66
Untuk mempermudah dalam memahami teknik analisis data, di bawah ini ada gambar metode analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan
Hubberman:
3.8.1 gambar metode analisis interaktif Miles dan Hubberman
Proses-proses analisis kualitatif tersebut dapat dijelaskan dalam empat langkah
sebagai berikut:
3.7.1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.
3.7.2. Reduksi Data
Yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan focus penelitian. Data
yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian rinci yang akan MASALAH
PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA
SAJIAN DATA
VERIFIKASI
Bagan 1.3 Metode Analisa kualitatif Miles Huberman
67
berjalan denga bertambahnya waktu penelitian. Untuk itu data tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilah-pilah difocuskan dicari tema atau polanya.
Langkah selanjutnya adalah menyusun data hasil reduksi dalam bentuk satuan-satuan. Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat
dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Setelah seluruh data penelitian tersusun dalam satuan-satuan, langkah
penelitian selanjutnya adalah kategorisasi. Kategori adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran intuisi, pendapat
ataupun criteria tertentu.
3.7.3. Penyajian Data
Yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan
penelitian, penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang lebih valid. Penyajian data dapat dilakukan melalui
berbagai macam visual misalnya: gambar, grafik, diagram, matrik dan sebagainya Milles Huberman, 1992: 187
3.7.4. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi
Penarikan simpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh, sehingga simpulan yang diperoleh juga diversifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang besar kecilnya hasil laporan penelitian. Simpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan,
kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan
68
validitasnya Milles dan Huberman, 1992: 196. Sejak awal peneliti mencari makna dari data yang diperoleh. Untuk itu peneliti berusaha mencari pola, model,
tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, dan sebagainya. Miles dan Huberman 1992: 18-21 memberikan penjelasan lanjutan, tiga
aktivitas utama, masing-masing reduksi data, penyajian data, dan penarikan atau verifikasi kesimpulan merupakan komponen yang saling berkaitan sebelum,
selama, dan sesuai pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis data. Lewat cara demikian tiga
kegiatan analisis dan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklis dan interaktif.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Rincian Tentang Pelaksanaan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah merupakan setting yang paling subur bagi pembimbing karena di jenjang itulah pembimbing
dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi siswa mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya secara optimal. Pembimbing berperan untuk membantu
siswa dalam menumbuhkembangkan potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya berkembang pada diri siswa adalah
kemandirian, seperti kemampuan mengambil keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan karier. Dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling, pembimbing seyogyanya bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti kepala sekolah, guru mata
pelajaran, wali kelas, wali murid,. Di samping itu dapat bekerjasama dengan ahli misalnya dokter, psikolog, dan psikiater.
Penelitian yang berjudul “Analisis pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam Bimbingan Konseling di Sekolah studi kualitatif pelaksanaan
pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang” berawal dari peneliti tertarik dengan munculnya berbagai opini yang berkembang tentang
diberlakukannya kurikulum baru yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan yang banyak muncul di media. Banyaknya fenomena dan keragaman opini tentang