85
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dari siklus I sampai dengan siklus II yang dilakukan di kelas II B SD Negeri
Tukangan Yogyakarta, mengalami peningkatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II dapat diketahui persentase nilai siswa yang tuntas pada siklus II pertama I adalah 18
siswa 75,00 dengan rata-rata 77,91 dan siswa yang belum tuntas adalah 6 siswa 25,00 dan terjadi peningkatan pertemuan II siklus
II dengan jumlah siswa yang tuntas 23 siswa 95,83 dengan rata- rata 84,16 dan siswa yang belum tuntas adalah I siswa 4,16.
Karena nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai kriteria Ketuntasan Minimal maka penelitian dihentikan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta
mengetahui bahwa kondisi awal dalam proses belajar mengajar guru masih minim menggunakan media pembelajaran, guru juga masih penyampaian
materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran dan siswa
cenderung pasif. Dan hasil prestasi siswa pada kondisi awal masih jauh dari indikator keberhasilan dengan menunjukkan jumlah persentase siswa yang
86 tuntas 6 siswa 25 dan siswa yang belum tuntas 18 siswa 75 dengan rata-
rata 64,16. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media cerita
bergambar. Penggunaan media cerita bergambar diharapkan mampu meningkatkan proses pembelajarn siswa pada mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I yang dilakukan oleh
peneliti, pada saat proses belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan media cerita bergambar. Secara umum, pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
Langkah-langkah guru dalam proses belajar mengajar berlangsung adalah 1 guru memberikan arahan sebelum proses belajar mengajar
berlangsung, 2 guru menunjukkan dan membagikan media cerita bergambar pada siswa, 3 guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi cerita 4
guru menunjukkan gambar-gambar, tokoh-tokoh yang ada dalam cerita bergambar, dan 5 guru membimbing siswa dalam menyimpulkan isi cerita
yang dibacanya. Namun, masih ada langkah-langkah pembelajaran yang belum
terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada siklus I guru belum optimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses
87 pembelajaran, guru juga belum optimal dalam mengondisikan kelas, karena
masih ada beberapa siswa yang tempat duduknya bagian belakang masih asik ngobrol dengan teman se bangkunya sehingga tidak begitu antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil tindakan siklus I yang dilakukan di kelas II B SD
Negeri Tukangan Yogyakarta mengalami peningkatan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan media cerita
bergambar. Secara umum, kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan media cerita bergambar pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta siswa terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan
memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran, siswa aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamalik Azhar Arsyad 2006: 15 pemakai media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Namun ada beberapa siswa yang tempat duduknya bagian belakang masih asik
ngobrol dengan teman se bangkunya sehingga tidak begitu antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang diajarkan oleh guru.
Hasil data yang diperoleh dari guru kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta pada kondisi awal menunjukkan dengan jumlah siswa yang
tuntas 6 siswa 25 dan jumlah yang belum tuntas 75 dan terjadi peningkatan setelah terlaksananya tindakan siklus I pertemuan I dengan
88 jumlah siswa yang tuntas 8 siswa 33,33 dengan rata-rata 67,08 dan
pertemuan II menjadi 11 siswa 54,16 dengan rata-rata 68,75. Walaupun proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai
dengan siklus I pertemuan I hingga pertemuan II, namun hasil prestasi siswa belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75 siswa belum mencapai
Kriteria ketuntasan Minimal 75, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk melakukan perbaikan dengan harapan di siklus ke II proses pembelajaran dan
hasil pemahaman belajar siswa lebih meningkatkan. Pada pelaksanaan siklus II proses pembelajaran sudah mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I, dimana yang di siklus I siswa yang asik ngobrol dengan teman se bangkunya di siklus II sudah terlihat
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, mendengarkan penjelasan guru, aktif bertanya, berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
serta guru berperan aktif dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan adanya interaksi tanya jawab siswa dan
guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Pada tindakan siklus ke II, hampir semua siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik dalam menggunakan media cerita bergambar telah memperoleh hasil belajar yang baik hal ini menunjukkan siklus II pertemuan I
dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa 75,00 dengan rata-rata 77,91 dan pertemuan II menjadi 23 siswa 95,83 dengan rata-rata 84,16, jadi
tindakan siklus ke II dinyatakan berhasil. Penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
89 Dwi Sunar Prasetyo 2008: 82-83 bahwa beberapa manfaat media bergambar
yaitu membantu perhatian siswa dan menimbulkan motivasi atau meransang siswa. Guru juga semakin insentif dalam membimbing dan mengarahkan
siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil pada siklus ke II menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti dan guru telah berhasil dan
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dalam penggunaan media cerita bergambar selama II siklus telah
menunjukkan peningkatan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas II B SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Hal
tersebut dibuktikan dengan kepemahaman yang meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa, aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
mendengarkan penjelasan guru aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga proses pembelajaran berjalan
dengan baik. Berdasarkan hasil pencapaian yang telah meningkat dari kondisi awal,
siklus I hingga siklus II yang dilakukan oleh peneliti , dapat dikatan bahwa penggunaan media cerita bergambar dapat mengikatkan proses belajar
mengajar dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran siswa dengan menggunakan media cerita bergambar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sudjana dan Rivai 2002: 2 bahwa dengan media pembelajaran siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama proses pembelajaran, tidak hanya
mendengarkan tetapi mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung dan memerankan.
90 Hal di atas membuktikan bahwa penggunaan media cerita bergambar
dapat meningkatkan prose belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa indonesia melalui penggunaan media cerita bergambar dalam upaya
meningkatkan keterampian dan prestasi belajar siswa telah berhasil. Dari hasil yang diperoleh siswa juga telah membuktikan bahwa tindakan
perbaikan yang telah direncanakan setelah siklus I telah berhasil dan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
C. Keterbatasan Penelitian