peneliti sehingga secara keseluruhan dari hasil belajar kognitif siswa kelas XI MIA 1 mengalami peningkatan tetapi hasil tersebut
masih belum mencapai target yang diharapkan.
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Observer melakukan observasi dalam setiap
berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dan pada siklus II pertemuan 3 dan pertemuan 4
dengan mengamati kelompok yang berbeda-beda disetiap pertemuan. Observer melakukan observasi dengan mengisi lembar observasi yang
telah disediakan oleh peneliti dan digunakan untuk melihat dan mengamati kegiatan yang dilakukan siswa. Adapun aspek yang
diamati meliputi keaktifan dalam berdiskusi kelompok dan kemampuan memberi pendapat untuk pemecahan masalah dan aktif
dalam diskusi maupun presentasi. Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah psikomotorik pada tabel 4.7, tabel 4.8, dan tabel 4.9,
terlihat hasil persentase mencapai 100 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berikut merupakan perbandingan data hasil observasi
psikomotorik siswa siklus I dan siklus II pada tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik saat Diskusi pada Siklus I
Kelompok Pertemuan
Skor rata-rata
Kategori Persentase
1 2
Kelompok 1 90
100 95
Sangat tinggi Psikomotorik= Kelompok 2
80 80
80 Sangat tinggi
Kelompok 3 100 100
100 Sangat tinggi
Kelompok 4 100
95 97,5
Sangat tinggi Kelompok 5
100 100 100
Sangat tinggi Kelompok 6
95 95
95 Sangat tinggi
Tabel 4.8 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik saat Diskusi pada Siklus II
Kelompok Pertemuan
Skor rata-rata
Kategori Persentase
3 4
Kelompok 1 95
65 80
Sangat tinggi Psikomotorik= Kelompok 2
85 100
92,5 Sangat tinggi
Kelompok 3 95
90 92,5
Sangat tinggi Kelompok 4
100 95
97,5 Sangat tinggi
Kelompok 5 100
90 95
Sangat tinggi Kelompok 6
100 100 100
Sangat tinggi Tabel 4.9 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik saat Presentasi
Pertemuan Kel. Observer
Skor rata-
rata Kategori
Persentase 1
2 3
1 1
84 92
92 89,33
Sangat tinggi
Psikomotorik =
2 92
100 92
94,67 Sangat
tinggi 2
3 96
100 92
96 Sangat
tinggi 3
4 96
100 96
97,33 Sangat
tinggi 5
88 100
96 94,67
Sangat tinggi
4 6
84 100
96 93,33
Sangat tinggi
C. PEMBAHASAN
1. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan salah satu strategi kognitif dalam pemecahan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola yang
lebih tinggi Surya, 2015. Mengukur kemampuan berpikir kritis diperoleh menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh
peneliti. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati aspek- aspek dalam kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir
kritis pada penelitian kali ini mencakup aspek akurasi dan kelayakan informasi serta alur penalaran. Pada penelitian ini siswa diminta
bagaimana dapat memahami dan menganalisis sebuah topik yang diajarkan serta mencari dan menentukan informasi yang relevan
terhadap topik tersebut sehingga dalam proses pembelajaran siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu dan dapat menyampaikan pendapat
sesuai dengan fakta yang diperoleh. Selain itu mengukur kemampuan berpikir kritis dilakukan dalam setiap proses pembelajaran siklus I
pertemuan 1 dan pertemuan 2 dan siklus II pertemuan 3 dan pertemuan 4.
Berdasarkan hasil perhitungan persentase pada kemampuan berpikir kritis siklus I dan siklus II mendapatkan hasil 100 yang
termasuk dalam kategori sangat kritis seperti yang terlihat pada gambar 4.7. Hasil 100 tersebut sesuai dengan hasil yang diharapkan
dan menunjukan adanya ketercapaian target oleh peneliti. Namun jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilihat dari rata-rata setiap kelompok yang diamati pada siklus I dan siklus II terdapat kelompok yang memiliki rata-rata di bawah
kelompok lainnya. Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 terlihat bahwa kelompok 1 memperoleh rata-rata 84,44, pada siklus II memperoleh
rata-rata 83,33. Hasil tersebut berada di bawah rata-rata kelompok lainnya dalam hal ini dapat dikatakan kelompok tersebut masih
memiliki kelemahan dalam penilaian kemampuan berpikir kritis yang dilakukan oleh observer, hal ini bisa saja disebabkan dalam kelompok
tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam pengetahuan dan pemahaman untuk mengkritisi sebuah permasalahan
sehingga ketika berdiskusi maupun presentasi siswa tersebut terlihat kesulitan dan kurang mampu untuk menyampaikan pendapatnya
kepada siswa lainnya. Kemudian selain itu hal yang mempengaruhi bisa saja disebabkan dalam kelompok tersebut kurang mampu untuk
menggali dan menunjukan pemahaman yang mendalam seperti merumuskan masalah, menemukan informasi yang sesuai dengan topik
yang disajikan dan mengkaitkan informasi dengan permasalahan yang ada sehingga hal tersebut tentu mempengaruhi kemampuan berpikir
kritis siswa. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis bisa saja dilihat dalam kelompok lainnya lebih
didominasi siswa yang memiliki kemampuan pemahaman yang cukup tinggi sehingga ketika diberikan sebuah topik hampir semua siswa
dalam kelompok tersebut dapat menanggapi dan mengkritisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan yang disajikan. Selain itu bisa juga dilihat dari proses pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa
ketika intensitas belajar lebih banyak maka kemungkinan kemampuan berpikir kritis siswa juga tinggi karena dilakukan berulang-ulang
sehingga siswa pun memiliki intensitas belajar yang lebih lama dan kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat meningkat.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa dapat mencapai kategori kemampuan berpikir sangat kritis
walaupun jika dilihat dari aspek kemampuan berpikir kritis dalam kelompok masih
terdapat siswa yang memiliki kemampuan rendah dibandingkan dengan siswa dalam kelompok lainnya. Sehingga dengan adanya
pencapaian kategori kemampuan berpikir sangat kritis dapat dikatakan hasil tersebut sesuai dengan target yang diharapkan dan dapat dilihat
pada siklus I dan siklus II yang memperoleh hasil hingga 100. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 4.6 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
20 40
60 80
100 120
Siklus I Siklus II
P er
sen tase
Siklus
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa