Teori Kearifan budaya lokal tradisi Imlek
21
2004 dan diadaptasi oleh Saragih 2006 dan Sinar 2008. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menggali bentuk wacana budaya Melayu Deli dan Serdang,
yaitu pantun, dan kajian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk pemertahanan budaya daerah lokal sebagai bagian dari kebudayaan Nasional.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi fungsi logis yang direalisasikan pantun Melayu Deli dan Serdang, merumuskan pola fungsi logis yang
digunakan dalam pantun Melayu Deli dan Serdang, menganalisis implikasi makna logis pantun Melayu Deli dan Serdang, dan menginterpretasi implikasi makna logis
pantun Melayu Deli dan Serdang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, hasil pemerian sebagai jawaban terhadap keempat masalah penelitian tersebut akan
menjadi bahan informatif tentang fungsi dan implikasi makna logis pantun Melayu Deli dan Serdang.
Keempat, Risnawati dengan disertasi Pergeseran Makna Tekstual Dalam Terjemahan Teks Populer “See You At The Top” Bahasa Inggris Dan Bahasa
Indonesia2011. Disertasi ini membahas tentang analisis pergeseran makna tekstual yang terdapat dalam sebuah buku teks den
gan judul “See you at the Top” dan versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan untuk menganalisis
makna tekstual terjemahan buku tersebut, yang pertama digunakan teori Halliday 1994; 2004 dan Halliday dan Hassan 1980 khususnya yang hubungkait dengan
pengidentifikasian tema-rema dan kohesi; yang kedua digunakan teori Catford 1996; Nida dan Taber 1969; Larson 1984; dan Zellermeyer 1987, untuk
analisis pergeseran dalam penerjemahan. Metode riset yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan mengadopsi usulan Miles dan Huberman 1994
khususnya dalam tahapan dalam penganalisisan data. Aspek-aspek yang dianalisis adalah pergeseran dalam bidang 1 kohesi gramatikan dan bandingannya; 2 kohesi
leksikal terutama yang berkaitan dengan i sinonimi; ii kolokasi; iii meronimi; iv hi
ponim; 3 Transposisi, 4 konjungsi‟ 5 tema-rema. Di samping itu, dampak dari pergeseran dalam penerjemahan, khususnya ekuivalensi, perluasan medan
makna, penyempitan makna, dan penilaian hasil penerjemahan. Terdapat 10 pergeseran makna tekstual, terutama sekali dalam 1 makna tunggal dalam BS
menjadi makna tunggal juga dalam BT, 2 penggantian pengulangan adjektiva dalam BS dan BT, 3 penggantial elipsis, 4 penggantian substitusi, 5 penggantian
referen dan penambahan addition; 6 penggantian dalam aspek kohesi meliputi i sinonimi; ii antonimi; iii kolokasi; iv meronimi, v hiponimi, vi pergeseran
transposisi; 8 pergeseran struktural; 9 pergeseran konjungsi; dan 10 pergeseran dalam tema-rema. Ada 3 faktor yang menyebabkan pergesaran, yaitu 1 faktor
leksikal, 2 faktor semantik, 3 faktor linguistik. Pergeseran dalam perbedaan leksikon gramatikal dari elipsis sekitar 367 dan dari penambahan addition sekitar
712; dan substitusi sekitar 65. Sebagi simpulan bahwa unsur-unsur penambahan lebih mendominasi pergeseran makna tekstual.
Kelima, Muhizar Muchtar dengan disertasi berjudul Tematisasi dalam Translasi Dwibahasa: Teks Bahasa Inggris-Indonesia 2010. Penelitian yang
menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional LSF serta teori translasi Larson
22
dan Catford ini pada dasarnya untuk melihat pengedepanan ide dan pemodelan dalam translasi. Pengedepanan ide ini dilihat dari Tema dan pergeseran Tema saat
penerjemahan. Sistem Tema dan Rema inilah yang merupakan bagian dari teori Linguistik Sistemik Fungsional. Sedangkan tata cara atau sistem penerjemahan itu
sendiri dilihat dari teori Translasi Larson dan Catford. Maka, dengan penggabungan dua teori ini akan menghasilkan kaidah penerjemahan bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia sebagai bahasa sumber atau sebagai bahasa sasaran.
Keenam, T. Thyrhaya Zein dengan disertasi berjudul Representasi Ideologi Masyarakatr Melayu Serdang dalam Teks,Situasi, dan Budaya 2009. Penelitian ini
bertujuan mengkaji fenomena semiotik sosial Melayu Serdang MS. Penelitian difokuskan pada pengungkapan representasi ideologi dalam bahasa teks, situasi, dan
budaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menerapkan metode analisis isi, yang pada jenjang bahasa menganalisis isi gramatika transivitas
teks, nilai situasional, budayawi, dan ideologi masyarakat Melayu Serdang MMS. Penelitian ini menemukan bahwa ideologi MMS diwarnai dan diwataki oleh Poses
Maerial, Prses Relasional, dan Proses Mental. Pencirian ideologi MMS okeh ketiga jenis proses transitivitas ini dimotivasi oleh realita sosial MMS, yang menganut dan
mengamalkan trilogi MMS sebagai ideologinya, dalam berbagai peristiwa dan kegiatan situasional dan budayawi. Trilogi MMS melalui dimensi hubungan manusia
dengan pencipta Tuhan MP, manusia dengan alam MA, dan manusia dengan makhluk MM yang terdiri atas manusia, hewan, dan makhluk gaib
direpresentasikan dalam pengalaman, situasi, dan budaya. Dalam Trilogi MMS kehidupan dan penghidupan, MMS diorientasikan untuk berbuat, bekerja, bergerak,
berkegiatan, bertindah, dan bereaksi.
Ketujuh, Darmayanti dengan tesis Metafunsi Bahasa dari teks yang digunakan sebagai Bahan Ajar Bahasa Inggris untuk Mahapeserta didik Teknik
Pengairan Fakultas Teknik Univesitas Brawijaya 2012. Dengan menggunakan desain kualitatif konten analisis sebagai metode, penelitian ini menyelidiki struktur
teks yang digunakan sebagai bahan ajar matakuliah Bahasa Inggris di jurusan teknik pengairan dengan menganalisis metafungsi bahasa yang terdiri dari metafungsi
tekstual, Interpersonal dan experiensial, hubungan logis dalam klausa majemuk meliputi tingkat keterkaitan atau taksis dan hubungan logico semantic. Temuan
penelitian ini mengungkapkan bahwa setiap teks memanfaatkan berbagai sumber daya bahasa dan terstruktur dengan cara-cara tertentu untuk mencapai tujuannya.
Teks A yang termasuk dalam genre recount bertujuan menceritakan peristiwa di masa lalu dan tersusun oleh perkembangan tematik yang konstan dan berkesinambungan
untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di masa lalu peradaban Mesir kuno, klausa deklaratif yang memiliki polaritas positif dan
validitas untuk masa lalu, dominasi klausa material yang menunjukkan penekankan pada tindakan yang dilakukan oleh para insinyur Mesir kuno, dan hubungan
penambahan dalam kalimat majemuk bertingkat dan hubungan penambahan dalam kalimat majemuk setara. Teks ini dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi