Kajian Tentang Kesenian Jathilan

42 menyengkelit keris, dan tentu saja mengenakan mahkota yang acap disebut “kupluk Panji”. c. Gerakan dan Pelaksanaan Tarian Pagelaran kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakan-nya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan gerakan- gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang dimainkan. Pada mulanya penari nampak lemah gemulai dalam menggerakkan badan, namun seiring waktu berjalan, para penari menjadi kerasukan roh halus, dimana kondisi kerasukan ini dalam bahasa Jawa sering dikatakan istilah “ndadi” atau dalam bahasa Inggrisnya ‘trance’. Dalam keadaan kerasukan, para penari jatilan hampir tidak sadar terhadap apa yang diperbuatnya. Gerakan tariannyapun mulai tak beraturan, pada kondisi inilah kata jathilan itu 43 tergambar, jaranne jan thil-thilan tenan kudanya benar-benar berjoget tak beraturan. Dalam satu pertunjukan, kecuali para penari yang memiki jumlah tertentu tergantung cerita yang hendak disampaikan, maka ada instrumen pertunjukan lainnya, yaitu para penabuh gamelan, para perias, dan yang tak boleh ketinggalan adalah keberadaan “ pawang ”, yaitu sosok yang memiliki peran serta tanggungjawab mengendalikan jalannya pertunjukan dan menyembuhkan para penari yang kerasukan. Ketika terjadinya “ndadi” alias kerasukan, para penari jathilan mampu melakukan atraksi berbahaya yang tidak dapat dicerna oleh akal manusia, sebagai contoh adalah memakan dedaunan, menyantap kembang, bahkan juga mengunyah beling pecahan kaca, bahkan berperang menggunakan pedang, serta tindakkan menyayat lengan. Pelaku seni tari kuda lumping tak sebatas pada jenis kelamin laki-laki saja,melainkan ada pula perempuannya, keduanya tetap tak bisa lepas dari kejadian ‘ndadi’ a.k.a trance. Ini memberikan pesan bahwa jathilan selain merupakan hiburan rakyat juga mampu menyertakan unsur ritual. Contoh nyata adalah ketika seorang pawang jathilan melakukan suatu ritual yang intinya memohon ijin kepada Tuhan agar jalannya pertunjukan lancar, serta mengucapkan “permisi” kepada makhluk lain yang berada diseputaran tempat tersebut agar tidak menggangu jalannya pertunjukan. 44 Dalam Seni Jatilan disediakan berbagai sesaji yang disediakan. Sajen yang disediakan pada pertunjukan jathilan diantaranya adalah satu tangkep pisang raja, beberapa macam jajanan pasar berupa makanan-makanan, tumpeng robyong yang dihias dengan daun kol, bermacam-macam kembang, beraneka jenis minuman kopi ,teh , air putih, menyan, hio dupa China, ingkung ayam bekakak, sega golong nasi bulet, dan lain sebagainya. Jenis sesaji ini tentu saja tak sama antara daerah satu dengan yang lainnya. d. Jathilan Kreasi Baru. Perkembangan jaman menuntut untuk kita lebih kreatif, karenanya kreasi dan inovasi seolah diwajibkan apabila kita tetap bisa survive dalam melakukan gerakan Begitu pula pada pengembangan seni jathilan ini, agar tak begitu asing bagi anak-anak jaman sekarang yang telah menikmati jaman maju, maka dikembangkanlah jathilan dengan sentuhan kreasi baru. Yang menjadi pembeda dari jatilan kreasi baru atau modern berbanding jathilan klasik adalah pada gamelan sebagai musik pengirim dan juga pada penampilan, baik pemain tambahan, pakaian ataupun aksesorisnya. Sebagai contoh adalah terdapatnya tambahan gamelan dengan drum ataupun alat musik lain yang menggabungkan antara pentatonis dengan diatonis. Pada sisi penampilan, seni tari jathilan “kreasi baru” adakalanya menampilkan peran “celeng” babi, “munyuk” monyet, dan beberapa penari topeng. Bahkan ada juga jathilan gedruk, yaitu 45 jathilan yang beberapa penarinya mengenakan aksesoris klinthing di kakinya sehingga menimbulkan suara bergemerincing secara kompak. http:ensiklo.com201410jathilan-seni-pertunjukan-yang- menyajikan-cerita-sejarah : Diakses 17 Desember 2015. Dalam buku Estetika Sebuah Pengantar karya A.A.M. Djelantik 2008, mengungkapkan secara umum, bahwa keindahan meliputi keindahan alam dan keindahan buatan manusia. Keindahan buatan manusia sering disebut dengan kesenian. Dengan demikian kesenian dapat dikatakan merupakan salah satu wadah yang mengandung unsur-unsur keindahan Djelantik, 2008: 17. Ada tiga unsur unsur estetika yang terkandung dalam benda dan peristiwa kesenia yaitu: a. Wujud atau rupa appearance yang terdiri dari bentuk form atau unsur yang mendasar dan susunan atau struktur structure. b. Bobot terdiri dari tiga aspek yaitu: suasana mood, gagasan idea, ibarat atau pesan massage. c. Penampilan yang terdiri dari tiga unsur yaitu: bakat talent, keterampilan skill, saran atau media Buku ini memberi tambahan wawasan yang dijadikan landasan untuk mengkaji keindahan yang terdapat dalam Paguyupan Kesenian Jathilan Kudo Wiromo yang ada di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. 46

