luas, seorang guru dapat saja berbicara di
kelas jika masih menggunakan kelas dan di layar langsung akan muncul tulisan- tulisan mengenai apa yang disampaikan itu dan ada juga catatan dalam bentuk cetak
print out dalam huruf biasa dan braille cf. Kisyani-Laksono, 2011a. Catatan itu dapat juga diprogram langsung masuk ke dunia maya, baik dalam bentuk tulis
danatau suara. Dalam hal ini, catatan atau suara dalam bahasa tertentu itu akan dapat diakses di seluruh dunia. Dengan kata lain, diplomasi kebahasaan kemudian mulai
menembus ruang dan waktu. Oleh sebab itu, keberadaan suatu bahasa di dunia maya termasuk jejaring sosialnya akan sangat menentukan kembang tumbuhnya bahasa
tersebut serta membantu penguatan diplomasi kebahasaannya. Dalam beberapa catatan di dunia maya, bahasa Indonesia ternyata menempati
peringkat ke-4 sebagai bahasa yang paling banyak digunakan dalam unggahan blog di WordPress
hingga Mei 2013. Saat itu ada 3,5 isi yang ada di WordPress ditulis dalam bahasa Indonesia. Peringkat pertama adalah bahasa Inggris yang mendominasi
dengan 66 lalu bahasa Spanyol 8,7, dan bahasa Portugis 6,5. Menurut data
WordPress , hingga Mei 2013 ada sekitar 66,283 juta situs web di seluruh dunia yang
menggunakan WordPress
http: www.asal-usul.com
; http:kaskus.co.id;
6
http:news.okezone.com. Selain itu, wikipedia berbahasa Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 250
wikipedia berbahasa asing di dunia dan peringkat 3 di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin http:www.wikipedia.com.
Bahasa Melayu dalam kedudukannyan sebagai bahasa dunia berada pada peringkat ke-7 dengan jumlah penutur sekitar 259 juta. Bahasa Melayu digunakan di
Indonesia bahasa Indonesia, Malaysia, Brunei, serta sebagian kecil penduduk Thailand, Singapura, dan Timor Timur. Bahkan sejak Desember 2007 Bahasa
Indonesia—yang penuturnya dihitung sebagai penutur bahasa Melayu--telah ditetapkan sebagai bahasa resmi kedua di Vietnam. Urutan pertama s.d. ke-6 untuk
penutur terbanyak adalah bahasa Mandarin 1,5 miliar penutur; Inggris 500 juta; Hindi 497 juta, Spanyol 400 juta, Arab 300 juta, Rusia 278 juta. Adapun urutan
ke-8 s.d. ke-10 adalah: Portugis 240 juta, Bengali 230 juta, dan Perancis 200 juta ww.asal-usul.com. Akan tetapi, patut dipertimbangkan bahwa penghitungan jumlah
penutur ini adalah jumlah penduduk pada negara yang menggunakan bahasa tersebut, bukan didasarkan pada penghitungan nyata terkait dengan bahasa sehari-hari yang
digunakan http: www.asal-usul.com
; http:news.kompas.com. Di
google translate http:translate.google.com, bahasa Indonesia masuk
dalam urutan ke-28. Sekarang ada 72 bahasa di google translate, termasuk bahasa Jawa.
Yang perlu diperhatikan adalah kendala bahasa saat ini sudah mulai dapat ditembus—biarpun belum sempurna--dengan berbagai sarana yang tersedia di dunia
maya. Upaya penguatan diplomasi kebahasaan lewat dunia maya perlu terus ditingkatkan dan digalakkan dengan lebih saksama. Pengenalan kosakata baru lewat
berbagai jejaring sosial dapat lebih diberdayakan karena dunia maya tampaknya akan lebih dominan di masa mendatang. Dunia maya akan menjadi sarana pembelajaran,
komunikasi, perdagangan, penyebarluasan informasi yang menjanjikan, dan penguatan diplomasi kebahasaan.
2. Seni dan Sastra sebagai Diplomasi