Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

11 kebutuhan anak tunagrahita yakni memperkenalkan kosakata sederhana dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

a. Tingkat Intelektual atau Kecerdasan Kemampuan intelegensi anak tunagrahita, pada umumnya di ukur berdasarkan tes Stanford Binet dan Skala Weschler WISC. Di bawah ini tabel rincian klasifikasi anak tunagrahita, Blake Sutjihati Somantri, 2007: 108 : Tabel 2.1. Klasifikasi Anak Tunagrahita berdasar Derajat Keterbelakangannya Sumber: Blake, 1976 Klasifikasi IQ Stanford Binet Skala Weschler Ringan 68-52 69-55 Sedang 51-36 54-40 Berat 35-20 39-25 Sangat Berat 19 24 Berdasarkan tabel klasifikasi anak tunagrahita tersebut, maka dapat dilihat kisaran IQ yang dimiliki oleh anak tunagrahita tipe ringan yaitu 68-52 skala binet dan 69-55 skala weschler. Kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita pun dipengaruhi oleh IQ yang dimiliki. Moh. Effendi 2006: 90, berpendapat bahwa : Anak tunagrahita mampu didik anak tunagrahita tipe ringan adalah anak yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan, antara lain : 1 membaca, 12 menulis, mengeja dan berhitung, 2 menyesuaikan diri pada orang lain, dan 3 keterampilan sederhana untuk kepentingan kerja dikemudian hari. b. Kemandirian dan Sosial WHO 1996 : 2 memberikan deskripsi mengenai perkembangan sosial anak tunagrahita ringan, sebagaiberikut : “..... The main difficulties are usually seen in academic school work, and many have particular problems in reading and writing. However, mildly retarded people can be greatly helped by education designed to develop their skills and compensate for their handicaps. Most of those in the higher ranges of mental retardation are potentially capable of work demanding practical rather than academic abilities, including unskilled or semiskilled manual labour. In a sociocultural context requiring little academic achievement, some degree of mild retardation may not itself represent a problem. Pendapat di atas diartikan bahwa Kesulitan utama biasanya terlihat pada tugas sekolah akademik, dan banyak memiliki masalah dalam membaca dan menulis. Namun, anak tunagrahita tipe ringan dapat sangat terbantu dengan pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan mereka dan mengkompensasi keterbelakangan mereka. Kebanyakan dari mereka yang berada pada rentang keterbelakangan mental yang lebih tinggi, berpontensi untuk mampu bekerja yang menuntut lebih banyak kemampuan kerja dibandingkan kemampuan akademis, termasuk tenaga kerja manual yang tidak terampil atau semi-terampil. Pada konteks sosial budaya yang membutuhkan prestasi akademik kecil, anak tunagrahita tipe ringan mungkin bisa mengatasi masalah sendiri mandiri. 13 c. Kepribadian Anak yang merasa retarded tidak percaya terhadap kemampuannya, tidak mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung pada pihak luar external locus of control. Mereka tidak mampu untuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bergantung pengarahan dari luar Suparno dkk, 2007: 4.13. Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan tentang karakteristik anak tunagrahita tipe ringan, maka dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak tungrahita tipe ringan adalah anak memiliki fisik tidak jauh berbeda dengan anak normal, namun kemampuan intelektual yang dimiliki di bawah rata-rata anak normal pada umumnya. Anak tunagrahita tipe ringan pun kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan secara baik, terkadang anak masih membutuhkan orang lain karena anak belum mampu melakukan sesutu secara mandiri dalam hal tertentu. Selain itu, anak tunagrahita tipe ringan memiliki kepribadian yang bersifat tidak stabil.

B. Tinjauan tentang Membaca Permulaan 1. Pengertian Membaca Permulaan

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan membaca permulaan Melalui model pembelajaran kooperatif Pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar

0 2 88

PENERAPAN METODE SUKU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

0 1 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 2 BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 202

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PAPER CLAY PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB SEKAR TERATAI I SRANDAKAN.

0 0 164

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194