Jenis- jenis Modeling EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DRAMA PENDEK UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PIRI I YOGYAKARTA.

22 b. Efek menghambat inhibition dan menghapus hambatan disinhibition yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model dihambat kemunculannya, sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatan- hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata. c. Efek kemudahan fascilitation effects. Tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.

C. Kajian Tentang Kejenuhan burnout Belajar

1. Pengertian tentang kejenuhan burnout Belajar

Herbert Freudenberger menggunakan istilah burnout pertama kali pada tahun 1974 dengan mempublikasikan buku yang berjudul Staff Burnout. Freudenberger juga dianggap salah seorang tokoh yang penting dalam sejarah pengkajian burnout. Freudenberger menggunakan istilah burnout untuk menjelaskan kondisi seseorang yang mengalami kelelahan emosi, kehilangan motivasi, dan komitmen Engelbrecth, 2006:26. Tokoh lain juga mencoba mendifinisikan burnout diantaranya yaitu Maslach dan Jackson 1981 mendefinisikan “Burnout is a syndrome of emotional exhaustion and cynicism that occurs frequently among individuals who do ‘people work’ of some kind.”, kejenuhan merupakan sebuah kelelahan emosi dan sinisme seringkali terjadi pada 23 individu yang bekerja pada bidang sosial. Senada dengan Maslach dan Jackson, Pines Aronson Slivar, 2001: 22 mendefiniskan burnout sebagai kondisi emosional individu ketika merasa lelah dan jenuh baik secara mental ataupun fisik sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan yang meningkat. Situasi individu dalam menghadapi tuntutan dari penerima layananan menggambarkan keadaan yang menuntut secara emosional emotionally demanding. Sedangkan Demeuroti dkk 2002: 428 mendefinisikan burnout sebagai: “....burnout is syndrom of work-related experience, including feelings of exhaustion and disengagement from work. Exhaustion is defined as a consequence of prolonged and intense pshycal, affective and cognitive strain, as a result of prolonged exposure to specific working conditions or stressor.” Burnout adalah sindrom dari pengalaman kerja negatif yang mencakup kelelahan dan keluar dari pekerjaan. Kelelahan diartikan sebagai konsekuensi dari aktivitas fisik, emosi, dan ketegangan kognitif yang berkepanjangan sebagai penyebab stres dengan kondisi pekerjaan tertentu. Demeuroti lebih menekankan bahwa kejenuhan terjadi akibat dari kelalahan fisik, kelelahan emosi serta kelelahan kognitif yang berkepanjangan. Senada dengan Demeuroti dkk, Kohan Mazmanian 2003:561 menyebutkan “Burnout is an extreme state of depleted resources that can result from chronic exposure to work stress”. Burnout adalah kondisi ekstrem dimana terkurasnya akal kognitif 24 yang diakibatkan oleh stres kerja atau tuntutan pekerjaan secara terus menerus. Kohan dan Mazmanian lebih menekankan pada aspek kognitif yang menyebabkan terjadinya kejenuhan. Istilah burnout juga dijelaskan oleh Suwarjo Diana Septi Purnama 2014:12 sebagai suatu keadaan keletihan exhaustion fisik, emosional, dan mental di mana cirinya sering disebut physical depletion, dengan perasaan tidak berdaya dan putus harapan, keringnya perasaan, konsep diri yang negatif dan sikap negatif yang identik dengan distress, discontent, dan perasaan gagal untuk mencapai tujuan ideal. Jika dikaitkan dengan proses belajar, Reber Muhibin Syah, 2003:180 mendefinisikan kejenuhan sebagai rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan kemajuan hasil belajar. Siswa yang merasa jenuh pada saat belajar tidak dapat menerima berbagai informasi yang telah disampaikan oleh orang lain pada saat belajar sehingga siswa merasa seakan-akan tidak ada kemajuan dalam proses belajarnya. Definisi lain dari Zunita Eka K Elisabeth C 2014:4 menyatakan kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa merasa bosan, lelah, kurang perhatian dalam belajar, tidak ada minat dan motivasi, serta tidak mendatangkan hasil yang maksimal dalam belajar. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang kurang memiliki motivasi dan merasa tidak mendapatkan hasil yan