Kebijakan Pemerintah Dalam Kehutanan

24 1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan kayu ilegal, 2. Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan, 3. Rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam, 4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan, serta 5. Pemantapan kawasan hutan, pembangunan kehutanan juga harus didasarkan pada Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu.

2.2.2. Kebijakan Pemerintah Dalam Kehutanan

Arah pembangunan kehutanan sebagaimana diatur dalam GBHN 1999- 2004, yaitu: 1 Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi, 2 Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan, 3 Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam. Pelaksanaan pengelolaan dilakukan secara selektif dan selaras dengan pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga. 4 Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, 5 Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan sumber Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 25 daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Adapun arah pembangunan kehutanan berdasarkan UU No. 411999 yaitu: 1 Sebagai amanah hutan harus diurus dan dimanfaatkan dengan akhlak mulia, sehingga benar-benar bermanfaat bagi hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia; 2 Penguasan hutan oleh negara tersebut memberi wewenang kepada negara untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan , hasil hutan serta mengatur perbuatan hukum mengenai hutan; 3 Diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat baik untuk masa kini dan masa yang akan datang secara menyeluruh, berkeadilan dan berkelanjutan dengan menjamin keberadaan dan fungsi hutan, memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang; 4 Penyelenggaraan pembangunan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan yang diselenggarakan melalui perencanaan, pengelolaan, penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, penyuluhan kehutanan serta pengawasan. Secara historis, manusia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hutan. Pada waktu masih hidup sebagai pengumpul bahan makanan alami dan berburu, manusia umumnya tinggal di dalam hutan. Setelah ilmu bercocok tanam dan beternak mulai berkembang, manusia masih tetap membutuhkan hutan secara langsung sebagai sumber berbagai macam keperluan, khususnya kayu untuk kontruksi bangunan, alat-alat pertanian dan bahan bakar, tetapi ada diantara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 26 mereka yang rumah tempat tinggalnya terletak jauh dari hutan. Memasuki era kehidupan modern, manusia masih tetap memerlukan jasa dari hutan tetapi cara memperolehnya lewat peranan kelompok lain yaitu para pedagang. Dengan demikian hubungan manusia modern dengan hutan bersifat tidak langsung dan sehari-harinya amat jarang diantara mereka yang melihat atau masuk hutan. Khususnya di negara-negara maju, bentuk pengusahaan hutan yang pernah dilakukan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: penebangan kayu, pengelolaan hutan tanaman, pengelolaan sumberdaya hutan, dan untuk masa yang akan datang adalah pengelolaan ekosistem hutan. Penebangan kayu dan pengelolaan hutan tanaman tergolong strategi kehutanan konvensional, sedangkan pengelolaan sumberdaya hutan dan pengelolaan ekosistem hutan termasuk dalam strategi kehutanan sosial. Perbedaan pokok antara dua strategi pengelolaan hutan tersebut terletak pada tujuan pengelolaan dan sistem perencanaan yang digunakan, dengan segala konsekuensi dan implikasinya. Pengelolaan hutan berarti pemanfaatan fungsi hutan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara maksimal. Pada waktu masyarakat manusia belum mengenal hubungan komersial secara luas, hutan hanya dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengambil bahan makanan, nabati maupun hewani, atau tempat mengambil kayu untuk membuat rumah tempat tinggal dan untuk sumber energi. Hutan juga sering ditebang untuk memperluas tempat pemukiman, lahan pertanian atau mengamankan wilayah dari gangguan binatang buas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 27

2.2.3. Pengelolaan Hutan Saat Ini