Pengukuran Disiplin Kerja Etos Kerja

47 2 Peringatan tertulis Tindakan ini ditempuh, jika prestasi atau perilaku tidak membaik, setelah diberikan teguran secara lisan. Disini kembali diberikan penegasan mengenai pokok-pokok permasalahan, yang dikaitkan dengan peraturan- peraturan yang dicapai dan mengingatkan karyawan, tentang teguran lisan yang telah diberikan. Teguran tertulis dalam bentuk surat dan jika tidak ada perbaikan juga, maka diberikan batas waktu, yang diharapkan untuk melakukan suatu tindakan perbaikan Handoko, 2001. 3 Peringatan terakhir Tindakan ini diambil, jika surat teguran atau peringatan tertulis tidak berhasil dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam surat ini menyatakan akibat yang akan timbul, jika masalahnya berkelanjutan dan memberikan peringatan tindaan-tindakan disiplin yang akan diambil, seperti penurunan jabatan atau bahkan pemecatan, bila masalahnya tidak bisa diatasi.

2.1.4.6 Pengukuran Disiplin Kerja

Menurut Unarujan 1992, menyatakan pengukuran disiplin kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala likert yang akan mengukur persepsi perawat terhadap kebijakan, peraturan prosedur yang ditetapkan tentang disiplin kerja. Sedangkan budaya disiplin kerja diukur dengan menggunakan. Formulir kuesioner dengan sumber data. Disiplin terhadap kebijakan peraturan dan prosedur yang akan diukur adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 48 a. Ketentuan jam kerja, yaitu pekerja datang ketempat kerja tepat waktu dan pulang juga tepat waktu. b. Ketentuan kehadiran 1 member kabar bila tidak masuk, 2 mengisi daftar hadir segera setelah tiba di tempat kerja dan setelah selesai bekerjaselesai jam kerja. c. Ketentuan tentang tata tertib yaitu 1 tidak mangkir masuk kerja tetapi tidak melaksanakan tugas, 2 menggunakan atribut lengkap, 3 Tidak menggunkan sarana dan fasilitas rumah sakit untuk kepentingan pribadi, 4 meminta ijin kepada atasan bila meninggalkan pekerjaan, 5 menjaga ketentraman ditempat kerja rukun. Ukuran ini selalu di terapkan dalam pekerjaan sehari-hari sehingga hal ini akan menjadi kebiasaan kerja yang baik. Karyawan yang dilatih dalam kebiasaan yang baik akan menjadi karyawan yang punya disiplin baik pula. 2.1.4.7 Indikator-indikator Kedisiplinan Ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya Hasibuan, 2002 : a. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus seuai dengan kemampuan karyawaan bersangkutan agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Universitas Sumatera Utara 49 b. Kepemimpinan Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. c. Balas Jasa Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekrjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. d. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. e. Waskat Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. f. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai Universitas Sumatera Utara 50 dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. g. Sanksi Sanksi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyaan akn berkurang.

2.1.4.8 Pelaksanaan dan Penetapan Disiplin Kerja