Berpikir Kritis Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi sistem pertahanan tubuh

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor Rusmono, 2012. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindakan lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dikemukakan oleh Wasliman dalam Susanto 2013 yakni hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat Wasliman dalam Susanto, 2013 Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu : a. Cognitive Domain kawasan kognitif Keenam kategori atau taksonomi ini kemudian disempurnakan oleh Lorin Anderson Krathwohl dengan istilah serta urutan sebagai berikut: remembering mengingat, understanding memahami, applying menerapkan, analyzing menganalisis, mengurai, evaluating menilai, dan creating menciptakan. 1 Mengingat: Merupakan kompetensi yang paling mendasar dalam ranah kognitif. Kompetensi ini berada atau lebih rendah di bawah kompetensi memahami. Kompetensi mengingat ditandai oleh aktivitas peserta didik yang bersifat hafalan. 2 Memahami: Kompetensi memahami dapat juga disebut dengan istilah mengerti. Kompetensi ini ditandai oleh kemampuan peserta didik untuk mengerti akan suatu konsep, rumus ataupun fakta-fakta untuk kemudian menafsirkan dan menyatakannya kembali dengan kata-kata sendiri. 3 Menerapkan, Mengaplikasi: Merupakan kemampuan melakukan atau mengembangkan sesuatu sebagai wujud dari pemahaman konsep tertentu. 4 Menganalisis: Merupakan kemampuan memisahkan suatu fakta atau konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. 5 Mengevaluasi: Merupakan kemampuan di dalam menunjukkan kelebihan dan kelemahan sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu. Termasuk ke dalam kemampuan ini adalah pemberian tanggapan, kritik, dan saran. 6 Menciptakan: Merupakan kompetensi kognitif paling tinggi, sebagi perpaduan sekaligus pemuncak dari kompetensi-kompetensi lainnya. Menciptakan merupakan kemampuan ideal yang seharusnya dimiliki oleh seorang peserta didik setelah mempelajari kompetensi tertentu Krathwohl dalam Kosasih, 2014. Pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai berikut. 1 Fakta factual knowledge: berisi unsur- unsur dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan suatu mata pelajaran tertentu atau untuk memecahkan masalah suatu masalah tertentu low level abstraction 2 Konsep conceptual knowledge: meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif 3 Prosedur procedural knowledge: pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, biasanya berupa seperangkat urutan atau langkah- langkah yang harus diikuti 4 Metakognitif metacognitive knowledge: pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseorang. b. Affective Domain kawasan afektif Perilaku yang dimunculkan sesorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. Kawasan afektif menurut Krathwohl, Bloom dan Masia dalam Siregar dan Nara 2010, meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi dalam lima jenjang tujuan, yaitu sebagai berikut. 1 Penerima receiving: meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu yang diperlukan 2 Pemberian respons responding: meliputi sikap ingin merespons terhadap sistem, puas dalam memberi respons, misalnya bersikap jujur dalam setiap tindakannya 3 Pemberian nilai atau penghargaan valuing: penilaian meliputi penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan memberi komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu, misalnya jika seseorang telah menerima sikap jujur, ia akan selalu komit dengan kejujuran, menghargai orang-orang yang bersikap jujur dan ia juga berperilaku jujur 4 Pengorganisasian organization: meliputi memilah dan menghimpun sistem nilai yang akan digunakan, misalnya berperilaku jujur ternyata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berhubungan dengan nilai-nilai yang lain seperti kedisiplinan, kemandirian, keterbukaan dan lain-lain 5 Karakterisasi characterization: karakteristik meliputi perilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikannya, misalnya karakter dan gaya hidup seseorang, sehingga ia dikenal sebagai pribadi yang jujur, keteraturan pribadi, sosial dan emosi seseorang sehingga dikenal sebagai orang yang bijaksana. c. Psychomotor Domain kawasan psikomotor Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh, antaralain seperti berlari, melompat, melempar, berputar, memukul, menendang dan lain-lain. Dave mengemukakan lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor, kelima jenjang tujuan tersebut adalah sebagai berikut. 1 Meniru: kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespons 2 Menerapkan: kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain 3 Memantapkan: kemampuan memberikan respons yang terkoreksi atau respons dengan kesalahan-kesalahan terbatas atau minimal 4 Merangkai: koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat