Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
81
Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan oleh beberapa subjek penelitian tersebut di atas tentang faktor pendukung dalam
pelaksanaan program dan partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian Karang Taruna Tanjungharjo di
bidang kesenian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa faktor pendukung yang secara langsung menunjang kegiatan atau program
karang taruna baik dalam bentuk partisipasi, dukungan, maupun kerjasama antara pemuda, masyarakat, dan pemerintah desa di Desa Tanjungharjo.
Faktor-faktor ini merupakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat atau penduduk Desa Tanjungharjo. Adapun beberapa faktor pendukung tersebut
adalah sebagai berikut: 1
Letak Geografis Dengan letak geografis yang berada di desa, membuat masyarakat
di Desa Tanjungharjo masih mengenal gotonng royong dan budaya luhur lainnya yang menjadikan Karang Taruna Tanjungharjo ini mampu
menjaga eksistensinya di masyarakat. Sehingga dalam upaya pemberdayaan dan pembinaan khusunya pemuda mampu berjalan dengan
optimal. 2
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam hal ini merupakan pengelolapengurus
dan anggota karang taruna yang berpartisipasi dalam kegiatan program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian karena mereka menyukai
kesenian dan musik. Dari antusias pemuda untuk berpartisipasi itulah,
82
maka kegiatan Karang Taruna Tanjungharjo akan semakin berkembang dan menjadikannya suatu kelompok yang lebih baik.
3 Masyarakat
Hidup di tengah masyarakat menjadikan Karang Taruna Tanjungharjo mampu bekerjasama dengan masyarakat setempat.
Masyarakat mendukung keterlaksanaan kegiatan pemuda dalam program karang taruna. Pemberian motivasi, saran, dan kritik terhadap kegiatan
karang taruna merupakan wujud dari bentuk dukungan yang diberikan oleh masyarakat di Desa Tanjungharjo.
4 Pemerintah
Pemerintah desa dan Dinas yang terkait, secara langsung maupun tidak langsung juga menjadik penunjang kegiatan yang dilaksanakan
dalam program Karang Taruna Tanjungharjo. Karena dengan adanya dukungan dari pemerintah, maka semakin memberikan kepercayaan
kepada pemuda yang bergabung dalam Karang Taruna Tanjungharjo untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh karang
taruna tersebut di bidang kesenian, yang memerlukan peralatan dan perlengkapan khusus.
b. Faktor Penghambat Partisipasi Pemuda Dalam Pelaksanaan Program
Karang Taruna Di Bidang Kesenian Dalam proses pelaksanaan kegiatan program Karang Taruna, tidak
hanya terdapat faktor-faktor yang mendukung saja melainkan terdapat pula beberapa faktor penghambat yang menjadikan partisipasi pemuda dalam
83
program Karang Taruna Tanjungharjo kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan pada program karang taruna yang telah ada
khususnya di bidang kesenian yaitu Paguyupan Kesenian Jathilan Kudo Wiromo. H
al tersebut seperti yang diungkapkan oleh “GF”selaku pengurus Karang Taruna Tanjungharjo bahwa:
“Memang dalam hal apapun pasti ada faktor pendukungnya, tetapi juga pasti ada faktor penghambatnya. Kalau dari faktor
penghambatnya, menurut saya ya masih banyak pemuda atau pemudi di desa kami tetapi tidak mengikuti program di bidang
kesenian ini, mereka sih mengaku tidak suka menari dan kurang percaya diri. Selain itu, peralatan dan perlengkapan jathilan yang
kami miliki masih kurang karena anggota kami setiap tahunnya
bertambah” CL:4. Pendapat
yang telah diungkapkan oleh “GF” tersebut, diperkuat oleh “DS” yang juga mengungkapkan sebagai berikut:
“Hambatan yang terlihat jelas yaitu pada antusias pemuda atau pemudi di sini. Anggota karang taruna kami itu ada sekitar 70
orang, tetapi yang yang antusias berpartisipasi pada Paguyupan Kesenian Jathilan Kudo Wiromo ini hanya 42 orang saja, itu pun
pada saat latihan rutin setiap bulan yang kami adakan tidak semuanya hadir dan mengikuti latihan. Hal ini dikarenakan banyak
dari mereka memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, seperti pekerjaan dan keluarga. Tetapi walaupun seperti itu,
menurut saya antusias pemudapemudi di sini sudah termasuk baik
karena lebih dari setengahnya mau mengikuti dan rutin hadir” CL:4.
