Reaksi DESKRIPSI DAN ANALISIS METAFUNGSI BAHASA

64

5.4 Fungsi Tekstual Teks Imlek

Berdasarkan analisis Tema-Rema terhadap teks 1 bahasa ditemukan fakta, bahwa Tema Lazim menjadi tema yang paling banyak digunakan oleh peserta didik etnik Tionghoa Medan. Secara keseluruhan, distribusi Tema-Rema dengan fokus Tema Lazim dan Tema Tidak lazim tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 5.22: Jumlah Tema Lazim dan Tema Tidak Lazim dalam Teks Wacana Peserta didik Etnik Tionghoa Berbahasa Indonesia No. Asal Teks Jumlah Tema Persentase Tema TL TTL TL + TTL TL TTL TL + TTL 1 BU-1 BIN 33 22 55 60 40 100 2 BU-2 BIN 16 15 31 51,6 48,4 100 3 BU-3 BIN 14 23 37 37,8 62,2 100 4 SS-1 BIN 23 18 41 56,1 43,9 100 5 SS-2 BIN 16 24 40 40 60 100 6 SS-3 BIN 22 17 34 64,7 35,3 100 7 WS-1 BIN 72 97 169 42,6 57,4 100 8 WS-2 BIN 18 52 70 25,7 74,3 100 9 WS-3 BIN 13 27 40 32,5 67,5 100 Berdasarkan tabel 5.22, terdapat total pemakaian tema lazim berjumlah 227 dan tema tidak lazim berjumlah 295 dari 517 klausa yang berhasil diidentifikasi dari teks wacana peserta didik etnik Tionghoa di Kota Medan. Berdasarkan tabulasi persebaran tema tersebut, maka tema tidak lazim mendapat tempat paling penting sebagai pijakan pertama peserta didik etnik Tionghoa. Sebanyak 54,3 klausa yang muncul memberi tempat bagi kehadiran tema tidak lazim dan memberi ruang sebesar 45,7 kepada tema lazim dalam keseluruhan teks wacana berbahasa Indonesia yang ditulis oleh peserta didik etnik Tionghoa di Kota Medan. Secara bervariatif, Tema Lazim dan tema Tidak Lazim digunakan oleh peserta didik etnik Tionghoa Medan dalam teks Imlek berbahasa Inggris. Hal itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 5.23: Jumlah Tema Lazim dan Tema Tidak Lazim dalam Teks Wacana Peserta didik Etnik Tionghoa Berbahasa Inggris No. Asal Teks Jumlah Tema Persentase Tema TL TTL TL + TTL TL TTL TL + TTL 1 BU-1 BIG 19 16 35 54,2 45,8 100 65 2 BU-2 BIG 15 12 27 55,6 44,4 100 3 BU-3 BIG 14 15 29 48,3 51,7 100 4 SS-1 BIG 17 26 43 39,5 60,4 100 5 SS-2 BIG 25 38 63 39,6 60,3 100 6 SS-3 BIG 24 33 57 42,1 57,8 100 7 WS-1 BIG 83 92 175 47,4 52,6 100 8 WS-2 BIG 24 57 81 29,6 70,3 100 9 WS-3 BIG 16 29 45 35,5 64,4 100 66

BAB VI DESKRIPSI DAN ANALISIS KONTEKS SOSIAL DALAM TEKS IMLEK

PESERTA DIDIK ETNIK TIONGHOA MEDAN Konteks teks wacana peserta didik etnik Tionghoa dideskripsikan dalam tiga konteks, yaitu konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi. Wacana dalam konteks yang akan dianalisis dan diberi interpretasi adalah cerita mengenai Imlek bagi masyarakat Tionghoa. Aspek konteks situasi yang terdiri dari medan, pelibat, dan sarana menggambarkan situasi dalam teks dapat dideskripsikan sebagai pernyataan atau deklarasi, yaitu perayaan Imlek merupakan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa, dirayakan dengan penuh suka cita dengan berbagai macam tradisi yang bermula dari suatu kepercayaan dan dirayakan dengan suka cita dan dalam suasana informal.

6.1. Konteks Situasi Teks Imlek

Wacana dalam konteks yang dianalisis dan diberi interpretasi adalah Perayaan Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek diceritakan mulai awal tahun baru, sampai akhir perayaan. Aspek konteks situasi yang terdiri dari medan, pelibat, dan sarana menggambarkan situasi dalam teks dapat dideskripsikan sebagai pernyataan atau deklarasi, yaitu awal perayaan Tahun Baru Imlek, kegiatan yang dilakukan pada saat tahun baru imlek sampai akhir perayaan. Dari sudut pandang atau dimensi aksi dan reaksi dari wacana tersebut, tipe aksi yang paling dominan adalah aksi pernyataan sedangkan tipe-tipe aksi lainnya seperti aksi pertanyaan, perintah, dan tawaran sama sekali tidak terdapat dalam teks ini. Penggunaan epitet memberikan pertimbangan subjektif dalam aksi pernyataannya. 1. Medan Wacana Field of Discourse Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan Perayaan Tahun Baru Imlek 2012. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan teks sekaligus yang menginformasikan tentang Kegiatan perayaan tahun baru imlek, mulai dari awal kebiasaan yang dilakukan suatu keluarga Tionghoa pada saat perayaaan imlek, bagaimana kegiatan yang dilakukan, sampai pada akhir perayaaan imlek. Selain mendeskripsikan bagaimana perayaaan Imlek, pembaca juga mengetahui apa-apa saja tradisi dalam perayaaan imlek yang dilakukan masyarakat Tionghoa.. Pernyataan yang terdapat dalam wacana teks tersebut adalah kejadian yang sebenarnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Secara bahasawi, struktur gramatika tertentu menentukan subjek wacana – dalam- teks. Struktur ini melibatkan partisipan manusia dan bukan manusia. Partisipan bukan manusia mendominasi dalam teks adalah Tahun Baru Imlek sebagai pusat perayaan secara repetitif dan ini menjadikan Tahun Baru Imlek tersebut sebagai pusat partisipan dalam wacana. Partisipan Tahun Baru Imlek diikuti oleh proses tingkah laku