70 oleh perangkat desa serta mengadakan forum bersama dengan tokoh
masyarakat juga. Dalam forum yang diadakan untuk mengetahui keadaan desa tersebut tokoh masyarakat ikut berpartisipasi untuk
memberikan pendapat dan informasi tentang keadaan Limbasari tentang infrastruktur, serta sosial budaya di desa tersebut. Dalam
forum tersebut selain menginformasikan tentang kondisi infrastruktur, dan sosial budaya, masyarakat juga mengutarakan potensi yang perlu
dikembangkan untuk menjadi desa wisata yaitu seperti potensi batik tulis, galeri batik, potensi industri gula jawa, potensi rekreasi alam
tubing, potensi alam air terjun, keindahan alam di Patrawisa, serta Legenda Putri Ayu Limbasari.
b. Penyusunan Rencana Tapak site plan
Dalam pembangunan desa wisata diperlukan rencana tapak site plan, yang berarti penataan gambaranpemetaan rencana peletakan
bangunan sesuai dengan batas-batas lahan tertentu. Konsep perencanaan tapak atau site plan yang dilakukan di desa Limbasari
yaitu konsep perencanaan desa terpadu sesuai dengan dokumen RTBL yang telah dihasilkan melalui FGD yang dilakukan bersama
masyarakat. Perencanaan tapak sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan rencana, itu dilakukan bersama masyarakat
dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya. Rencana
tapak digunakan untuk menata fungsi fisik buatan manusia dan
71 lingkungan alam, dalam hal ini diperlukan pembagian kawasan sesuai
dengan fungsi dari alam dan dibuat lingkungan fisik buatan manusia sebagai penunjang kegiatan manusia.
Dalam penyusunan rencana tapak, BAPPEDA bersama dengan masyarakat Limbasari melaksanakan
focus group discussion FGD. Dalam FGD tersebut masyarakat berpartisipasi memberikan informasi
berupa permasalahan yang ada di desa serta memberikan aspirasinya tentang ide – ide yang diingikan oleh masyarakat Limbasari. Tetapi
tidak semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam FGD tersebut, yang hadir dalam FGD tersebut hanya perangkat desa, pokdarwis, dan
tokoh masyarakat yang diundang oleh perangkat desa. Dalam tahap penyusunan rencana tapak relatif memberikan kontribusi karena tokoh
masyarakat, pokdarwis, dan perangkat desa dianggap mampu meyampaikan aspirasi yang disuarakan dari masyarakat umum. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan salah satu informan, bapak “DJ” selaku tokoh masyarakat Ketua Pokdarwis :
“ya biasanya yang datang di FGD itu mereka yang diundang...setelah udah ada sesi tanya jawab mereka pasti
akan menanyakan, bahkan disitu pasti ada semacam diskusi gitu lah ada tanya jawab.....jadi disitu masyarakat memberi
pendapat dan saran mereka” hasil wawancara tanggal 14 April 2015
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pertanyaan ibu “H” selaku Kepala Desa Limbasari :
“partisipasi masyarakat dalam FGD ya perwakilan warga masyarakat terus RT, RW, kita undang untuk musyawarah,
karena mereka juga sebagai masyarakat, jadi apa yang
72 diharapkan masyarakat mereka juga tahu. Didalam
musyawarah para perwakilan mengeluarkan pendapat sama masukan tentang ide-ide mereka”hasil wawancara tanggal
6 April 2015
Seperti yang diutarakan oleh bapak “UF” selaku Sekretaris BAPPEDA :
“FGD yang dilaksanakan saat itu dihadiri oleh para masyarakat limbasari, mereka hadir juga memberikan
pendapat dan masukan bagi kami, jadi keputusan
dilakukan bersama masyarakat tidak hanya pada pemerintah saja” hasil wawancara tanggal 8 Oktober 2015
Berdasarkan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Limbasari yang berpartisipasi dalam focus group
discussion FGD hanya mereka yang diundang oleh pihak perangkat desa untuk mewakili aspirasi dari masyarakat Limbasari. Dalam focus
group discussion FGD mereka memberikan masukan dan ide – ide serta ikut andil dalam pengambilan keputusan.
