Variabel dan Indikator Penelitian
29
3.5
Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan prosedur pengumpulan data berupa tes terstandar. Menurut Arikunto 2006:224 tes terstandar berbeda dengan tes buatan guru. Tes
buatan guru disusun oleh guru dengan prosedur tertentu tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya. Sebaliknya, tes
terstandar merupakan tes yang telah mengalami uji coba berkali-kali sehingga dapat menjadi dokumen lembaga testing yang terjamin keampuhannya. Di dalam tes yang
terstandar dicantumkan petunjuk pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan, bahan yang tercakup, maupun validitas dan realibitasnya.
Sebelum melakukan pengumpulan data tes terstandar, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah 1 menetapkan populasi dan sampel; 2 memproses
perizinan yang diperlukan untuk pengumpulan dan analisis data; 3 proses identifikasi data dan analisis data potensi sampel penelitian; 4 mendiskusikan
temuan penelitian yang bersifat deskriptif dengan promotor; 5 temuan yang bersifat proporsional divalidasi dengan teori LSF agar diperoleh masukan untuk
dikembangkan pada tahap implementasi penelitian.
Implementasi penelitian akan dilakukan dalam bentuk tes terstandar berupa penulisan wacana berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris dengan tahapan sebagai
berikut. 1 Tahap pertama adalah tahap uji coba penulisan wacana dengan menggunakan
bahasa Indonesia serta bentuk karangan dan tema bebas. Kebebasan dalam uji coba penulisan wacana ini untuk memberi ruang kreativitas peserta didik etnik
Tionghoa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dari hasil penulisan karangan, maka akan diklasifikasi bentuk karangan dan tema karangan yang
paling banyak dipilih untuk dijadikan bentuk dan tema wacana sampel penelitian pada tahap berikutnya. Apabila tidak ditemukan bentuk dan tema wacana yang
paling banyak ditulis oleh sampel penelitian ini, maka tahap uji coba diulangi dengan memberi arahan untuk menulis satu dari dua pilihan bentuk dan tema
karangan yang paling banyak dipilih oleh sampel penelitian dalam tahap uji coba pertama.
2 Tahap kedua adalah tahap penulisan wacana berbahasa Indonesia dengan struktur penulisan yang terdiri dari paragraf pengantar minimal satu paragraf, paragraf
isi atau pembahasan atau pembuktian minimal 2 paragraf, dan paragraf penutup berupa simpulan atau solusi minimal satu paragraf. Tahapan ini mewajibkan
semua sampel penelitian untuk menulis karangan dengan bentuk dan tema yang paling banyak dipilih oleh sampel penelitian pada tahap uji coba penulisan
karangan. Teks berbahasa Indonesia inilah yang menjadi bahan utama kajian metafungsi bahasa, baik secara internal maupun secara konstrual pada konteks
situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi yang melatarbelakangi teks tersebut.
3 Tahap ketiga adalah tahap penulisan wacana berbahasa Inggris dengan struktur penulisan yang terdiri dari paragraf pengantar minimal satu paragraf, paragraf
30
isi atau pembahasan atau pembuktian minimal 2 paragraf, dan paragraf penutup berupa simpulan atau solusi minimal satu paragraf. Tahapan ini mewajibkan
semua sampel penelitian untuk menulis karangan dengan bentuk dan tema sesuai dengan bentuk dan tema dalam penulisan wacana berbahasa Indonesia. Teks
berbahasa Inggris ini, sebagaimana teks berbahasa Indonesia, menjadi bahan utama kajian metafungsi bahasa, baik secara internal maupun secara konstrual
pada konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi yang melatarbelakangi teks tersebut.