57
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara sengaja purposive di KPH Ngawi, KPH Saradan dan KPH Lawu Ds, dengan berbagai alasan. KPH Ngawi Agri-Silvikultur
kedelai, Ketela, KPH Saradan Agri-Silvikultur Jagung, Ketela dan KPH Lawu Ds. Agri-Silvikultur Jagung, Ketela. Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh
informasi a areal perkembangan Agri-Silvikultur cukup dinamis dengan trend positif b Komitmen Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan
komoditas alternative selain tanaman pangan jagung,ketela, empon-empon cukup tinggi. 3 KPH Ngawi, KPH Saradan dan KPH Lawu Ds merupakan sentra
pengembangan Agri-Silvikultur di Kabupaten Ngawi.
4.3. Penentuan Sampel
Penentuan sample petani penanam Agri-Silvikultur dilakukan secara sengaja purposive terhadap 3 kelompok pesanggem = 10 petani pesanggem tiap
kelompok. Artinya pesanggem yang ada pada kelompok petani Agri-Silvikultur dijadikan responden penelitian. Tahapan penentuan sampel dilakukan sebagai
berikut: Pertama kali di survey seluruh pesanggem yang ada di KPH Ngawi, KPH Lawu Ds., KPH Saradan. Kemudian dilakukan seleksi terhadap pesanggem yang
aktif menanam dengan pola Agri-Silvikultur . Kemudian dicatat berapa luas usahataninya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
58
4.4.Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam adalah data primer yang diambil dari Pesanggem maupun data sekunder pengumpulan
dilakukan dengan cara : a.
Wawancara Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dengan melakukan wawancara
secara langsung kepada responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dan pengamatan langsung di lapangan sambil melakukan
wawancara dengan responden yang telah ditentukan. b.
Observasi dan pencatatan Metode ini dilakukan untuk memperoleh data pendahuluan mengenai
keadaan daerah yang akan diteliti dengan melakukan survei langsung ke lokasi penelitian
Data diambil dengan cara observasi yaitu dengan mengamati secara diam- diam kegiatan pesanggem dalam melakukan usahataninya. Data yang diperoleh
dari wawancara dilakukan dengan 2 cara yaitu, melakukan beberapa pertanyaan maupun diskusi dengan pesanggem dan forum group discusion yang dilakukan
secara indepth interview maupun dilakukan dengan pembuatan kuesioner atau daftar isian yang diberikan kepada pesanggem. Data sekunder dilakukan dengan
cara kajian studi pustaka,baik di Pemerintah Kecamatan, Kabupaten, BPS, lembaga penelitian dan sebagainya. Data mencakup data kwalitatif maupun
kuantitatif. Studi dokumentasi juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai institusi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
59
Data sekunder yaitu : data yang diperoleh dari KPH Ngawi, KPH Saradan dan KPH Lawu Ds. Data yang digunakan antara lain kegiatan-kegiatan
pelaksanaan kegiatan Agri-Silvikultur yang dilaksanakan oleh Pesanggem, luas pengelolaan program serta perencanaan dan realisasi dari program social forestry
yang sudah berjalan dalam 5 tahun terakhir yaitu kurun waktu tahun 2005 – 2009 serta beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan program social
forestry. Untuk mengungkap informasi lebih detail informasi juga diperoleh dari
unsur stakeholders diantaranya pelaku agribisnis. Pihak bank BRI ,Koperasi, Kepala Desa maupun camat setempat serta aparatur dari Dinas Kehutanan
setempat. Ini dimaksudkan agar diperoleh data yang lebih konprehensif tentang kekuatan – kelemahan, peluang –serta ancaman dari bisnis Agri-Silvikultur
dimaksud.
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel