24 agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dengan materi pelajaran yang
diberikan. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan variasi penggunaan metode pembelajaran.
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Anak Tunagrahita tipe Ringan
Kemampuan membaca permulaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang perlu diperhatikan agar siswa mencapai prestasi belajar yang optimal.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Lamb dan Arnold dalam Rahim
2008: 16-19 faktor yang mempengaruhi membaca permulaan adalah sebagai berikut:
a.
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang
tidak menguntungkan bagi anak belajar, khususnya belajar membaca. b.
Faktor Intelektual
Secara umum intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode
mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.
25 c.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup: 1 latar belakang dan pengalaman
siswa di rumah, 2 sosial ekonomi keluarga siswa. d.
Faktor Psikologis Faktor psikologis lain yang juga mempengaruhi kemajuan
kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup: 1 motivasi, 2 minat, dan 3 kematangan sosial, emosi, dan
penyesuain diri. Hal senada dikemukakan Mecer seperti yang dikutip Mulyono
2003: 201 yakni terdapat delapan faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca, yaitu; 1 kemampuan mental, 2 kemampuan visual, 3
kemampuan mendengarkan, 4 kemampuan wicara dan bahasa, 5 keterampilan berpikir dan memperhatikan, 6 perkembangan motorik, 7
kematangan sosial dan emosional, 8 motivasi dan minat. Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan, maka dapat
ditegaskan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca, yakni faktor internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri siswa misalnya; keadaan fungsi jasmani, keadaan fungsi mental, kematangan berpikir, motivasi maupun minat. Sedangkan faktor
ekternal adalah faktor yang mempengaruhi dari luar diri siswa misalnya: latar belakang keluarga, Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan
guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan siswa.
26 Kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita lebih cenderung
dipengaruhi oleh faktor internal yakni dari dalam diri siswa dikarenakan fungsi intelektual siswa tunagrahita ringan yang berada di bawah rata-rata,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak dan gampang lupa dengan materi pelajaran yang baru diajarkan.
Mengatasi kesulitan tersebut di atas maka dibutuhkan lebih banyak waktu untuk melatih kemampuan membaca permulaan siswa secara
berulang-ulang, karena karakteristik belajar siswa tunagrahita ringan cenderung pasif, siswa hanya meniru bila disuruh menirukan oleh guru.
Disamping itu juga peran seorang guru sangat mempengaruhi ketika menyampaikan materi melihat karakteristik siswa tersebut maka diperlukan
metode dan media yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga menimbulkan motivasi pada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
C. Kajian tentang Membaca Permulaan bagi Siswa Tunagrahita Ringan kelas D1 Di SLB Sekar Teratai 1 Srandakan
1. Pengertian Membaca Permulaan Tony Buzan dalam Hernowo 2003:19 mengemukakan bahwa
membaca merupakan kegiatan mengenal simbol-simbol yang berbentuk abjad dalam buku. Lebih lanjut dikatakan Spodek dan Saracho Ahmad dan
Darmiyati 2001: 31 bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh makna dengan cara mengidentifikasi bunyi dalam kata
27 dan menghubungkannya dengan makna. Kemampuan membaca bagi anak
tunagrahita ringan sangat dibutuhkan siswa untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini dibutuhkan anak tunagrahita ringan utnuk memperluas pengetahuan
umum dalam bersosialisasi dengan masyarakat yaitu membaca petunjuk jalan, label makanan, sejumlah keamanan bermasyarakat dan lain
sebagainya. 2.
Materi Pembelajaran membaca Permulaan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Keberhasilan kemampuan membaca secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merencanakan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajar oleh guru dan dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai
indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian dievaluasikan dengan menggunakan perangkat
penilaian yang disusun berdasarkan pencapaian hasil belajar, Mimin Haryati 2008: 10. Materi yang diajarkan di kelas dasar I SDLB C
berdasarkan BSNP tahun 2006 di SLB Sekar Teratai Srandakan disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas dasar I SDLB Khusus C Sumber: BSNP, 2006: 105
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca 5.
Membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana
5.1 Membaca suku kata dan kata
5.2 Membaca kata sederhana
dengan lafal dan intonasi yang tepat
28 3.Kemampuan Membaca Permulaan pada siswa tunagrahita ringan kelas D
1
Pendidikan di SLB C bertujuan untuk memberi keterampilan membaca sebagai dasar bagi siswa tungarahita untuk dapat membaca secara
fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran program tersebut dirancang dari tahap permulaan dan tahap lanjut. Tahap lanjut
diorientasikan langsung untuk kegunaan pada kehidupan sehari-hari. Dengan melihat tujuan tersebut, dalam proses pembelajaran guru
menggunakan alat bantu untuk membantu atau mendorong semangat siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran membaca permulaan.
Siswa sulit berpikir abstrak, kurang mampu memusatkan perhatian, mengikuti petunjuk, dan kurang mampu untuk menghindari diri dari
bahaya. Siswa cepat lupa, cenderung pemalu, kurang kreatif dan inisiatif, perbendaharaan katanya terbatas, dan memerlukan waktu belajar yang
relatif lama. Berkenaan dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, tentu membawa konsekuensi pada kesulitan siswa dalam mengikuti pelajaran-
pelajaran akademik, yang antara lain mengalami kesulitan dalam memahami keterampilan membaca permulaan Rahim: 2008:19.
Tony Buzan Hernowo 2003:19 mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan kegiatan mengenal simbol-simbol yang
berbentuk abjad dalam buku. Lebih lanjut dikatakan Spodek dan Saracho Ahmad dan Darmiyati 2001: 31 bahwa kemampuan membaca merupakan
kemampuan yang dimiliki untuk memperoleh makna dengan cara mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna.
29 Maka itu, perlu adanya pembelajaran membaca permulaan dalam
memperoleh kemampuan membaca permulaan tersebut.
D. Kerangka Pikir
Anak tunagrahita tipe ringan memiliki kemampuan untuk mempelajarai pembelajaran yang bersifat akademis seperti mambaca huruf, suku kata dan
kata. Kemampuan membaca menjadi kompetensi sangat penting bagi anak tunagrahita agar dapat bertahan hidup karena mampu mengenal sejumlah
tulisan yang akan menjadi petunjuk umum dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, para pendidik harus mampu mengembangkan sumber daya yang
dapat membantu anak dalam menguasai kemampuan membaca permulaan. Membaca permulaan adalah proses mengubah simbol-simbol tertulis
berupa huruf atau kata menjadi bunyi. Indikator sebuah membaca permulaan terlihat dari kemampuan untuk melafalkan dengan intonasi yang sesuai serta
diucapkan dengan lancar. Untuk itu, diperlukan sarana pembelajaran yang sesuai agar siswa dapat belajar dengan senang, gembira sehingga dapat
membebaskan dari berbagai kendala psikologis yang menghambat pembelajaran membaca, misalnya rasa takut, malas, dan bosan sehingga dapat
meraih berbagai aspek kemampuan membaca permulaan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan pada anak
tunagrahita tipe ringan diperlukan persiapan yang terencana sebagaimana pelaksanaan pembelajaran pada umumnya. Oleh karena itu, perlu perhatian
yang mendetail tentang komponen utama dalam pembelajaran membaca