Pedoman Observasi Pedoman wawancara Tes Kemampuan membaca

36

E. Instrumen Penelitian

Teknik-teknik pengumpulan data di atas, maka instrumen dalam penelitian ini adalah antara lain:

1. Pedoman Observasi

Ernawulan Syaodih dan Mubiar Agustin 2011:5.4 mengemukakan bahwa pedoman observasi merupakan suatu format pernyataan yang dijadikan pegangan oleh peneliti selama proses pengamatan berlangsung. Pedoman observasi digunakan untuk memberikan panduan peneliti dalam melakukan pengamatan pada kemampuan membaca permulaan, serta proses evaluasi hasil belajar. Dalam penelitian deskriptif ini, pedoman observasi untuk mendapatkan data yang lebih menyeluruh tentang berbagai aspek yang mau diteliti dari kemampuam membaca permulaan, maka peneliti memakai pedoman observasi naratif untuk mendapatkan data-data kualitatif seputar kemampuan membaca permulaan. Berikut ini adalah kisi-kisi panduan observasi: Tabel 2.Kisi-kisi lembar observasi Aspek Pengamatan Deskripsi Kemampuan membaca huruf alfabet Gambaran kondisi kemampuan membaca huruf alphabet pada anak tunagrahita ringan Kemampuan membaca suku kata Gambaran kondisi kemampuan membaca suku kata pada anak tunagrahita ringan Kemampuan membaca kata Gambaran kondisi kemampuan membaca kata pada anak tunagrahita ringan

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berfungsi memberikan tuntunan dalam mengkomunikasikan secara langsung pertanyaan-pertanyaan terhadap 37 responden yang akan diwawancarai Toha Anggoro, 2011: 5.17. Pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan panduan peneliti dalam melakukan interview dengan guru terkait dengan kemampuan membaca permulaan, serta proses evaluasi hasil belajar.

3. Tes Kemampuan membaca

a. Pengertian Tes Tes merupakan cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca permulaan siswa Tunagrahita tipe ringan dengan materi membaca kata sederhana. Tahap penutup untuk evaluasi hasil belajar siswa dilakukan dengan tes kemampuan membaca permulaan. Tes dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh penliti. Tes tersebut dimaksudkan digunakan untuk mengukur dan mendapatkan gambaran tentang kemampuan membaca permulaan. b. Langkah Penyusunan Tes Penelitian ini, instrumen yang berupa tes diukur isinya terhadap kurikulum bagi siswa tunagrahita ringan. Dalam mengukur dan mendapatkan gambaran tentang membaca permulaan, maka peneliti menggunakan teknik non tes berupa daftar cocok check list. Langkah- langkah penyusunan lembar tes kemampuan membaca permulaan adalah sebagai berikut: 1 Standar Kompetensi 5. Membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana 38 2 Kompetensi Dasar 5.1 Membaca suku kata dan kata 5.2 Membaca kata sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3 Indikator 5.1.1. Anak mampu mengucapkan huruf alphabet 5.1.2. Mampu mengucapkan huruf hidup atau vocal 5.1.3. Mampu mengucapkan huruf konsonan 5.1.4. Mampu membaca suku kata dan kata dengan lafal yang tepat 4 Menentukan Butir Soal Jumlah butir terdiri dari 6 butir soal membaca 5 Menyusun kisi-kisi Adapun kisi-kisi instrumen tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Permulaan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Butir Membaca suku kata, kata sederhana Membaca suku kata dan kata 1. Menyebutkan huruf Alfabet 2. Membaca huruf konsonan 3. Membaca huruf vokal 3. Membaca suku kata 1, 2, 3, 4, 5 Membaca kata sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 1. Membaca kata sederhana 6 Jumlah Butir 6

F. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan membaca permulaan Melalui model pembelajaran kooperatif Pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar

0 2 88

PENERAPAN METODE SUKU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

0 1 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 2 BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 202

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PAPER CLAY PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB SEKAR TERATAI I SRANDAKAN.

0 0 164

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194