FGD tersebut telah menghasilkan pemetaan kawasan yang digunakan sebagai fasilitas wisata dan perlu adanya pengembangan
seperti dalam Laporan Akhir Penyusunan RTBL Desa Wisata Limbasari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Kawasan
tersebut terbagi menjadi 5 kawasan yaitu sebagai berikut : 1.
Kawasan pariwisata berbasis perikanan Berdasarkan potensi banyaknya kolam ikan milik desa, dan
didukung ketersediaaan pasokan air sepanjang tahun, serta lokasinya yang cukup strategis maka potensi perikanan akan
dikembangkan sebagai kawasan mina wisata dan paket
73 wisata di desa Limbasari. Pada lokasi tersebut selain
dijadikan kawasan mina wisata juga akan dibangun Griya Wisata Limbasari yang menjadi Zona Penerimaan
Wisatawan yang baru datang ke Desa Limbasari. Di kawasan tersebut direncanakan dibangun Kantor Pokdarwis
sekaligus ruang informasi, warung makan, tempat pemancingan, fasilitas MCK, dan area parkir bagi para
pengunjungm dan fasilitas pendukung lainnya. 2.
Kawasan pariwisata pertanian organik Budidaya padi sawah menjadi pokok dalam kehidupan
petani, tetapi dalam pengembangannya terutama kegiatan pemupukan masih relatif menggunakan bahan pupuk kimia.
Bahan organik yang bersifat lokal keberadaanya berlimbah, tetapi belum dimanfaatkan untuk budidaya padi sawah.
Dalam hal desa wisata, kegiatan pertanian organik menjadi paket wisata bagi wisatawan yang ingin ikut kegiatan bertani
padi di sawah bersama para petani di Desa Limbasari. 3.
Kawasan pariwisata berbasis alam a.
Kawasan pariwisata berbasis sungai tubing Kawasan pariwisata berbasis sungai tubing dilakukan
di sungai Tungtung Gunung di Desa Limbasari. Dalam kawasan tersebut akan dikembangkan sebagai wisata
berbasis sungai yaitu dengan mengembangkan aktivitas
74 wisata seperti river tubing dan susur sungai. Lokasi yang
direncanakan adalah dengan memanfaatkan aliran sungai Tuntung Gunung yang berada di sebelah timur Desa
Limbasari. Titik awalnya dari bawah jembatan Tuntung Gunung, kemudian berakhir di tepi sungai di wilayah
Dusun 1. Arah pengembangan kawasan wisata berbasis sungai ini berupa peningkatan fasilitas sarana dan
prasana yang dibutuhkan berupa peralatan untuk kegiatan tubing serta masih memerlukan tambahan
pemandu terutama saat jumlah pengunjungnnya banyak. b.
Kawasan pariwisata berbasis air terjun Patrawisa Kawasan pariwisata berbasis air terjun di desa Limbasari
yaitu dengan berwisata mengunjungi air terjun uncang – uncang. Letaknya bukan di wilayah desa Limbasari
tetapi berada di wilayah Perhutani. Akses menuju lokasi masih berupa jalan setapak tanah, wisatawan dapat ke
sana dengan cara jalan kaki. Untuk pengembangannya adalah dengan memperbaiki jalan akses menuju ke lokasi
dan membuat gazebo untuk istirahat pengunjung di lokasi curug agar pengunjung dapat mencapai lokasi
dengan mudah dan dapat merasakan kenyamanan saat menikmati keindahan Curug Uncang – Uncang.
4. Kawasan pariwisata berbasis aktivitas khusus
75 a.
