Seni dan Sastra sebagai Diplomasi

6 http:news.okezone.com. Selain itu, wikipedia berbahasa Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia dan peringkat 3 di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin http:www.wikipedia.com. Bahasa Melayu dalam kedudukannyan sebagai bahasa dunia berada pada peringkat ke-7 dengan jumlah penutur sekitar 259 juta. Bahasa Melayu digunakan di Indonesia bahasa Indonesia, Malaysia, Brunei, serta sebagian kecil penduduk Thailand, Singapura, dan Timor Timur. Bahkan sejak Desember 2007 Bahasa Indonesia—yang penuturnya dihitung sebagai penutur bahasa Melayu--telah ditetapkan sebagai bahasa resmi kedua di Vietnam. Urutan pertama s.d. ke-6 untuk penutur terbanyak adalah bahasa Mandarin 1,5 miliar penutur; Inggris 500 juta; Hindi 497 juta, Spanyol 400 juta, Arab 300 juta, Rusia 278 juta. Adapun urutan ke-8 s.d. ke-10 adalah: Portugis 240 juta, Bengali 230 juta, dan Perancis 200 juta ww.asal-usul.com. Akan tetapi, patut dipertimbangkan bahwa penghitungan jumlah penutur ini adalah jumlah penduduk pada negara yang menggunakan bahasa tersebut, bukan didasarkan pada penghitungan nyata terkait dengan bahasa sehari-hari yang digunakan http: www.asal-usul.com ; http:news.kompas.com. Di google translate http:translate.google.com, bahasa Indonesia masuk dalam urutan ke-28. Sekarang ada 72 bahasa di google translate, termasuk bahasa Jawa. Yang perlu diperhatikan adalah kendala bahasa saat ini sudah mulai dapat ditembus—biarpun belum sempurna--dengan berbagai sarana yang tersedia di dunia maya. Upaya penguatan diplomasi kebahasaan lewat dunia maya perlu terus ditingkatkan dan digalakkan dengan lebih saksama. Pengenalan kosakata baru lewat berbagai jejaring sosial dapat lebih diberdayakan karena dunia maya tampaknya akan lebih dominan di masa mendatang. Dunia maya akan menjadi sarana pembelajaran, komunikasi, perdagangan, penyebarluasan informasi yang menjanjikan, dan penguatan diplomasi kebahasaan.

2. Seni dan Sastra sebagai Diplomasi

Dalam bidang seni, ada beberapa lagu Indonesia yang populer di luar negeri dan menjadi sarana diplomasi kebahasaan yang menarik. Lagu “Bengawan Solo” ciptaan Gesang tahun 1940-an dinyanyikan di berbagai negara dengan lirik aslinya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, l agu “Bengawan Solo” juga telah dialihbahasakan ke 7 versi bahasa Inggris dibawakan oleh Mona Fong, penyanyi kelahiran China, penyanyi jazz asal Jepang keturunan Brazil, Lisa Ono dan beberapa penyanyi lainnya. Lagu itu juga telah diterjemahkan dalam bahasa Mandarin dan Jepang. Selain “Bengawan Solo”, ada juga lagu “Nina Bobok” yang dinyanyikan seperti syair aslinya oleh Anneke Gronloh, Wieteke van Dort, Li Xiao Mei dan yang terbaru dinyanyikan dalam versi seriosa oleh Claudia Patacca dan Gerrit Ellen dalam sebuah orkestra di Belanda http:www.youtube.comwatch?v=dhDXScliWQQ . Selain itu, ada juga lagu “Cari Jodoh” dari Wali Band; Lagu “Sephia” dari Sheila on 7; “Tak Bisakah” dan “Di Belakangku” dari Peterpan; “Sempurna” Andra The Backbone; “Hingga Akhir Waktu” dari Nine Ball; “Teman Tapi Mesra TTM” dari Maia Estianty. Lagu-lagu tersebut ada yang dinyanyikan dalam versi asli bahasa Indonesia dan ada juga yang diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa setempat. Melalui lagu, bahasa Indonesia terasa indah, puitis; membawa pendengar pada alam keindahan, kedalaman, romantisme; menggiring imajinasi jauh tinggi melebihi sekadar kata-katanya; serta memperkukuh karakter kecintaan akan bahasa cf. Kisyani- Laksono, 2011b. Lagu-lagu yang dapat menembus batas budaya ini merupakan penguat diplomasi kebahasaan yang patut terus dikembangkan. Secara berkebalikan, lagu dalam bahasa asing yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia secara tidak langsung juga dapat memperkuat diplomasi kebahasaan. Selain lagu, seni kuliner Indonesia yang mendunia juga merupakan sarana diplomasi kebahasaan yang baik karena akan banyak bumbu, cara memasak, dan jenis makanan dalam kosakata bahasa Indonesia yang diperkenalkan dalam kancah internasional. Rasa yang merasuk lewat lidah akan membuat orang penasaran untuk mengetahui dan mengingat nama masakan, bumbu, dan cara memasaknya akan menjadi salah satu alternatif penguat diplomasi kebahasaan. Berbagai kesenian dan budaya Indonesia dengan segala pernik-perniknya yang membawa kosakata bahasa Indonesia juga dapat menjadi alternatif lain untuk penguat diplomasi kebahasaan. Selain seni, beberapa karya sastra Indonesia juga mendunia. Karya yang mendunia ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dalam proses pengalihbahasaan itulah kosakata bahasa Indonesia dapat muncul dan diperkenalkan karena memang tidak semua kosakata dapat dialihpadankan dengan baik. Pengalihbahasaan yang agak rumit adalah pengalihbahasaan puisi karena selain terkait dengan makna, pertimbangan diksi yang cermat, dan rima; masalah nilai rasa budaya 8 yang melingkupi puisi juga harus ikut tergambar.

3. Sikap Negatif