56
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif descriptive research. Ini dimaksudkan karena penelitian ini ditujukan untuk
melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai fenomena perkembangan Agri- Silvikultur di Kabupaten Ngawi. Langkah yang dilakukan adalah dengan
mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah Agri- Silvikultur . Jadi penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan
antar variable yang ada. Juga tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variable bebas sehingga menyebabkan sesuatu gejala atau fenomena
social. Oleh karenanya, pada penelitian deskriptif ini tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis yang umumnya dilakukan pada rancangan
penelitian ekplanasi. Ini juga berarti penelitian ini tidak ditujukan untuk membangun dan mengembangkan teori. Pengolahan dan analisis data juga
dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitiannya hanyalah berupa deskripsi variable tertentu dengan menyajikan frekwensi, angka rata-rata atau kualifikasi
lainnya untuk masing-masing kategori suatu variable. Sanafiyah Faisal, l995 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
57
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara sengaja purposive di KPH Ngawi, KPH Saradan dan KPH Lawu Ds, dengan berbagai alasan. KPH Ngawi Agri-Silvikultur
kedelai, Ketela, KPH Saradan Agri-Silvikultur Jagung, Ketela dan KPH Lawu Ds. Agri-Silvikultur Jagung, Ketela. Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh
informasi a areal perkembangan Agri-Silvikultur cukup dinamis dengan trend positif b Komitmen Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan
komoditas alternative selain tanaman pangan jagung,ketela, empon-empon cukup tinggi. 3 KPH Ngawi, KPH Saradan dan KPH Lawu Ds merupakan sentra
pengembangan Agri-Silvikultur di Kabupaten Ngawi.
4.3. Penentuan Sampel