Pendahuluan Multikulturalisme pada Masyarakat

1 PENGUATAN DIPLOMASI KEBAHASAAN MENUJU SEABAD BAHASA INDONESIA BERMARTABAT Kisyani-Laksono kisyaniunesa.ac.id Abstrak Setelah 85 tahun dikumandangkan sebagai bahasa Nasional, perjalanan bahasa Indonesia mengalami pasang surut. Menuju pada usia seabad bahasa Indonesia pada tahun 2028 nanti, apakah yang dapat dilakukan untuk itu? Tulisan ini mencoba menyajikan berbagai fenomena kebahasaan yang marak akhir-akhir ini beserta beberapa solusi alternatif untuk menguatkan diplomasi kebahasaan. Diplomasi kebahasaan sebenarnya tidak hanya berwujud dalam pembicaraan resmi antarnegara, tetapi dapat juga dimaknai dengan “pengetahuan atau kecakapan dalam hal perhubungan antara negara dan negara yang berwujud pada komunikasi lewat suara atau tulisan.” Aturan kebahasaan sebagai penguat diplomasi sudah disahkan dan digulirkan. Beberapa peringkat bahasa Indonesia di dunia maya membuktikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat layak untuk diperhitungkan menjadi bahasa internasional. Selain itu, komunikasi dalam bahasa Indonesia di dunia maya menjadi salah satu alternatif diplomasi kebahasaan yang layak diperhitungkan mengingat batas negara dan bahasa semakin kabur. Bidang Seni dan Sastra pun perlu diperhitungkan untuk penguatan diplomasi kebahasaan. Akan tetapi, beberapa fakta yang melanggar aturan, seperti pidato resmi, nota kesepahaman, nama dan rambu yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dapat menjadi preseden buruk menuju usia seabad bahasa Indonesia. Pelanggaran terhadap peraturan tampaknya tidak berakibat apa-apa, tidak ada sanksi. Oleh sebab itu, jika bangsa Indonesia punya impian supaya bangsa dan bahasa bermartabat, berbagai langkah untuk mencintai, menghormati, dan menghargai bahasa Indonesia dapat terus diteladankan dan ditumbuhkembangkan untuk mewujudkan impian itu. Semoga langkah menuju seabad bahasa Indonesia bermartabat menjadi langkah yang baik untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat pula.

A. Pendahuluan

Setelah 85 tahun dikumandangkan sebagai bahasa Nasional—terhitung sejak 28 Oktober 1928--perjalanan bahasa Indonesia mengalami masa pasang surut. Dari sisi kekukuhan suatu bahasa, bangsa Indonesia boleh berbangga karena pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia terus dilakukan untuk menguatkan bahasa Indonesia. Bahkan saat ini “Kamus Besar Bahasa Indonesia” edisi keempat 2008 sudah semakin baik biarpun belum dapat dikatakan sempurna. Pemekaran kosakata terus diupayakan untuk mengimbangi perkembangan ilmu dan teknologi. Tata Bahasa nya pun mulai lebih bermakna dan membumi karena dalam pembelajaran disampaikan secara terintegrasi dan komunikatif. Selain itu, aturan-aturan yang mendukung penggunaan bahasa Indonesia juga telah ada dan disahkan. Banyaknya komunikasi di dunia maya yang menggunakan bahasa Indonesia ternyata menjadi dasar penghitungan penggunaan 2 bahasa di dunia maya. Hal itu sedikit banyak mencerminkan eksistensi bahasa Indonesia dalam kancah global. Akan tetapi, dari sisi penerapan dan penggunaan, masih banyak hal-hal yang perlu dicermati dan diperbaiki. Pilihan kata dan pilihan bahasa saat berhadapan dengan pihak asing menjadi persoalan tersendiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi cf. Samuel, 2008. Anggapan masyarakat terhadap pilihan kata atau bahasa yang dianggap lebih modernmaju pun mulai mewarnai. Anggapan masyarakat secara umum bahwa bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa asing dianggap lebih “intelek” perlu dikaji ulang lagi. Apalagi jika hal tersebut terkait dengan diplomasi kebahasaan 1 . Saat ini, batas perhubungan antara negara dan negara menjadi semakin kabur karena komunikasi dan alat transportasi semakin maju. Oleh sebab itu, diplomasi kebahasaan pun meluas, mulai dari bahasa yang digunakan dalam pidato resmi pada pertemuan antarnegara, nota kesepahaman, papan penulisan nama dan rambu-rambu, sampai pada komunikasi di dunia maya, serta seni dan sastra. Semua itu dapat menjadi sarana diplomasi kebahasaan yang memadai. Hanya saja, fenomena yang terjadi akhir- akhir ini perlu dicermati kembali. Menginjak usia 85 tahun bahasa Indonesia, diplomasi kebahasaan—dalam bahasa Indonesia--perlu dicermati lagi dan dikuatkan untuk menapak usia seabad menuju bahasa Indonesia yang bermartabat.

B. Peraturan yang Mendukung