6 Dalam perkembangannya, bukan tidak mungkin jika bahasa daerah
dan bahasa Indonesia akan terus terdesak oleh bahasa asing yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran bahasa hingga bahasa daerah danatau
bahasa Indonesia berada dalam posisi sebagai bahasa yang terdesak endangered language. Menurut Jense dalam Subroto dkk., 2007:18,
ketika kondisi bahasa yang terdesak itu dibiarkan tanpa upaya penanggulangannya, dipastikan akan terjadi kematian pada suatu bahasa
language death, sebagai akibat dari terjadinya pergeseran bertahap ke arah bahasa yang dominan dalam kontak bahasa. Dalam konteks ini, penggunaan
bahasa daerah mengalami pergeseran ke arah bahasa Indonesia yang lebih dominan, demikian pula penggunaan bahasa Indonesia bergeser ke arah
bahasa asing, utamanya dalam konteks kepentingan bisnis yang membutuhkan akses komunikasi lebih luas.
3. Bahasa sebagai Identitas Bangsa
Kebudayaan memang sangat kompleks meliputi hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Demikian pula kebudayaan nasional
Indonesia yang memiliki sifat khas, dan dapat memberikan kebanggan kepada masyarakat Indonesia sebagai pemiliknya Koentjaraningrat, 1987:5.
Menurut Thomas Wareing 2007:223, dalam komunitas sosial, salah satu cara yang paling dasar dalam menentukan identitas dan mempengaruhi
orang lain memandang diri kita adalah melalui bahasa. Adapun sarana linguistik yang dominan digunakan adalah dengan pemberian ‘nama’.
‘Nama’ akan membuat sesuatu menjadi berbeda dari yang lain, karena nama memiliki arti yang penting bagi penyandangnya. Namun sebuah nama dapat
menimbulkan masalah jika tidak cocok dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada dalam masyarakatnya. Orang tidak bisa membentuk sendiri
identitas sosial yang diinginkannya, karena identitas itu terkait dengan cara orang lain memandang dirinya. Karena pentingnya bahasa sebagai sarana
pembentukan identitas, maka bahasa memiliki pengaruh yang besar terhadap kendali sosial. Hubungan antara bahasa dan identitas merupakan hubungan
yang kompleks, karena dipengaruhi oleh faktor individu, sosial, dan politik, yang secara bersama-sama membentuk identitas.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, NKRI telah menempatkan bahasa Indonesia dalam kedudukan dan fungsinya yang sangat penting dan
terhormat, sepadan dengan keberadaan NKRI itu sendiri. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia harus tetap hidup, selama NKRI ini masih merdeka.
Posisi penting bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa telah
ditetapkan melalui Sumpah Pemuda 1928, UUD’45 pasal 36, dan Undang- Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 25, yang menetapkan bahwa 1 Bahasa
Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
7 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa; 2 Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 berfungsi sebagai jatidiri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan
antarbudaya daerah; 3 Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1, berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta
sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
4. Multikulturalisme pada Masyarakat