51
3.2. Tempat dan waktu penelitian
Tempat untuk penelitian ini adalah SMA Negeri 12 Semarang sebagai tempat yang tempat untuk menjalankan penelitian. Mengapa peneliti meneliti
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA negeri 12 Semarang, berdasarkan hemat peneliti SMA Negeri 12 Semarang merupakan SMA Negeri
yang bertempat di pinggir kota semarang, berada di lingkungan pedesaan, sehingga fenomena lapangan yang ada akan lebih banyak dibandingkan SMA
Negeri di tengah kota. Aktivitas pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan lebih mengacu pada perspektif fenomenologis. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa
dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu Moleong: 2005: 9. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek
yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar kehidupannya sehari-
hari dalam konteks kawasan penelitian tersebut. Pemilihan tempat ini didasarkan pada hasil wawancara bersama pengawas
BK SMA Negeri Semarang, Dra. Endang, dan juga di dasarkan pada faktor letak wilayah penelitian yang tidak jauh dari jangkauan peneliti. Masalah waktu yang
akan digunakan dalam penelitian ini diperkirakan dapat diselesaikan selama dua bulan namun apabila data yang telah diperoleh telah jenuh maka waktu yang
dibutuhkan dapat kurang dari waktu yang diperkirakan.
52
3.3. Fokus Masalah
Fokus penelitian ini digunakan untuk menetapkan indikator dalam pedoman observasi. Tinjauan pustaka, pada pokok bahasan sebelumnya telah menjawab
pertanyaan pada fokus penelitian, dimana terdapat tiga hal utama dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di Sekolah, yakni: aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan.
3.4. Seleksi Sampel
Dalam hal ini peneliti telah menemui Pengawas BK SMA sekota Semarang sebagai informan utama, selanjutnya secara lisan Pengawas BK SMA sekota
Semarang sebagai informan utama menawarkan tiga sekolah, dan setelah melakukan observasi awal, peneliti lebih memfokuskan penelitian pada SMA
Negeri 12 Semarang dengan pertimbangan jumlah pembimbing di SMA negeri 12 Semarang hanya berjumlah 3 orang dengan jumlah peserta didik sebanyak 805
orang siswa. Seperti disebutkan diatas, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini
merupakan penelitian “kualitatif”. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sugiyono 2008:124 memaparkan
tentang purposive sampling sebagai berikut:
Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek situasi sosial yang diteliti.
Menurut Miller dan Huberman 1992:49, dalam penarikan sampel disusun berdasarkan kerangka masalah penelitian. Menurutnya parameter-parameter
53
penarikan sampel; awal yang minimal, meliputi: latar, pelaku, peristiwa, dan proses, oleh sebab itu pada penelitian ini penerapannya sebagai berikut:
3.4.1. Latarnya adalah SMA Negeri 12 Semarang yang terletak di Jl. Ry Gunung
Pati, Gunungpati, Semarang. 3.4.2.
Pelakunya adalah guru pembimbing BK SMA Negeri 12 Semarang 3.4.3.
Peristiwanya adalah pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang
3.4.4. Prosesnya adalah pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 12 Semarang, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pengembangan diri.
3.5. Alat Pengumpulan Data dan Instrument