Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

32

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA PENDIDIKAN ETNIK TIONGHOA

DI KOTA MEDAN 4.1 Deskripsi Latar Penelitian Bab ini lebih ditujukan dan mengambarkan segala sesuatu mengenai objek penelitian yaitu peserta didik etnik Tionghoa yang memperoleh pendidikan formal di Kota Medan. Seterusnya, peserta didik yang menjadi target dalam penelitian ini difokuskan pada pembelajar yang berada di tingkat SMA dan berkedudukan di Kota Medan, serta memiliki pembelajar mayoritas etnik Tionghoa dan menggunakan bahasa Tionghoa sebagai bahasa ibu serta bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dalam proses komunikasinya, antara lain adalah pelajar SMA Sutomo, SMA Budi Utomo, dan SMA Wahidin Sudirohusodo, ketiga sekolah tersebut berlokasi di kota Medan.

4.2 . Lembaga Pendidikan Etnik Tionghoa di Kota Medan

Penelitian metafungsi bahasa ini difokuskan pada teks Imlek peserta didik etnik Tionghoa di Kota Medan yang menjadi target penelitian ini. Teks Imlek yang ditulis oleh peserta didik tersebut difokuskan pada wacana Imlek yang dirayakan oleh etnik Tionghoa. Peserta didik yang berstatus pembelajar ini berada di tiga lembaga pendidikan, yakni Budi Utomo, Sutomo, dan Wahidin Sudirohusodo. Pertama, SMA Budi Utomo Medan. Sebelum tahun 1975, perguruan Budi Utomo yang sebenarnya adalah perguruan Abadi Jaya. Sekolah Abadi Jaya terletak di jalan yang sesuai dengan nama pendiri perkumpulan Budi Utomo tersebut yaitu Jalan Wahidin No. 8 A Medan. Gedung sekolah Abadi Jaya termasuk semi permanen atau dapat dikatakan darurat, karena dinding-dinding antarkelas lokal hanya dibatasi oleh papan yang dapat dibuka apabila perlu mengadakan perayaan atau resepsi. Oleh karena sekat pemisah antar lokal-lokal tersebut tidak begitu rapat dan kuat maka dapat mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar, terutama karena suara anak didik atau guru menerangkan dikelas sebelah akan terdengar ke kelas lain yang sedang belajar pula. Lebih-lebih lagi karena murid tiap-tiap kelas umumnya di atas 50 lima puluh orang tiap kelas, yang menimbulkan kurang baiknya bagi suatu kelas menurut ukuran yang baik, yakni 35 tigapuluh lima atau sampai dengan 40 empat puluh orang murid. Nama sekolah Abadi Jaya diganti Budi Utomo sejak adanya Intruksi dari Laksus Pangkopkamtib Wilayah I, dengan surat “Team Pelaksana Intruksi Radiogram Laksus Pangkopkamtib Wil. I No. TR. 589HanwilII1973, No. 32team Inst. Laksus74 tanggal 10 januari 1974, tentang penghapusan penurunan Papan Merk dan Penggantian nama baru yayasan bekas Sekolah Nasional Proyek Khusus SNPK di Provinsi Sumatera Utara. Dengan keluarnya instruksi penukaran nama Sekolah Nasional Proyek khusus tersebut, maka Perguruan Abadi Jaya sebagai salah satu sekolah Nasional Proyek Khusus melalui permohonan kepada Team Pembantu 93 33 Pelaksana Asimilasi di bidang pendidikan Provinsi Sumtera Utara di Medan, tanggal 26 November 1973 mengajukan usul bagi nama perguruan Abadi Jaya, yakni Perguruan Budi Utomo. Perguruan Budi Utomo terletak di Jalan Wahidin No. 8 A Medan, sebelah timur dan barat berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan Gang Lurah yang banyak di tempati rumah-rumah penduduk yang umumnya terdiri dari rumah darurat, karena ditempati penduduk yang kurang mampu dalam masalah materi. Oleh karena itu banyak dari anak-anak mereka sepanjang hari hanya berkeliaran di jalan dan sekitar perguruan Budi Utomo, sehingga dapat dikatakan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mengganggu ketenangan proses belajar- mengajar di Perguruan Budi Utomo. Kedua, SMA Sutomo I, Medan. Perguruan Sutomo adalah sekolah swasta di Medan, Indonesia yang dikelola Yayasan Perguruan