B. Kerangka Berfikir

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. 1999: 29 partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Sedangkan partisipasi masyarakat menurut Isbandi 2007: 27 adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Karang taruna pada hakekatnya adalah wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda demi terwujudnya kesejahteraan generasi muda. Berarti Karang Taruna mengemban misi tulus, ikhlas dan penuh rasa manusiawi dalam upaya mengatasi segala bentuk permasalahan generasi muda. Sehingga peranan karang taruna senantiasa dibutuhkan kapanpun, di manapun demi terwujudnya masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda, bangsa dan negara dan seluruh masyarakat Indonesia. Banyak sekali kegiatan maupun program yang dimiliki oleh suatu kelompok karang taruna, salah satunya program di bidang kesenian. Kesenian memiliki beberapa jenis, yaitu kesenian modern dan kesenian tradisional. 47 Paguyupan kesenian jathilan Kudo Wiromo adalah program organisasi kepemudaan yang bergerak dibidang kesenian yang merupakan salah satu kegiatan kelompok karang taruna di Desa Tanjungharjo. Kegiatan ini termasuk ke dalam kesenian tradisional di Yogyakarta. Sebagian besar masyarakat pemuda dan pemudi Desa Tanjungharjo yang mengikuti program tersebut adalah pelajar. Namun ada yang sudah memiliki pekerjaan, bahkan ada pula pemudapemudi yang putus sekolah dan menjadi pengangguran. Pada masa remaja ini, mereka mempunyai kesempatan untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, salah satunya dibidang kesenian. Berdasarkan kerangka berfikir di atas adalah untuk menggali informasi tentang partisipasi pemuda dalam kegiatan karang taruna yaitu khususnya kesenian tradisional, faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat pada pelaksaan kegiatan, serta manfaat yang dialami oleh pemuda maupun masyarakat di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanguulan Kabupaten Kulon Progo. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian yang dilakukan dapat menjadi acuan generasi muda memiliki peran penting dan positif. Serta sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang ada di Yogyakarta. 48 Gambar 1. Kerangka Berpikir

C. Pertanyaan Penelitian

Upaya untuk memperoleh data yang akurat, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam proses penelitiannya sebagai berikut: 1. Apa latar belakang dan sejarah berdirinya Karang Taruna Tanjungharjo? 2. Apa potensi yang dikembangkan oleh Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian? Karang Taruna di Desa Tanjungharjo Partisipasi pemudapemudi dalam kegiatan kepemudaan. Bidang Kesenian Sarana dan prasrana. Tingkat pendidikan Kesenian Tradisional. Partisipasi Pemuda dan Pemudi Pelestarian Kebudayaan Lokal