39 e.
Nilai-nilai dan keyakinan Jika semua aspek ditata dengan baik, suatu keajaiban akan terjadi.
Konteks tersebut dapat menciptakan rasa saling memiliki. Kelas akan menjadi komunitas belajar dan tempat belajar yang menyenangkan bagi
siswa bukan karena unsur keterpaksaan. Dengan demikian nilai-nilai positif yang ada dalam proses pembelajaran akan lebih mudah ditanamkan dalam
diri siswa. Udin 2009: 126 mengatakan hal serupa bahwa pembelajaran
Quantum
mengkonsep tentang menata pentas lingkungan belajar yang tepat, maksudnya bagaimana penataan lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun
mental. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, disimpulkan bahwa prinsip
Quantum Learning
yang dapat menciptakan lingkungan fisik pendukung untuk meningkatkan serta memperkuat proses belajar siswa, idealnya memiliki
lingkungan belajar yang meliputi pencahayaan memadai, lebih berwarna, banyak poster informasi maupun motivasi, alat peraga, dan musik. Hal-hal
tersebut merupakan elemen yang mudah dimasukkan ke dalam kelas, dan siswa dapat lebih menikmati belajar dalam lingkungan yang nyaman.
E. Penggunaan
Quantum Learning
dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Pada penerapan model pembelajaran
Quantum Learning
, terlebih dahulu perlu untuk mengetahui bagaimana gaya belajar masing-masing siswa. Bobbi
2008: 110 mengatakan gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan
40 kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi antar pribadi. Gaya
belajar juga merupakan modalitas bagi seseorang untuk mengetahui bagaimana cara menyerap informasi secara lebih mudah. Modalitas dalam gaya belajar
terdiri dari tiga unsur, yaitu visual, auditoial, dan kinestetik Bobbi, 2008: 112. Pada umumnya banyak orang dapat menggunakan ketiga modalitas
tersebut secara bersamaan dalam menyerap informasi tertentu, namun juga tidak jarang orang yang hanya cenderung untuk memaksimalkan salah satu dari
ketiga modalitas tersebut. Michal Grinder Bobbi, 2008: 112 mencatat bahwa dari tiga puluh siswa, terdapat dua puluh dua siswa yang dapat memakai
ketiga modalitas tersebut, sedangkan enam siswa menonjol hanya pada salah satu modalitas, dan dua siswa lainnya dapat memakai dua modalitas.
Tujuan utama mengetahui gaya belajar siswa bukan memaksakan siswa untuk dapat menguasai ketiga modalitas belajar yang ada, namun untuk
memberi fasilitas agar tidak ada siswa yang tertinggal dalam penyerapan informasi selama proses pembelajaran berlangsung. Bagi siswa yang menonjol
pada aspek visual, guru dapat menampilkan gambar ilustrasi, poster, atau tayangan interaktif. Bagi siswa auditorial, musik pengiring dapat diputarkan
selama pembelajaran berlangsung secara variatif dan sesuai kegiatan pembelajaran. Bagi siswa kinestetik, guru dapat menerapkan games atau mini
drama agar siswa mampu menyerap makna pembelajaran melalui gerak tubuh
yang mereka lakukan.
Kerangka perencanaan model dikemukakan oleh Bobbi 2008: 88 yang mengatakan bahwa
Quantum Learning
mengacu pada konsep “TANDUR”,
41 merupakan akronim dari: Tanamkan, Alami, Namai, Demonsrtasikan, Ulangi,
dan, Rayakan. Unsur- unsur ini membentuk basis struktur yang melandasi
Quantum Learning
. Kerangka perencanaan
Quantum Learning
adalah sebagai berikut: 1 tanamkan, 2 alami, 3 namai, 4 demonsrtasikan, 5 ulangi, dan 6
rayakan. 1.
Tumbuhkan Menyertakan siswa, memikat mereka, memuaskan keingintahuan
mereka, dan membuat mereka tertarik dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan pancingan
tentang pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari, menyanyikan sebuah lagu yang berhubungan dengan materi yang hendak disampaikan,
hal lain yang dapat dilakukan adalah memberikan sebuah teka-teki tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan materi.
2. Alami
Memberikan siswa suatu pengalaman belajar, menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui dan menguasai suatu hal lebih dalam. Hal ini
dapat dilakukan dengan meminta siswa menyebutkan ciri-ciri sesuatu yang dikenal siswa menurut pengalamannya.
3. Namai
Pada rancangan
Quantum Learning
namai dilakukan agar siswa bisa tetap berada dalam lingkungan dimana ia sedang mempelajari suatu materi
tertentu dan mudah mengingatnya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara diajak bertanya jawab tentang benda atau sesuatu hal yang mereka sukai
42 atau sesuatu hal tidak mereka ketahui. Sehingga mereka tertarik dengan
pembelajaran karena keingintahuan mereka terjawab. 4.
Demonstrasikan Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman
dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Hal ini dapat dilakukan dengan mempraktekan,
menjelaskan, atau menampilkan sesuatu yang mereka ketahui dari hasil belajarnya. Hal ini akan membuat siswa merasa mampu dan lebih percaya
diri. 5.
Ulangi Merekatkan gambaran keseluruhan. Pengulangan dalam hal ini
bermanfaat untuk memperdalam ingatan siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan permainan
secara berkelompok untuk menyebutkan, menjelaskan, menebak, atau mempraktekan sesuatu yang telah mereka pelajari.
6. Rayakan
Menurut Bobbi DePotter sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan, perayaan juga menambah semangat belajar. Bentuk perayaan
dalam hal ini dapat berupa pemberian tepuk tangan, penguatan, atau benda yang sifatnya membuat siswa merasa dihargai pekerjaannya dan selalu
semangat untuk belajar
43
F. Penelitian yang Relevan