Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

13 kuat, mengetahui kekuatan dan kelemahan sendiri, mandiri dan percaya diri, ia pantas memperoleh penghargaan hidup dari dunia nyata, mantap secara emosional, dapat bekerja efektif walaupun dalam tekanan, dapat bekerja dari pengalaman, mempunyai ambisi yang sehat. e. Dapat bergaul dengan efektif Kemampuan untuk memantapkan hubungan antar pribadi yang positif adalah asset yang dapat meningkatkan produktivitas. Pengamatan yang khas adalah mempergunakan kecerdasan sosial, pribadi yang menyenangkan, berkomunikasi yang efektif, bekerja produktif serta memperagakan sikap yang positif dan antusias.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Beberapa ahli mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, antara lain menurut Ilyas 2000, faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain adalah: a. Faktor lingkungan, antara lain ekonomi, sosial budaya, hukum dan politik b. Faktor personel, meliputi motivasi, tujuan, kemampuan, moral pendidikan, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan. c. Faktor oganisasi, meliputi struktur, teknologi, dan iklim kerja, d. Faktor manajerial, meliputi komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, motivasi, tujuan, penentuan dan penggunaan sumber daya. Universitas Sumatera Utara 14 Sedangkan menurut Budiono 2003:265, produktivitas dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berada dalam diri tenaga kerja maupun diluar diri tenaga kerja itu sendiri. Didalam diri tenaga kerja antara lain sikap mental, motivasi, disiplin dan etos kerja. Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas yaitu pendidikan, ketrampilan dan kemampuan, sistem manajemen, teknologi yang digunakan, sarana produksi, iklim lingkungan kerja, kesehatan dan gizi kerja, jaminan sosial. Wignjosoebroto 2003:9 mengungkapkan bahwa pada hakikatnya produktivitas kerja akan banyak ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu: a. Faktor teknis, yaitu faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih efektif dan efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis. b. Faktor manusia, yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Ada dua hal pokok yang menentukan, yaitu kemampuan kerja dari pekerja tersebut dan yang lain adalah motivasi kerja yang merupakan pendorong ke arah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja atas seseorang. Rafianto 1985, mengemukakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun faktor-faktor lain, seperti : a. Tingkat pendidikan dan ketrampilan, karena pada dasarnya pendidikan dan latihan meningkatkan ketrampilan kerja. Universitas Sumatera Utara 15 b. Kemampuan fisik, yang mempengaruhi hasil kerjanya yang dipengaruhi oleh faktor gizi dan kesehatan dimana faktor gizi dan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat penghasilan. c. Penggunaan sarana dan prasarana produksi, termasuk alat-alat yang digunakan manual, semi manual, mesin, teknologi, lingkungan kerja. d. Kemampuan manajerial menggerakkan dan mengarahkan tenaga kerja dan sumber-sumber lain. e. Kesempatan yang diberikan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diatas dapat disimpulkan bahwa Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor dan tiap-tiap faktor adalah saling mempengaruhi peningkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.1.4 Dasar-Dasar yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja Individu Menurut Robbins 1998 mengemukakan bahwa karakteristik biografi atau karakteristik pribadi merupakan dasar-dasar yang berhubungan dengan produktivitas kerja individu. Karakteristik ini terdiri dari umur, jenis kelamin dan masa kerja. a. Umur Umur merupakan salah satu faktor personel yang mempengaruhi produktivitas kerja Ilyas, 2002. Ada suatu keyakinan bahwa produktivitas akan merosot dengan makin tuanya seseorang Robbins, 1998. Hal ini sering dikaitkan dengan ketrampilan seorang individu khususnya kecepatan, kecekatan, Universitas Sumatera Utara 16 kekuatan dan koordinasi akan menurun seiring dengan berjalannya waktu. Hasil penelitian Simanjutak, 1985 dalam Robbins, 1998 mengemukakan bahwa prestasi kerja meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia, lalu menurun menjelang tua dan tingat produktivitas tertinggi pada usia 35-39 tahun. Selain itu kebosanan dalam bekerja yang monoton dan berlarut serta kurangnya rangsangan intelektual akan dapat berkontribusi terhadap berkurangnya produktivitas. Menurut Siagian 2000, faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kedewasaan usia, dengan semakin meningkatnya usia seseorang, kedewasaan teknis dan psikologis semakin meningkat serta semakin mampu mengambil keputusan dengan bijaksana. Ranfte dalam Timpe 2000, mengemukakan bahwa pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten dan seseorang dikatakan dewasa bila mempunyai integritas tinggi, yaitu mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat, mengetahui kekuatan dan kelemahan sendiri, mandiri dan percaya diri, mantap secara emosi, dapat belajar dari pengalaman serta mempunyai ambisi yang sehat. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa dewasa merupakan salah satu ciri individu yang produktif. b. Jenis Kelamin Secara konsisten tidak ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetisi, motivasi dan kemampuan belajar. Beberapa riset mengenai tingkat ketidakhadiran mengatakan bahwa perempuan lebih tinggi Universitas Sumatera Utara 17 dari pada laki-laki. Hal ini ada kaitannya dengan peran perempuan dalam tanggung jawab keluarga dan perawatan anak serta sebagai pencari nafkah sekunder Robbins, 1998. c. Masa Kerja Robbins 1998, berpendapat bahwa senioritas bukan merupakan peramal yang baik untuk produktivitas. Beberapa penelitian terhadap hubungan senioritas dengan produktivitas menunjukan tidak ada bukti yang kuat bahwa orang-orang yang telah lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif dari pada yang senioritasnya lebih rendah. Akan tetapi masa kerja akan mempengaruhi pegalaman seseorang, semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman sehingga produktivitas kerja dapat meningkat Siagian, 2001. Pandapat lain dari Asad 1987, mengemukakan bahwa pegalaman kerja seseorang akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Lebih lanjut Simanjutak 1985, mengemukakan bahwa seseorang yang baru bekerja, belum mengenal dan meghayati pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan masa kerja seseorang yang terlalu lama dalam suatu organisasi, akan merasa jenuh dalam bekerja sehingga terjadi penurunan kreativitas karena tidak adanya tantangan dalam pekerjaannya. 