Sementara itu salah satu anggota Karang Taruna Tanjungharjo “FJS” juga mengungkapkan bahwa:
“Tidak semua pemudapemudi menyukai bidang kesenian sehingga kurangnya peran serta mereka terhadap program kami Paguyupan
Kesenian Jathilan Kudo Wiromo, dan juga banyak pemudapemudi yang sudah bekerja sehingga mereka lebih mementingkan
pekerjaan masing-masing, bahkan banyak pula yang sudah menikah sehingga ya jelas mereka lebih mementingkan
84
keluarganya. Kurangnya sarana dan prasana seperti peralatan dan perlengkapan juga menjadi faktor penghambat, karena yang bisa
ikut menari dibatasi oleh perlengkapan yang kami miliki” CL:6. Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
dalam menjalankan sebuah organisasi pada pelaksanaan program karang taruna mereka tidak hanya ada faktor pendukung saja, melainkan mereka
juga memiliki faktor penghambat yang mempengaruhi partisipasi pemudapemudi
Karang Taruna
Tanjungharjo dan
menghambat optimalnya keterlaksanaan kegiatan karang taruna. Faktor penghambat ini
cenderung berasal dari privasi individu pemuda pemudi di Desa Tanjungharjo, dimana mereka harus memprioritaskan privasi demi karir
ataupun kepentingan lainnya. Selain itu banyak dari mereka yang mengaku tidak menyukai kesenian dan kurang percaya diri, sehingga hal tersebut
menjadi alasan mereka untuk tidak berpartisipasi dalam program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian ini. Selain itu, partisipasi pemuda
yang ingin mengikuti Paguyupan Kesenian Jathilan Kudo Wiromo tersebut terhambat oleh keterbatasan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh
kelompok karang taruna mereka. Adapun faktor penghambat yang menjadi penghalang peran serta
atau partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian ini meliputi:
1 Pekerjaan
Pekerjaan menjadi salah satu alasan yang harus diterima oleh Karang Taruna Tanjungharjo sebagai faktor penghambat terhadap
85
partisipasi pemudanya. Karena setiap individu pasti menginginkan yang terbaik bagi kariernya sebagai penunjang di masa depan, sehingga
mengurangi sumbangsih atau partisipasi pemuda tersebut dalam pelaksanaan program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian.
2 Keluarga
Pemuda yang memilih melanjutkan hidupnya untuk berkeluarga atau menikah biasanya akan lebih mementingkan kepentingan
keluarganya. Walaupun di beberapa kesempatan masih mampu berpartisipasi, namun mereka yang sudah berkeluarga tetap lebih
memprioritaskan keluarganya. Sehingga sedikit menghambat eksistensi pemuda tersebut di Karang Taruna Tanjungharjo.
3 Latar Belakang yang Berbeda-beda
Latar belakang
yang berbeda-beda
dari pemudapemudi
menjadikan mereka terhambat dalam partisipasinya terhadap kegiatan program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian, seperti mereka
tidak menyukai bidang kesenian dan musik, ada juga yang mengaku kurang percaya diri karena tidak bisa menari. Dengan latar belakang yang
berbeda tersebut membuat adanya perbedaan pandangan dalam proses pelaksanaan kegiatan program karang taruna, sehingga hal tersebut sering
kali menjadi penghambat yang paling sulit dicarikan solusinya. 4
Sarana dan Prasarana Kurangnya sarana dan prasarana yang meliputi peralatan dan
perlengkapan kesenian jathilan juga menjadi salah satu faktor yang
86
menghambat partisipasi pemuda dalam program karang taruna di bidang kesenian di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon
Progo. Hal ini karena pemuda yang ingin mengikuti pentas seni tari jathilan harus disesuaikan dengan banyaknya peralatan dan perlengkapan
yang dimiliki oleh mereka. Jadi, mereka berpartisipasi hanya sebatas datang untuk latihan ataupun hanya melihat saja, tetapi mereka tidak bisa
ikut menari pada saat pentas. c.
