Klasifikasi Film EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DRAMA PENDEK UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PIRI I YOGYAKARTA.

14 merasa lega dengan menonton film pada saat terapi psicotheraphy. Selain itu film dapat memberikan kesehatan emosi serta dapat meningkatkan pengetahuan seseorang terhadap nilai yang terkandung dalam sebuah film sehingga penonton dapat meniru perilaku yang diperankan oleh tokoh dalam film tersebut dan dapat menjalankan pengetahuan baru yang diperoleh dari cerita dalam sebuah film. Dari beberapa pendapat para ahli peneliti menyimpulkan manfaat film yaitu film dapat memberikan pengetahuan baru terhadap penonton serta memberikan contoh agar penonton lebih mudah dalam menginternalisaikan nilai-nilai yang disampaikan melalui film.

4. Indikator Film yang dapat digunakan untuk pemberian layanan

Bimbingan dan Konseling Solomon Demier: 2008 berpendapat bahwa film dapat digunakan untuk terapi. Film yang dapat digunakan untuk terapi adalah film yang memiliki cerita sesuai atau hampir mendekati dengan permasalahan yang dialami oleh individu. Hal tersebut bertujuan agar seseorang yang menonton film dapat meniru apa yang di perankan oleh tokoh dalam film tersebut. Pendapat lain yaitu menurut Wolz 2004: 31 indikator film yang dapat digunakan untuk terapi yaitu film yang memiliki: a. Alur cerita 15 Alur merupakan rangkaian peristiwa yang tersusun secara kronologis dalam kaitan sebab akibat sampai akhir kisah. b. Naskah dialog Menurut KBBI 2015 naskah adalah karangan seseorang yang masih ditulis dengan tangan. Sedangkan dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. c. Gambar, warna, dan simbol Kata symbol berasal dari bahasa Yunani sim-ballein atau symbolos. Simbol memiliki arti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu pada seseorang. Sementara itu, dalam KBBI 2015 simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatu atau mengandung maksud tertentu. d. Suara dan musik Suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia contoh saat berbicara, bunyi binatang, dan juga alat perkakas. KBBI, 2015 dalam sebuah film suara yaitu dialog atau percakapan tokoh cerita. Sedangkan musik juga berpengaruh untuk memberikan sugesti ke dalam alam bawah sadar penonton. Penggunaan musik dalam film adalah hal yang mendukung dalam proses pemberian sugesti. 16 e. Self- reflection atau arahan sebagai demonstrasi terutama pada film-film inspirasional.

5. Proses kerja Kognitif saat menonton film

Proses yang terjadi pada saat memahami alur cerita dan karakter tokoh dalam sebuah film Demir,2008: 2 yakni: a. Dengan melihat film, itu menandakan bahwa terjadi kerja aktif dalam otak yang menunjukkan diri kita memahami isu-isu emosi yang ditandai dengan tibulnya kepahaman dengan sebuah alur cerita dalam film. b. Treatment dengan menggunakan film atau sinema dapat membangkitkan semangat di alam bawah sadar kita. Dengan menonton film luapan ekspresi emosi terjadi. Penonton seperti terkena sihir, seolah berada di dalam alur cerita film. c. Titik akhir dari treatment adalah menemukan makna atau maksud dari alur cerita film. Penemuan makna ini yang kemudian dapat mendorong untuk tampil seperti apa yang semestinya, bisa berupa motivasi, hubungan depresi, percaya diri, dan masalah lain. Jadi dalam proses terapi film dapat digunakan sebagai contoh model dalam pembelajaran agar seseorang yang menonton dapat meniru hal-hal yang terkandung dalam sebuah film melalui peran yang dilakukan oleh tokoh dalam film tersebut. 17

B. Konsep Modeling

1. Pengertian Modeling

Bandura Asrori, 2008: 23 menjelaskan bahwa: “Modeling merupakan proses tindakan belajar yang dilakukan oleh individu dengan cara mengamati dan meniru perilaku, sikap orang lain sebagai model. Perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.” Dalam proses meniru sikap model, kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh terhadap pola belajar sosial individu tersebut. Misalnya seseorang yang hidupnya dilewati dalam lingkungan prostitusi, maka orang tersebut akan cenderung bersikap positif terhadap praktik prostitusi atau minimal bersikap netral terhadap praktik perjudian. Belajar model modeling adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, dilakukan secara sadarlangsung. Sinonim dari belajar model adalah proses imitasi Muhibin Syah, 2003: 111. Selanjutnya, Komalasari, Wahyuni dan Karsih 2011: 176 memberikan penjelasan mengenai belajar model modeling sebagai bentuk belajar melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif. Bandura juga menjelaskan bahwa dalam proses modeling seseorang akan melibatkan proses-proses kognitif, bukan hanya meniru namun lebih menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena melibatkan proses prepresentasian informasi dan menyimpannya untuk