Sentra batik limbasari Salah satu kegiatan masyarakat Desa Limbasari adalah
membuat kerajinan batik. Arah pengembangan yang dilakukan untuk kedepannya yaitu menjadikan kegiatan
membatik sebagai bagian dari paket wisata, dengan cara wisatawan dapat diajak belajar tentang cara membatik
melakukan aktivitas membatik dan kemudian membeli produk batik limbasari.
b. Sentra seni budaya karangjoho
Seni budaya yang ada di Dusun Karangjoho adalah seni kuda lumping ebeg dengan anggota sekitar kurang
lebih 25 orang. Pelakunya adalah warga dusun Karangjoho Desa Limbasari yang selama ini hanya
melakukan pentas seni kuda lumping ketika pelatihan dan saat diundang ditanggap oleh orang.
Pengembangan sentra seni budaya di Dusun Karangjoho diarahkan kepada kesiapan pelaku seni budaya yang ada,
agar dapat selalu siap untuk pentas saat wisatawan datang dan dapat beraktivitas secara periodik. Dalam hal
ini diperlukan fasilitas sarana pendukung pentas seperti seragam, alat pertunjukan, sound system dan secara fisik
ikut membantu pembangunan Sanggar Seni Budaya Karangjoho sebagai sarana latihan, sarana pertunjukan
76 kecil, tempat koordinasi anggota dan tempat
penyimpanan perlengkapan. Sarana dan prasarana tersebut sebagai bagian dari rencana kedepanan untuk
melaksanakan seni budaya Karangjoho di kegiatan desa wisata.
c. Desa Inggris
Desa inggris ini adalah konsep pengembangan kapasits masyarakat yang diarahakan kepada aplikasi bahasa
Inggris dalam kehidupan sehari-hari, harapannya dapat menjadi guide bagi wisatawan mancanegara yang datang
ke Desa Limbasari. Selain itu komunitas Desa Inggris Limbasari juga bagian dari pembelajaran bahasa Inggris
yang dapat diikuti oleh siapapun tanpa harus berasal dari Desa Limbasari. Arah pengembangannya adalah menjadi
bagian dari paket wisata edukasi yang sangat berguna bagi masyarakat umum khususnya siswa sekolah yang
ikut paket kursus bahasa Inggris di Desa Limbasari. d.
Sentra gula organik Arjosari Industri pengrajin gula kelapa menjadi salah satu potensi
di desa Limbasari. Arah pengembangannya adalah menjadikan kegiatan membuat gula sebagi paket wisata
pendukung yang dapat dilihat dan dikerjakan oleh wisatawan. Rencana gula kelapa yang dihasilkan adalah
77 gula kelapa organik, agar dapat dijual kepada wisatawan.
Sentra Gula organik ada di Dusun Arjosari, lokasi pembuatan gula bergabung dengan rumah tinggal
pengrajin sehingga jika ingin melihat proses pembuatan maka wisatawan harus menuju ke Dusun Arjosari dan
kemudian bertemu dengan para pengrajin yang ada di situ.
e. Makam Putri Ayu Limbasari
Di desa Limbasari terdapat makam legenda Putri Ayu Limbasari. Konon ceritanya merupakan bagian dari
sejarah penamaan desa. Lokasinya berada di Dusun I Desa Limbasari, dekat dengan Lokasi Galeri Batik.
Kondisi makam masih alami dan belum dapat sentuhan apapun secara fisik. Arah pengembangan ke depan
adalah membuat jalan akses ke makam, sehingga peziarah yang datang dapat dengan nyaman menuju
lokasi. 5.
Kawasan homestay Di desa Limbasari juga terdapat homestay pondokan yang
disewakan kepada wisatan dengan tarif Rp. 250.000,- per kamarhari. Homestay tersebut berlokasi di Galeri Batik
yang menjadi tempat untuk memajangkan hasil batik tulis Limbasari yang dijual, selain itu juga sebagia homestay bagi
78 wisatawan. Pemilik Galeri batik tersebut merupakan salah
satu warga di Desa Limbasari, pengembangan ke depan bertambahnya homestay yang disediakan oleh masyarakat
Limbasari. Selain menghasilkan kawasan sebagai fasilitas wisata yang perlu
dikembangkan, juga dihasilkan Rencana Pembangunan Prasarana dan Sarana Publik dalam Laporan Akhir Penyusunan Rencana Tata
Bangunan Dan Lingkungan RTBL Desa Wisata Limbasari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga, yang berupa kebijakan
pengembangan jaringan jalan desa yang diarahkan pada : 1.
