Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
organisasi pemuda juga mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan
berdirinya organisasi-organisasi
pemuda seperti
yang dikemukakan oleh Purba 2000: 4 yaitu: Organisasi Karang Taruna,
Organisasi Pemuda Pancasila PP, Organisasi Ikatan Pemuda Karya IPK, Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia AMPI, dan
lain-lain. Pada dasarnya keberadaan organisasi-organisasi pemuda tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah penempatan diri para pemuda dalam
rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenar-benaraya di tengah- tengah masyarakat, dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu
generasi muda. Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang tidak
asing lagi karena merupakan wadah yang telah memiliki misi untuk membina generasi muda khususnya di pedesaan. Dalam bidang
kesejahteraan sosial, karang taruna sebagai organisasi sosial masyarakat di pedesaan akan ditingkatkan fungsi dan perannya agar dapat menghimpun
menggerakkan dan menyalurkan peranserta generasi muda dalam pembangunan. Selain mewujudkan kesejahteraan sosial di desa atau
kelurahan, karang taruna berfungsi mengembangkan potensi kreativitas generasi muda agar secara terarah generasi muda di pedesaan membina
dirinya sebagai pendukung pembangunan pedesaan. Dari pengamatan di beberapa desa khususnya Desa Tanjungharjo
Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih dijumpai pemuda dan pemudi yang belum dapat menggunakan waktu dan
4
menyalurkan bakatnya dengan baik dan sesuai. Mereka cenderung lebih senang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat terutama pemudanya,
dimana mereka sebagian sudah mulai mencoba untuk mengkonsumsi narkoba dan minuman keras sehingga permasalahan ini sangat
mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup rnereka kelak dan meresahkan keadaan lingkungan desa tersebut. Hal tersebut terlihat pada
peran serta atau partisispasi pemuda di Desa Tanjungharjo yang di rasa masih kurang. Dari observasi yang telah dilakukan, pemuda di Desa
Tanjungharjo yang berusia 15 - 30 tahun berjumlah kurang lebih 300 orang. Akan tetapi yang aktif dalam kegiatan Karang Taruna Tanjungharjo
secara umum hanya sekitar 70 orang. Sebagian besar pemuda dan pemudi adalah pelajar SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi, tetapi banyak juga yang
sudah bekerja dan menikah. Sehingga, yang masih aktif dalam kegiatan karang taruna sebagian besar adalah pemudapemudi yang masih pelajar.
Sebagian generasi muda di Desa Tanjungharjo meniru dari apa yang mereka lihat yaitu gaya hidup yang modern yang hal ini didukung
oleh kemajuan teknologi yang menyajikan berbagai informasi baik yang bersifat lokal maupun internasional, dimana informasi tadi bisa diperoleh
lewat berbagai media salah satunya yaitu televisi melalui tayangan- tayangan yang menyajikan adegan-adegan kekerasan dan pornografi.
Dimana tayangan televisi ini tidak hanya bisa dinikmati di kota akan tetapi dapat juga dinikmati di pedesaan. Hal inilah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi generasi muda, mereka tidak diimbangi dengan
5
pengetahuan akan dampak daripada informasi yang mereka dapatkan melalui televisi. Untuk itulah mereka ini seharusnya mendapat suatu
penjelasan dan bimbingan serta pengarahan agar bisa memanfaatkan waktu untuk berpartisipasi pada hal yang lebih berguna yang nantinya
akan menjadikan mereka generasi yang tangguh, terampil, berakhlak dan bertakwa serta bertanggungjawab dan dapat diandalkan di tengah
masyarakat bangsa dan negara dan mempunyai perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui suatu wadah
yaitu yang berperan untuk membina mereka yaitu melalui wadah organisasi karang taruna yang terdapat di pedesaaan.
Untuk mencegah berkembangnya hal-hal negatif pada kalangan pemuda, maka kelompok pemuda dan pemudi di Desa Tanjungharjo
Nanggulan Kulon Progo menciptakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian kebudayaan Indonesia khususnya di bidang kesenian.
Paguyuban kesenian Jathilan Kudo Wiromo adalah organisasi kepemudaan yang bergerak dibidang kesenian yang terbentuk pada tahun
1998. Pada saat ini organisasi tersebut beranggotakan 42 orang yang terdaftar sebagian besar adalah pemuda Dusun Turus serta beberapa
pemuda Desa Tanjungharjo dari dusun lain yang menyukai jathilan. Hubungan antara pemuda dengan kelompok karang tarunanya ini adalah
mereka sebagai pengelola dan anggota. Selain itu, mereka juga berperan sebagai penggerak dalam program yang mereka miliki di bidang kesenian
tersebut diatas. Merekalah yang merencakan, melaksanakan, dan
6
mengevaluasi kegiatan program yang mereka miliki ini. Sehingga, sejak
tahun berdirinya Jathilan Kudo Wiromo hingga saat ini masih diminati masyarakat. Dan oleh karena tuntutan modernisasi jathilan khususnya
dalam kreasi musik, maka jathilan di Desa Tanjungharjo ini ingin melakukan pengadaan gamelan atau alat musik dan perlengkapan lainnya
yang dirasa masih kurang. Dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan dapat memacu generasi muda dalam kesenian khususnya jathilan ke arah
usaha yang lebih baik untuk kelompok pemudapemudi di Desa Tanjungharjo.
Berdasarkan uraian di atas, maka menarik perhatian peneliti untuk membahas dan meneliti lebih lanjut lagi kedalam sebuah skripsi dengan
judul Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna di Bidang Kesenian di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten
Kulon Progo”. Dengan judul ini diharapkan mampu menjawab
permasalahan yang muncul di dunia pemuda Indonesia tentang pentingnya partisipasi pemuda dalam program karang taruna serta mampu mengankat
karang taruna tersebut sebagai wahana pengembangan karakter yang berbasis komunitas.