Sutomo. Kelompok ini mencakup Sutomo 1 yang terdiri dari playgroup, TK, SD, SMP, dan SMA, dan Sutomo 2 yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. Di antara keduanya, Sutomo 1 merupakan sekolah yang lebih dominan luas, dan dikenal. Cikal bakal Sutomo adalah Sekolah Sutung 蘇東; Sumatera Timur yang didirikan pada tahun 1926. Pada 25 Februari 1958 nama sekolah ini berubah menjadi Sutomo bersamaan dengan dibentuknya Yayasan Perguruan Sutomo oleh Soo Lean Toii, Oei Moh Toan, dan Hadi Kusuma Khoo Peng Huat. Awalnya Sutomo hanya menyediakan pendidikan pada jenjang SD hingga SMA. Jenjang TK diperkenalkan pada tahun 1964 sementara play group dimulai pada tahun 1992. Awalnya seluruh aktivitas jenjang pendidikan menempati kampus Martinus Lubis, namun tahun 1978 aktivitas TK dan SD dipindahkan ke kampus baru di Jalan Jambi. Rencana untuk memindahkan sekolah ke Jalan Pancing di Medan Tembung tidak jadi direalisasikan akibat krisis finansial Asia yang menerpa Indonesia pada pertengahan 1990-an. Sejak sekitar tahun 2004 telah dimulai proses pembangunan gedung-gedung baru di kampus SMPSMA Sutomo 1. Tahun 1982 didirikan Sutomo 2 di Pulo Brayan sehingga sekolah Sutomo lainnya yang lebih dahulu eksis kini disebut Sutomo 1. Lebih dari 15 ribu peserta didik bersekolah di Perguruan Sutomo. Mayoritas peserta didiknya adalah warga keturunan Tionghoa sekitar 80, sedangkan etnik Tionghoa mewakili 40 komposisi guru. Kebanyakan guru di SD Sutomo 1 adalah masyarakat etnis Tionghoa, sedangkan kebanyakan guru di SMPSMA Sutomo 1 adalah masyarakat etnis Batak. Ketiga, SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo, Medan. SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan terletak di kawasan Jalan Kl. Yos Sudarso Km. 16,5 P. Rambai, Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Oleh karena di Yayasan Perguruan Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan mempunyai jenjang pendidikan mulai dari Play Group, TK, SD, SMP, dan SMA maka setiap tahunnya peserta didik SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan pada umumnya mendaftar masuk ke SMA Dr. 34 Wahidin Sudirohusodo Medan, dan sebagian lagi berasal dari luar SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait stakeholders bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait guru, karyawan, peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya. Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat filosofis, khas, dan mudah diingat. Visi SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo dirumuskan sebagai berikut: “Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Handal Melalui Proses Pendidikan Berkualitas Berkelanjutan Dalam Rangka Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional .” Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat, adanya keinginan yang kuat untuk mencapai keunggulan, mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah, serta mendorong adanya perubahan yang lebih baik. Untuk mewujudkannya, SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut : 1. Menciptakan Manusia Indonesia yang Berkepribadian, Beriman, dan Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa 2. Mengedepankan Kualitas untuk Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Unggul 3. Membekali Peserta Didik Segenap Aspek Pengetahuan, Pembinaan dan Kasih Sayang 4. Menjadikan Peserta Didik sebagai Aset dalam Pembangunan Nasional pada Masa yang Akan Datang SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo didirikan tahun 1979 mulai tahun berdiri sampai sekarang dipimpin oleh H. Uzeir Nasution: Guru TetapPNS 60 orang, Guru BPBK 4 orang, Pegawai Tata Usaha, Teknisi Komputer, petugas laboratorium, UKS, pustakawan, satpam, dan pegawai harian.