kritis yang amati oleh observer terhadap siswa meliputi akurasi dan kelayakan informasi serta alur penalaran.
Menguji
Setiap akhir pertemuan dilakukan evaluasi. Masing-masing soal evaluasi yang diberikan tersebut merupakan soal
uraian yang berjumlah 5 butir soal dan dikerjakan dalam waktu 30 menit. Evaluasi dilakukan untuk mengukur hasil
belajar ranah kognitif siswa setelah dilakukan tindakan. Nilai hasil belajar siklus II dihitung dari rata-rata evaluasi
pertemuan 3 dan pertemuan 4.
c. Refleksi
Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 dan pertemuan 4 peneliti merasa sudah cukup dapat mengakrabkan diri
dengan siswa dan peneliti juga sudah mulai dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa dengan melihat seringnya siswa
tersebut bertanya dan memberi tanggapan ketika peneliti sedang menjelaskan materi, selain itu peneliti juga merasa sudah mendapatkan
perhatian dari siswa misalnya saat peneliti menampilkan gambar didepan kelas terlihat siswa mulai memberikan respon terhadap apa
yang disajikan oleh peneliti dan jika dilihat dari keseriusan misalnya dalam mengerjakan soal evaluasi siswa terlihat sudah mulai serius dan
memperlihatkan suasana tenang saat mengerjakan. Kemudian berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 3 dan pertemuan 4 selama
proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sudah cukup baik hanya saja perlu dikembangkan lagi
misalnya dalam pembelajaran akan menjadi lebih baik apabila mengaplikasikan pembelajaran tersebut dengan games ataupun
membuat media gambar agar siswa menjadi lebih tertarik dalam setiap mengikuti kegiatan pembelajaran.
B. ANALISIS DATA
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data siswa yang mengikuti seluruh kegiatan, sehingga
apabila ada siswa yang tidak mengikuti seluruh kegiatan karena ijin dan sakit maka data tidak dipakai. Oleh sebab itu dari jumlah keseluruhan
siswa yakni 27 hanya 20 siswa yang digunakan dalam menganalisis data
penelitian ini. 1.
Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis ditentukan dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati
aspek-aspek yang terdapat pada kemampuan berpikir kritis dimana siswa dapat menganalisis topik yang disajikan, menggali informasi
yang tepat dan dapat menyampaikan pendapatnya. Aspek yang diamati meliputi akurasi dan kelayakan informasi serta alur penalaran.
Mengukur kemampuan
berpikir kritis
dilakukan disetiap
berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dan siklus II pertemuan 3 dan 4.
Berdasarkan analisis data kemampuan berpikir kritis seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 terdapat kelompok yang memiliki
rata-rata di bawah kelompok lainnya yakni kelompok 1 yang memperoleh rata-rata 84,44 dan pada siklus II memperoleh rata-rata
83,33. Kemudian jika dilihat dari hasil perhitungan persentase siklus I dan siklus II mendapatkan hasil 100 sehingga termasuk dalam
kategori sangat kritis. Hasil yang diperoleh ini menunjukan bahwa tercapainya target oleh peneliti yaitu melebihi 75.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
Kelompok Pertemuan
Skor rata-rata
Kategori Persentase
1 2
Kelompok 1 88,89
80 84,44
Sangat kritis
Berpikir kritis =
Kelompok 2 86,67 97,78
92,22 Sangat
kritis Kelompok 3
97,78 100
98,89 Sangat
kritis Kelompok 4
95,56 91,11 93,33
Sangat kritis
Kelompok 5 97,78 97,78
97,78 Sangat
kritis Kelompok 6
91,11 88,89 90
Sangat kritis
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
Kelompok Pertemuan
Skor rata-rata
Kategori Persentase
3 4
Kelompok 1 88,89 77,78
83,33 Sangat
kritis Berpikir kritis
= Kelompok 2
97,78 97,78 97,78
Sangat kritis
Kelompok 3 100
97,78 98,89
Sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kritis Kelompok 4
97,78 93,33 95,55
Sangat kritis
Kelompok 5 97,78 95,56
96,67 Sangat
kritis Kelompok 6
91,11 80
85,55 Sangat
kritis
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar ranah kognitif pada siklus I dan siklus II diperoleh dari evaluasi setiap pertemuan. Sehingga hasil belajar setiap siklus
final dihitung rata-rata dari hasil pertemuan 1 dan pertemuan 2 atau pertemuan 3 dan pertemuan 4. Berikut merupakan perolehan hasil
belajar ranah kognitif siswa: a
Siklus I Hasil belajar siklus I diperoleh dari evaluasi pertemuan 1
dan pertemuan 2. Nilai hasil belajar siklus I dihitung dari rata-rata evaluasi pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada siklus I siswa
mengerjakan soal evaluasi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa memahami materi yang diajarkan
yakni mengenai sistem pertahanan tubuh. Berikut data yang digunakan dalam menganalisis hasil belajar kognitif siklus I dapat
dilihat pada tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Skor Siswa Siklus I
No. Inisial
Siklus I Rata-
rata Keterangan
1 2
1. A
40 70
55 Tidak tuntas
2. B
40 70
55 Tidak tuntas
3. C
50 50
50 Tidak tuntas
4. D
40 90
65 Tidak tuntas
5. E
60 90
75 Tuntas
6. F
60 50
55 Tidak tuntas
7. G
70 60
65 Tidak tuntas
8. H
50 70
60 Tidak tuntas
9. I
20 50
35 Tidak tuntas
10. J
50 90
70 Tidak tuntas
11. K
40 60
50 Tidak tuntas
12. L
60 60
60 Tidak tuntas
13. M
40 70
55 Tidak tuntas
14. N
60 60
60 Tidak tuntas
15. O
70 40
55 Tidak tuntas
16. P
80 80
80 Tuntas
17. Q
40 90
65 Tidak tuntas
18. R
50 80
65 Tidak tuntas
19. S
70 90
80 Tuntas
20. T
30 70
50 Tidak tuntas
Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I
No. Kriteria
Skor
1. Nilai siswa terendah
35 2.
Nilai siswa tertinggi 80
3. Jumlah siswa yang tidak mencapai
KKM 75 17 85
4. Jumlah siswa yang mencapai KKM
75 3 15
5. Rata-rata
60,25
Berdasarkan analisis data kelas XI MIA 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta seperti yang terlihat pada tabel 4.3 terdapat 2 siswa
yang memperoleh nilai tertinggi yakni 80 dan terdapat 1 siswa yang memperoleh 75. Tetapi jumlah siswa yang tidak tuntas 17