80 8.
Program Tata Hijau Lingkungan 9.
Program Keamanan Lingkungan 10.
Program Pengembangan Budidaya Perikanan 11.
Program Pengembangan Peternakan Dalam FGD juga dihasilkan rencana pengembangan fisik yang
nantinya dijadikan fasilitas wisata, yaitu berupa rencana dibangun tempat untuk penerimaan wisata dengan sebutan griya wisata
limbasari, rencana dibangun sentra di kawasan yang terpilih, rencana penataan jalan utama desa limbasari, rencana dibangun aula batik desa
limbasari di galeri batik, serta tempat dermaga untuk kegiatan tubing. Untuk rencana pengembangan fisik dapat dilihat di halaman lampiran
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di FGD untuk ikut dalam proses rencana
penyusunan tapak itu merupakan sebagian masyarakat yang diundang oleh perangkat desa untuk mewakili masyarakat Limbasari. Dalam
prosesnya, masyarakat telah ikut andil dalam memberikan pemikiran, ide-ide, dan masukan bagi perencana, selain itu juga dalam proses
perencanaan tersebut telah menghasilkan 1 Dokumen RTBL yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk pembangunan desa wisata
mendatang, isi dari RTBL telah dijelaskan diatas.
c. Penyusunan Anggaran dan Sumber Anggaran
Dalam perencanaan selain merencanakan tujuan ke depan juga diperlukan penyusunan anggaran dan sumber anggaran yang
digunakan untuk melaksanakan rencana yang telah diperoleh. Dalam melaksanakan penyususunan anggaran dan sumber anggaran untuk
81 perencanaan desa wisata di Limbasari dilakukan oleh Pemerintah
Daerah BAPPEDA. Sehingga penganggaran hanya dilakukan oleh pihak Pemerintah tanpa melibatkan masyarakat untuk ikut
berkontribusi dalam penganggaran dana tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh bapak “MM” selaku tokoh masyarakat, bahwa :
“Dalam musyawarah masyarakat ikut, tokoh – tokoh ikut memberikan masukan, tapi untuk menganggarkan kan dari
BAPPEDA sendiri, karena BAPPEDA yang menjadikan Limbasari menjadi desa wisata, jadi BAPPEDA yang
merencakan sama yang menganggarkan tapi koordinasi dengan sini Hasil wawancara 30 April 2015”
Seperti yang dikatakan “DJ” selaku tokoh masyarakat Ketua Pokdarwis mengenai penyusunan anggaran:
“sudah ada penyusunan anggarannya, tapi itu dilakukan oleh BAPPEDA bersama Tim
Penyusunnya, jadi masyarakat hanya sebatas diberitahu gitu mas. kemarin
setelah terbentukanya rancangan anggaran, BAPPEDA melakukan sosialisasi Limbasari sini mas. Hasil
wawancara tanggal 14 April 2015
Pernyataan bapak “IS” selaku tokoh masyarakat, mengenai penganggaran :
“untuk penganggaran masyarakat tidak ikut....masyarakat cuma ikut dalam ide-ide yang sifatnya umum tentang
keadaan limbasari....jadi disini masyarakat hanya urun perencanaan untuk penganggaran atau pendanaan itu bagian
dari BAPPEDA”hasil wawancara tanggal 22 April 2015
Dalam penyusunan anggaran hanya dilakukan oleh pihak
BAPPEDA tanpa melibatkan masyarakat, tetapi juga dilakukan sosialisasi tentang rancangan anggaran yang dihasilkan oleh
BAPPEDA, seperti yang diutarakan oleh ibu “H” selaku Kepala Desa:
82 “untuk rancangan anggaran dibuat sama BAPPEDA, tapi
juga disosialisasikan sama masyarakat limbasari, kaya kemarin pas bulan oktober itu pernah sosialisasi tentang
susunan anggaran untuk desa wisata sini”hasil wawancara tanggal 6 April 2015
Seperti yang diutarakan oleh bapak “UF” selaku Sekretaris BAPPEDA bahwa :
“untuk rancangan anggaran dibuat oleh kami, tetapi tidak langsung disetuju
setelah rancangan anggaran sudah jadi kami melakukan sosialisasi pada masyarakat Limbasari
agar mereka tahu jumlah anggaran yang diperlukan untuk pembangun ke depannya mas” hasil wawancara tanggal 8
Oktober 2015
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan penganggaran dan sumber anggaran hanya dilakukan oleh
pihak BAPPEDA sedangkan masyarakat Limbasari tidak berkontribusi untuk berpartisipasi dalam penyusunan rancangan
anggaran pembangunan desa wisata. Walaupun masyarakat tidak berkontribusi tetapi dalam penyusunan anggaran mereka mengetahui
rancangan anggaran yang telah dibuat oleh pihak BAPPEDA melalui sosialisasi yang dilakukan oleh BAPPEDA mengenai rancangan
anggaran desa wisata Limbasari. Bukan berarti masyarakat Limbasari tidak melakukan
penganggaran untuk mengembangkan desa mereka. Mereka juga melakukan penganggaran untuk keperluan sarana yang dibutuhkan
saat ini seperti peralatan untuk tubing kegiatan menyusuri sungai, karena kegiatan tubing sedang ramai dikunjungi wisatawan sehingga
mereka mengajukan anggaran dan sarana untuk beli peralatan tubing.
83 Seperti yang diucapkan bapak “AD” selaku tokoh masyarakat,
bahwa : “kemarin waktu tubing itu kan
apa pokdarwis mengajukan proposal sama BAPPEDA ternyata diterima
dan ada yang cair, jadi untuk beli alat – alat tubing itu mas”hasil wawancara tanggal 8 Mei 2015
Pernyataan bapak “DJ” selaku tokoh masyarakat Ketua Pokdarwis yaitu :
“menyangkut pendanaan pokdarwis baru sebatas memfasilitasi dalam bentuk proposal, ya pengajuan –
pengajuan ke pemerintah, alhamdulillah kemarin pas pengajuan untuk peralatan tubing diterima, jadi sekarang
peralatan tubing sudah banyak tidak kaya dulu lagi”hasil wawancara tanggal 14 April 2015
Diperkuat pernyataan bapak “IS” selaku tokoh masyarakat di Desa Limbasari:
“selama ini iuran untuk desa wisata belum ada di sini, tapi ada inisitif dari Pokdarwis untuk mengajukan proposal ke
BAPPEDA untuk peralatan tubing itu hasil wawancara tanggal 22 April 2015”
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pokdarwis bersama masyarakat berinisiatif untuk melakukan
pengajuan pendanaan menyangkut sarana yang diperlukan untuk kegiatan wisata di desa mereka, sehingga mereka aktif dan sadar
terhadap kegiatan wisata yang ada di sana.
d. Perencanaan Sumber Daya Manusia