2.1.1.5 Cara Meningkatkan Produktivitas Berikut beberapa cara untuk menyiasati meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja karyawan. Siagian 2002, memberikan rumusan faktor-faktor peningkatan produktivitas kerja antara lain adalah : Universitas Sumatera Utara 18 a. Melakukan perbaikan secara terus menerus. Suatu organisasi dituntut secara terus-menerus untuk melakukan perubahan-perubahan, baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal contohnya adalah perubahan strategi organisasi, perubahan kebijakan tentang produk, perubahan pemanfaatan teknologi dan perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkannya perundang-undangan baru oleh pemerintah. Perubahan eksternal, meliputi perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat acak, perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok, perubahan yang terjadi dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di masyarakat dan perubahan yang terjadi secara cepat, menyeluruh dan terus-menerus. b. Peningkatan mutu hasil pekerjaan. Peningkatan mutu hasil pekerjaan dilaksanakan oleh semua komponen dalam organisasi. Bagi manajemen, misalnya, perumusan strategi, penentuan kebijakan, dan proses pengambilan keputusan. Pada kegiatan organisasi yaitu mutu laporan, mutu dokumen, mutu penyelenggaraan rapat, dan lain-lain. c. Pemberdayaan sumberdaya manusia. Memberdayakan sumber daya manusia mengandung kiat untuk: 1 mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang beraneka ragam; 2 manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan melanggar Universitas Sumatera Utara 19 hak tersebut. Hak-hak tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak memperoleh pekerjaan yang layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak mendapat perlindungan; 3 penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan mengikutsertakan para anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. d. Kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan. Kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lain ventilasi yang baik, penerangan yang cukup, tata ruang rapi dan perabot tersusun baik, lingkungan kerja yang bersih dan lingkungan kerja vang bebas dari polusi udara. e. Umpan balik. Pelaksanaan tugas dan karier karyawan tidak dapat dipisahkan dari penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional, baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang. Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seseorang harus dikenakan sangsi disiplin, status berat-ringannya disesuaikan dengan jenis pelanggarannya. Tague dalam Timpe 2000, mengatakan bahwa kelambatan pertumbuhan produktivitas disebabkan oleh suatu kegagalan moral organisasi dan merupakan cerminan dari bagaimana cara manajer dan para pekerja memandang organisasi mereka. Organisasi-organisasi yang berbagi tanggung jawab secara terbuka dan Universitas Sumatera Utara 20 jujur menuntun industri mereka ke dalam kualitas dan produktivitas. Dari berbagai faktor diatas dapat disimpulkan bahwa Produktivitas kerja karyawan yang tinggi adalah idaman setiap manager. Tetapi bukan hal mudah meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Menuntut terus menerus karyawan tanpa melihat kondisi mereka bukanlah hal bijaksana, malah dapat membuat karyawan patah semangat atau kondisi fisiknya menurun. Untuk itu, diperlukan adanya pembinaan dan ditumbuhkan kesadaran yang tinggi agar mereka dengan penuh kesadaran bekerja dengan optimal sesuai tujuan organisasi Hamid, 2003. 2.1.1.6 Pengukuran Produktivitas Menurut Atmoseputro 2001, untuk mengukur produktivitas dapat dilakukan dengan mengukur performance dari setiap situasi yang menggambarkan produktivitas, yaitu lebih memusatkan pada hasil akhir daripada kegiatan-kegiatan proses dan berpikir pada perbandingan dari kenyataan terhadap yang seharusnya. Illyas 1999, mengemukakan pengukuran produktivitas dengan dua cara yaitu physical producti dan Value productivity. Pengukuran physical productivity adalah pengukuran produktivitas secara kuantitatif dengan unit pengukuran berupa ukuran atau size, panjang, jumlah, unit, berat, waktu dan jumlah sumber daya manusia. Value productivity adalah pengukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang sebagai tolak ukur sehinggga tingkat produktivitas dikonversi kebentuk rupiah. Hamid 2003, menyatakan bahwa proses pengukuran produktivitas kerja dapat diukur secara objektif melalui tahap-tahap, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 21 a. Tujuan dari pengukuran kemujaraban atau efficacy kemampuan akademis, tingkat pencapaian akademis, pendidikan berkelanjutan, perkembangan ketrampilan. b. Tujuan dari pengukuran efektifitas kemampuan dalam melakukan prosedur, ketepatan memprioritaskan aktifitas, penampilan kerja secara professional dan sesuai dengan standar yang ada, memberikan informasi yang jelas dan tepat pada orang lain, mampu bekerja sama dengan orang lain. c. Tujuan dari pengukuran efisiensi sikap, yang cakap, tanggap, ketelitian, dapat beradaptasi dan secara ekonomi dapat melakukan penghematan Sedangkan menurut Umar 1998, produktivitas memiliki 2 dimensi yaitu dimensi efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu, efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dari berbagai cara pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa Pengukuran produktivitas kerja mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam- macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda. Tetapi secara sederhana produktivitas dapat diukur dari efektifitas dan efisiensi dalam menerapkan pengetahuannya. Universitas Sumatera Utara 22

2.1.1.7 Konsep Produktivitas Dalam Manajemen Keperawatan