Kajian Tentang Kesenian Kajian Teoritik

36 sampai disitu saja. demikian pula halnya dengan karya seni yang dibuat oleh manusia. Tentunya karya seni akan berawal dari bentuk karya yang paling sederhana dengan bahan yang sederhana pula. dan karya seni tersebut akan mengalami perkembangan menjadi lebih baik sesuai dengan jamannya. Berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan hasil karya seni manusia dari jama primitif sampai jaman modern. a. Seni Primitif Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah nomaden dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari 37 perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih. b. Seni Klasik Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi mandeg. Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : 1 Kesenian yang telah mencapai puncak tidak dapat berkembang lagi, 2 merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan 3 telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi. c. Seni Tradisional Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya. 38 Tradisional merupakan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat yang ada secara turun temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang dan selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada. Tari tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut. Dalam tari tradisional tersirat pesan dari masyarakatnya berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma. Karya tari yang dihasilkan sangat sederhana baik dari sisi gerak, busana maupun iringan. Setiap karya tari tradisional tidak terlalu mementingkan kemampuan atau tehnik menari yang baik, namun lebih pada ekspresi penjiwaan dan tujuan dari gerak yang dilakaukannya. Kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama Alwi, 2003 : 1038. d. Seni Modern Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya- karya baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasanide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang 39 dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya. e. Seni Kontemporer Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore. Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai negara yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es, lukisan pada tubuh manusia body painting, seni instalasi, grafity, dan sebagainya. Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya 40 lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern. Ciri-cirinya yaitu tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman dan tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas- batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik. Uraian berbagai macam teori tentang kesenian di atas, yang digunakan peneliti sebagai pisau untuk mendeskripsikan partisipasi pemuda dalam program karang taruna di bidang kesenian di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo yaitu kesenian tradisional. Dimana di desa tersebut memiliki kelompok karang taruna yang berkecimpung di bidang kesenian khususnya kesenian tradisional yaitu kesenian tari jathilan.

5. Kajian Tentang Kesenian Jathilan

a. Pengertian Jatilan. Jathilan adalah kesenian yang telah lama dikenal oleh Masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu kepang. Dilihat dari asal katanya, jathilan berasal dari kalimat berbahasa Jawa “jaranne jan thil-thilan tenan,” yang jika 41 dialihbahasakan ke dalam bahasa indonesia menjadi “kudanya benar- benar joget tak beraturan ”. Joget beraturan thil-thilan ini memang bisa dilihat pada kesenian jathulan utamanya ketika para penari telah kerasukan. b. Sejarah Jatilan Kesenian tari jathilan dahulu kala sering dipentaskan pada dusun-dusun kecil. Pementasan ini memiliki dua tujuan, yang pertama yaitu sebagai sarana menghibur rakyat sekitar, dan yang kedua juga dimanfaatkan sebagai media guna membangkitkan semangat rakyat dalam melawan penjajah. Ada beberapa cerita awal sejarah mengenai jatilan. Versi pertama menceritakan jatilan adalah kesenian yang mengisahkan perjuangan Raden Patah dibantu Sunan Kalijaga dalam melawan penjajahan Belanda. Sebagaimana yang kita ketahui, Sunan Kalijaga adalah sosok yang acap menggunakan budaya, tradisi dan kesenian sebagai sarana pendekatan kepada rakyat, maka cerita perjuangan dari Raden Patah itu digambarkan kedalam bentuk seni tari jathilan. Versi terahkir adalah jatilan merupakan cerita Panji Asmarabangun, yaitu putra dari kerajaan Jenggala Manik. Tatkala yang disampaikan adalah cerita mengenai Panji Asmarabangun, maka penampilan para penaripun menggambarkan tokoh tersebut, baik aksesoris pun gerakannya. Sebagai contoh aksesorisnya adalah mengenakan gelang tangan, gelang kaki, ikat pada lengan, kalung, 42 menyengkelit keris, dan tentu saja mengenakan mahkota yang acap disebut “kupluk Panji”. c. Gerakan dan Pelaksanaan Tarian Pagelaran kesenian ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakan-nya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Setelah sekian lama, para penari kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka melakukan gerakan- gerakan yang sangat dinamis mengikuti rancaknya suara gamelan yang dimainkan. Pada mulanya penari nampak lemah gemulai dalam menggerakkan badan, namun seiring waktu berjalan, para penari menjadi kerasukan roh halus, dimana kondisi kerasukan ini dalam bahasa Jawa sering dikatakan istilah “ndadi” atau dalam bahasa Inggrisnya ‘trance’. Dalam keadaan kerasukan, para penari jatilan hampir tidak sadar terhadap apa yang diperbuatnya. Gerakan tariannyapun mulai tak beraturan, pada kondisi inilah kata jathilan itu