Meningkatkan aksesbilitas ke seluruh wilayah desa dan menembus keterisolasian hingga ke wilayah dusun dan lahan
pertanian. 2.
Menciptakan keterpaduan yang maksimal antar berbagai moda transportasi wilayah desa hingga ke dusun.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi jaringan jalan,
dengan strategi pengembangan; melakukan pelebaran jalan menuju Desa Limbasari,
Pembuatan papan petunjuk dan rambu jalan serta pemasangan lampu jalan
Untuk meningkatkan aksesbilitas dan bisa menembus keterisolasian maka direncakan untuk membuat jalan aspal menuju
curug uncang – uncang agar mempermudah bagi wisatawan yang
79 ingin berkunjung ke sana, karena jalan menuju curug uncang – uncang
masih berupa jalan tanah dan cukup berbahaya bagi para wisatawan yang ingin ke sana.
Itu diperkuat dengan pernyataan “EP” selaku perangkat desa, sebagai berikut :
“untuk akses ke curug uncang – uncang perlu diperbaiki mas, karena di sana licin dan jalannya tanah sehingga
berbahaya bagi wisatawan, jadi rencananya mau dibuat aspal kalo ngga ya disetapak mas” hasil wawancara tanggal
16 April 2015
Kegiatan FGD yang dilaksanakan bersama dengan pihak BAPPEDA, menghasilkan 11 program rencana pengembangan
terpadu desa limbasari, itu diperkuat dengan pernyataan ibu “H” selaku Kepala Desa, sebagai berikut :
“fgd menghasilkan 11 rencana untuk mengembangkan desa limbasari, 11 rencana tersebut seperti di RTBL itu
mas”hasil wawancara tanggal 6 April 2015
Pernyataan bapak “EP” selaku perangkat desa tentang hasil 11 program :
“setelah diketahui potensi desa dilirik oleh pemda, yaitu salah satunya 11 item yang merupakan hasil dari FGD,
program dari masyarakat limbasari bersama dengan pemda”hasil wawancara tanggal 16 April 2015
Berikut 11 program yang dihasilkan oleh FGD : 1.
Program Intensifikasi Pertanian 2.
Program Pengembangan Pariwisata 3.
Program Intensifikasi Kolam Untuk Minawisata 4.
Program Pengembangan Kerajinan Batik 5.
Program Pengembangan Industri Gula Kelapa 6.
Program Penyehatan Lingkungan Permukiman 7.
Program Pengembangan Perumahan
80 8.
Program Tata Hijau Lingkungan 9.
Program Keamanan Lingkungan 10.
Program Pengembangan Budidaya Perikanan 11.
Program Pengembangan Peternakan Dalam FGD juga dihasilkan rencana pengembangan fisik yang
nantinya dijadikan fasilitas wisata, yaitu berupa rencana dibangun tempat untuk penerimaan wisata dengan sebutan griya wisata
limbasari, rencana dibangun sentra di kawasan yang terpilih, rencana penataan jalan utama desa limbasari, rencana dibangun aula batik desa
limbasari di galeri batik, serta tempat dermaga untuk kegiatan tubing. Untuk rencana pengembangan fisik dapat dilihat di halaman lampiran
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di FGD untuk ikut dalam proses rencana
penyusunan tapak itu merupakan sebagian masyarakat yang diundang oleh perangkat desa untuk mewakili masyarakat Limbasari. Dalam
prosesnya, masyarakat telah ikut andil dalam memberikan pemikiran, ide-ide, dan masukan bagi perencana, selain itu juga dalam proses
perencanaan tersebut telah menghasilkan 1 Dokumen RTBL yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk pembangunan desa wisata
mendatang, isi dari RTBL telah dijelaskan diatas.
c. Penyusunan Anggaran dan Sumber Anggaran