19 diwujudkannya dalam kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan
kemudian akan membacanya atas kesadarannya sendiri. Maka
dapat disimpulkan
bahwa minat
akan mempengaruhi kemampuan membaca siswa, karena tanpa adanya
minat siswa cenderung enggan dalam membaca. Seiring dengan perkembangan kemampuan membaca siswa maka keterampilan
membaca pemahaman siswa semakin meningkat. .
B. Jenis-jenis Cerita Anak
1. Pengertian Cerita Anak
Menurut Endraswara 2002: 115 menyatakan bahwa sastra anak di dalam termasuk cerita anak pada dasarnya merupakan” wajah sastra” yang
pokus utamanya demi perkembangan anak. Di dalam mencerminkan liku- liku kehidupan yang dapat dipahami oleh, melukiskan perasaan anak,
menggambarkan pemikiran-pemikiran anak. Dalam hal ini patut ditegaskan bahwa sastra anak tidak harus tokohnya seorang anak.
Sugihastuti 1996: 69 Cerita anak adalah media seni yang memiliki ciri tersendiri sesuai dengan selera penikmatnya. Seorang
pengarang cerita anak tidak bisa mengabaikan dunia anak-anak. Maka dari itu cerita anak yang dikarang oleh orang dewasa seolah-olah merupakan
ekspresi diri anak melalui bahasa anak-anak. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulan bahwa cerita anak
merupakan serita sederhana yang berbicara mengenai kehidupan dan
20 lingkungan sekeliling anak yang di dalamnya memiliki dan melukiskan
perasaan dan pemikiran anak-anak. Ceita anak memiliki kontribusi dalam perkembangan kepribadian dan karakter anak. Cerita anak diyakini sebagai
salah satu faktor yang dapat dimanfaatkan untuk mendidik anak melalui bacaan.
2. Ciri-ciri Cerita Anak
Menurut Sarumpaet 1976:29 mengatakan bahwa ciri-ciri sastra anak atau cerita anak adalah tiga yaitu 1 berisi sejumlah pantangan,
berarti hanya hal-hal tertentu saja yang boleh diberikan kepada anak, 2 kisah yang ditampilkan memberikan uraian secara langsung, 3 memiliki
fungsi terapan, yakni memberikan kesan dan ajaran kepada anak-anak. Menurut Endraswara 2002: 119 menyatakan bahwa ciri pokok
cerita anak mengandung unsur fantasi hal ini dikarenakan para pengarang sastra anak tidak ingin mendidik anak-anak secara eksplisit. Hal ini jaga
dilandasi oleh perkembangan kejiwaan anak-anak yang sarat dengan dunia fantasi. Dunia tumbuhan dan dunia hewan dapat dilukiskan dalam cerita
anak. Semakin tinggi daya fantasi dan imajinasi cerita anak maka akan semakin digemari oleh anak-anak
Citraan atau metafora kehidupan yang dikisahkan dalam cerita harus berada dalam jangkauan perkembangan kejiwaan dan imajinasi
anak. Cerita anak yang baik melibatkan aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensorik maupun pengalaman moral anak yang diekspresikan dalam
21 bentuk sastra anak. Adanya batasan dalam cerita anak hendaknya
penyajian cerita dan dunia orang dewasa maupun remaja harus disajikan dari tolok ukur dunia anak.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cerita anak merupakan cerita yang berisikan lingkungan dan dunia anak-anak. Cerita
anak memiliki unsur fantasi dan imajinasi anak yang tinggi. Cerita anak banyak mengandung moral dan sesuai dengan perkembangan kejiwaan
anak.
3. Unsur-unsur Cerita Anak