Kerangka berfikir TINJAUAN PUSTAKA

46 Sukardi 2008:99 menjelaskan aspek- aspek gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling di sekolah yang bisa dilihat terutama,: 1. Pandangan para lulusan tentang program pendidikan yang ditempuhnya, 2.kualitas prestasi bagi para lulusan, 3 pekerjaan, jabatan atau karier yang dijalaninya, dan 4 proporsi lulusan yang bekerja dan yang belum bekerja.

2.5. Kerangka berfikir

Tinjauan pustaka mengenai pengembangan diri, pengembangan diri dalam KTSP, kegiatan BK, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK telah dipaparkan di atas, merupakan dasar pemikiran dilaksanakannya penelitian ini. Adapun gambar bagan kerangka teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut: Kerangka Berfikir KTSP PENGEMBANGAN DIRI KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING PERENCANAAN PELAKSANAAN PENILAIAN PENGEMBANGAN DIRI TERCAPAI SECARA OPTIMAL 47 Bagan di atas merupakan “landasan ilmiah” dilaksanakannya penelitian ini. Pengembangan Diri di sekolah merupakan salah satu komponen penting dari muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diarahkan guna terbentuknya keyakinan, sikap, perasaan dan cita-cita para peserta didik yang realistis, sehingga pada gilirannya dapat mengantarkan peserta didik untuk memiliki kepribadian yang sehat dan utuh berkembang secara optimal. Pengembangan diri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, sosial, belajar, dan karier. Konselor sekolah memiliki peranan penting untuk mengidentikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dan himpunan data, untuk ditindaklanjuti dalam berbagai kegiatan pengembangan diri. Selain difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor pelaksanaan pengembangan diri dalam kegiatan bimbingan dan konseling juga di fasilitasi dan di bimbing oleh guru, atau tenaga kependidikan lainnya. Sebagaimana dijabarkan dalam ABKIN , 2007:190 bahwa: tugas pendidik dalam mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja, sementara itu masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam pencapaian kompetensi peserta didik. Hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru, antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan referral. Berdasarkan rumusan di atas dapat diketahui bahwa pengembangan diri pelaksanaan kegiatan pengembangan diri jelas berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran. Pengembangan diri lebih 48 mengutamakan pada kegiatan tatap muka di kelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum pembelajaran reguler, di bawah tanggung jawab guru yang berkelayakan dan memiliki kompetensi di bidangnya. Walaupun untuk hal ini dimungkinkan dan bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di luar kelas guna memperdalam materi dan kompetensi yang sedang dikaji dari setiap mata pelajaran. Kegiatan pengembangan diri akan melibatkan banyak kegiatan sekaligus juga banyak melibatkan orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan pengorganisasian disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi nyata di sekolah. 49

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang hal-hal yang menyangkut dengan metode penelitian yang isinya menjelaskan tentang a Pendekatan penelitian, b Tempat dan waktu penelitian, c Fokus masalah, d Seleksi Sampel e sumber data penelitian, f teknik pengumpulan data dan Instrumen, g Uji keabsahan data, h Analisis data.

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berjudul “Analisis pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam Bimbingan dan Konseling di SMA N 12 Semarang Tahun Ajaran 20092010” Studi Kualitatif pada SMA Negeri 12 di Kota Semarang. Memiliki tujuan, untuk memperoleh informasi akurat mengenai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hambatan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK pada Sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan sejumlah data verbal, dokumentasi, dan sumber tertulis yang dapat menggambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di sekolah, maka penelitian ini bersifat kualitatif mengingat peneliti lebih banyak fokus menceritakan peristiwa atau kejadian lewat kata-kata bukan lewat angka. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel bukan kriteria utama. Tetapi, lebih ditekankan pada sumber data yang dapat memberi informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.