32 siswa kehilangan dirinya sendiri dan tidak dapat nilai-nilai dari
lingkungannya lagi pandangan mereka terbatas hanya pada masa kini.
j. Inner emptiness, kekosongan dalam diri siswa berkembang semakin buruk
siswa semakin menjadi putus asa. Reaksi yang berlebihan seperti membesar-besarkan seksualitas, terlalu banyak makan
serta memakai alkohol dan obat-obatan terlarang k. Depression,
pada fase ini siswa menjadi ascuh tak acuh, lelah, putus asa dan merasa bahwa masa depan tidak ada artinya.
l. Burnout syndrome, siswa korban burnout memiliki kecenderungan untuk
mengakhiri sekolahnya agar dapat keluar dari situasi kejenuhannya bahkan sampai putus sekolah.
D. Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi sekaligus berkaitan dengan topik tentang burnout dan terapi film ini, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sapiana 2014 di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo bahwa bimbingan kelompok dengan teknik cinema
therapy berpengaruh terhadap motivasi belajar. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu teknik yang digunakan sebagai intervensi yaitu
33 menggunakan film. Perbedaan yang dilakukan peneliti yaitu variabel
kedua dalam hal ini peneliti akan lebih menekankan pada tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa SMA.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Anansi Sun Ebu 2014 di kelas VIII SMP Negeri 1 Bulango Timur, Gorontalo bahwa bimbingan kelompok dengan
teknik cinema therapy dapat meningkatkan percaya diri. Penelitian ini memiliki unsur kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti dimana intervensi yang diberikan yaitu dengan menggunakan film. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada variabel terikat. Peneliti
menggunakan variabel terkat yaitu kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa.
3. Penelitian yang dilakukan Ipt. Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP, Ni. Kt.Suarni 2014 menunjukkan baik konseling behavioral dengan
pendekatan teknik relaksasi maupun brain gym efektif untuk menurunkan burnout belajar siswa. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang kejenuhan belajar serta upaya strategi coping untuk mengurangi kejenuhan
belajar. Namun hal yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu metode strategi coping yang diberikan. Peneliti
menggunakan media film sebagai simbolik model agar siswa dapat menemukan strategi coping untuk mengurangi kejenuhan belajar yang
dialami oleh siswa.
34
E. Kerangka Berfikir
Kejenuhan belajar merupakan fenomena yang sering terjadi pada siswa. Siswa yang merasa jenuh pada saat belajar tidak akan dapat
menerima berbagai informasi yang telah disampaikan oleh orang lain pada saat belajar sehingga siswa merasa seakan-akan tidak ada kemajuan dalam
proses belajarnya. Dengan munculnya kejenuhan tersebut maka seringkali motivasi siswa menurun serta berdampak pada prestasi siswa.
Untuk menghindari timbulnya dampak negatif tersebut, peneliti akan memberikan film sebagai simbolik model bagi siswa kelas XI SMA
PIRI I Yogyakarta. Film menjadi simbolik model untuk memberikan contoh alternatif strategi coping yang akan diberikan kepada siswa, agar
siswa dapat mengetahui cara mengatasi kejenuhan burnout saat belajar. Dalam belajar model modeling individu mengamati tokoh model dan
menyimpan informasi tentang cara mengatasi kejenuhan burnout belajar untuk di produksi kembali selanjutnya siswa mendapatkan penguatan
untuk mencontoh tingkah laku sang model. Film dapat memberikan kesehatan emosi serta dapat meningkatkan pengetahuan terhadap nilai
yang terkandung dalam sebuah film dan siswa dapat meniru serta menginternalisasikan perilaku yang diperankan oleh tokoh dalam film
tersebut. Dengan diberikan film yang dibuat oleh peneliti siswa akan meniru perilaku tokoh model saat mengatasi kejenuhan belajar yang
diperankan oleh tokoh model dalam film tersebut. Film yang ditayangkan oleh peneliti mengandung unsur cerita inspiratif yang akan memberikan