Solusi yang Dilakukan Untuk Mengatasi Faktor Penghambat Partisipasi Pemuda Dalam Pelaksanaan Program Karang Taruna Di
Bidang Kesenian Secara keseluruhan, faktor penghambat partisipasi pemuda dalam
program Karang Taruna Tanjungharjo di bidang kesenian pada dasarnya berasal dari faktor internalnya, yaitu dari pribadi sumber daya manusia
yang bergabung maupun yang tidak bergabung dalam kepengurusan maupun keanggotaan Karang Taruna Tanjungharjo. Sehingga pengurus
yang eksis di organisasi karang taruna ini harus berpikir keras dalam upaya mengatasi beberapa faktor yang menjadi penghambat pada partisipasi
pemuda dalam program karang taruna khususnya di bidang kesenian yaitu Paguyupan Kesenian Jathilan Kudo Wiromo. “GF” selaku pengurus
Karang Taruna Tanjungharjo juga mengungkapkan bahwa: “Kami melakukan regenerasi sebagai langkah atau solusi untuk
mengatasi penghambat partisipasi teman-teman kami yang dinilai kurang. Kami selalu memberikan motivasi kepada mereka dan
mengajaknya bergabung dalam program kami di bidang kesenian ini. Walaupun tidak bisa menari tetapi mereka masih bisa
berpartisipasi dalam bentuk lain, misalnya hadir pada saat latihan
87
dan memberikan semangat kepada teman-teman kami yang sedang berlatih menari” CL:4.
Pendapat “GF” tentang solusi yang mengatakan bahwa melakukan regenerasi terhadap pemuda dan memberikan motivasi kepada mereka
untuk bergabung dalam program karang taruna, hal tersebut ditambahkan oleh “DS” selaku anggota karang taruna, bahwa:
“Sedangkan untuk teman-teman kami yang sudah menikah, ya kami tidak bisa memaksanya untuk bergabung dan berpartisipasi
langsung pada pelaksanaan program karang taruna kami ini. Tetapi kami tetap meminta bantuan mereka untuk tetap mendukung
kegiatan kami di bidang kesenian ini” CL:4. “FJS” selaku anggota Karang Taruna Tanjungharjo juga
mengungkapkan bahwa: “Untuk upaya mengatasi masalah sarana dan prasarana, kami
selaku pengurus dan anggota karang taruna sudah membuat proposal yang ditujukan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
DIY agar dapat menjadikan pertimbangan untuk mendapatkan dan dikabulkan permohonan bantuan untuk merevolusi peralatan
gamelan atau musik yang ada di paguyupan kami” CL:6. Sedangkan
“J” selaku Kepala Dukuh Dusun Turus Desa Tanjungharjo juga berpendapat bahwa:
“Untuk menambah kualitas Karang Taruna Tanjungharjo, pemerintah desa telah memberikan bantuan dana setiap tahunnya
yang sudah dianggarkan untuk membantu kelompok tersebut agar dikelola dengan baik dan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi
kelompoknya” CL:5. Dari beberapa pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa
beberapa faktor yang menjadi penghambat partisipasi pemuda dalam program karang taruna di bidang kesenian dapat diatasi dengan upaya-
upaya sebagai solusi yang tepat sesuai dengan faktor penghambatnya.
88
Dengan adanya beberapa upaya tersebut, diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dan mampu meminimalisir kemungkinan buruk
yang terjadi.