62 dan pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji
paired sampel t-test. b. Hasil Uji kesamaan varian populasi awal
Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata penurunan kejenuhan belajar antara kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan
menggunakan media film dan kelompok kontrol yang hanya diberikan layanan melalui diskusi, sebaiknya terlebih dahulu data awal pretest
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dipastikan sudah homogen atau sama. Untuk menguji kesamaan varian dilakukan dengan
menggunakan uji independent sampel test. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
sebesar 0,163 dan p sig. sebesar 0,163. Oleh karena p 0,05 maka H
diterima atau kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol sama secara signifikan
c. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t yang
merupakan uji beda dimana rata-rata hitungannya hanya terdiri dari dua kelompok Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2009: 181. Dua
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Independent Samples Test
Equality of Variance
t-tes for Equality of Means P
R E
T E
S T
F Sig.
T Df
Sig 2- tailed
Equal Variances
assumed ,163
,689 -,214 28
,832 Equal Variances
not assumed -,214
27,57 ,832
63 kelompok yang dimaksud adalah data kelompok pretest dan posstest. Uji t
yang dipakai adalah paired sample t-test karena data yang dipakai berpasangan dan ditentukan taraf signifikansi sebsar 5 atau 0,05
Ha : Sig
. ≤ 0,05, Ha diterima dan Ho ditolak Ho
: Sig. ≥ 0,05, Ho diterima dan Ha ditolak
Dari tabel diatas daat diketahui taraf signifikansi kelompok eksperimen p sebesar 0,00 sehingga p 0,05 hal ini menunjukkan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis “penggunaan media film efektif untuk mengurangi kejenuhan burnout
belajar pada siswa kelas XI di SMA PIRI Yogyakarta.” diterima. Dan pada kelompok kontrol diketahui bahwa p sebesar 0,744 sehingga p0,05
hal ini menunjukkan bahwa Ha ditolak atau metode diskusi tidak efektif untuk mengurangi kejenuhan Burnout Belajar.
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis
T df
Sig. 2- tailed
Pair 1 pretest_eksperimen - posttest_eksperimen
6,455 14
,000
Pair 2 pretest_kontrol - posttest_kontrol
,333 14
,744
64
B. Pembahasan
Pada sub bab pembahasan ini peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang sudah dipaparkan di sub bab hasil penelitian. Pada hasil
penelitian ini ditemukan pada kelompok eksperimen ada 12 siswa mengalami penurunan, satu siswa tidak mengalami penurunan maupun
peningkatan, dan satu siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut karena variabel luar mempengaruhi proses penelitian yang tidak dapat dikontrol
oleh peneliti. Subjek terlihat lelah, letih, lesu saat mengikuti treatment dan mengisi skala kejenuhan belajar. Kondisi ini bisa membuat perlakuan tidak
berefek pada penurunan tingkat kejenuhan belajar yang kemungkinan menyebabkan peningkatan pada kejenuhan belajar yang dialami. Asusmsi
ini didasari pada observasi peneliti. Berkaitan dengan kondisi tersebut, apabila diadakan penelitian selanjutnya sebaiknya subjek selalu diberikan
perlakuan lebih dari satu kali dan setiap perlakuan diberikan posttest. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada proses perlakuan ada
beberapa hal atau variabel luar yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti, dan hal itu dapat mempengaruhi proses perlakuan. Hal tersebut menjadi
kelemahan dalam penelitian ini dan menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Walaupun demikian, dilihat dari hasil selisih skor
pretest dan posttest skala kejenuhan belajar pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
media film lebih efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa dibuktikan dengan hasil rata-rata pretest dan posttest yang menunjukkan
65 adanya penurunan lebih besar pada kelompok eksperimen daripada
kelompok kontrol. Dalam penelitian ini siswa mengamati peran tokoh film yang
memiliki cerita tentang cara mengatasi kejenuhan belajar yang di alami sehingga informasi- informasi mengenai cara mengatasi kejenuhan belajar
yang disampaikan oleh tokoh dalam film dapat di contoh saat siswa mengalami kejenuhan belajar. Selain itu dengan diberikan perlakuan
menggunakan film drama pendek siswa juga dapat mengevaluasi penyebab timbulnya kejenuhan belajar yang di alami dengan cara melihat contoh
yang diperankan oleh tokoh dalam film tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Maslach dan Leiter 1997: 26 penyebab kejenuhan belajar yang
sering di alami oleh siswa yaitu: terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan, tuntutan nilai yang terlalu tinggi, kurangnya kontrol atas
pekerjaan yang dilakukan menunda-nunda tugas, mengerjakan secara asal, kurangnya motivasi saat mengerjakan tugas. Dalam film drama
pendek yang disajikan, peneliti lebih menekankan pada perilaku-perilaku yang dapat menyebabkan timbulnya kejenuhan belajar seperti siswa sering
menunda-nunda pekerjaan sehingga menumpuk sampai pada batas waktu akhir, lalu cara mengerjakan tugas yang asal-asalan sehingga nilai yang
didapatkan kurang maksimal, kemudian peserta didik menjadi merasa sedih dan malas untuk belajar karena kurangnya motivasi. Pada saat
menonton film drama pendek siswa dapat menyimpan informasi tersebut sehingga siswa dapat belajar untuk memperbaiki proses belajarnya.