47 pak? Siswa diberikan pancingan untuk menggabungkan huruf tersebut,
agar siswa mengerti bahwa kata baju dibaca baju.
E. Analisis Data Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita
Ringan kelas D1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul
Analisis data deskriptif pada penelitian ini adalah analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas dasar 1 di SLB Sekar
TERATAI I Srandakan Bantul, observasi kemampuan siswa PJ, dokumentasi dan tes pada siswa PJ. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan
orang tua siswa PJ sebagai informan pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menganalisis tentang kemampuan membaca
permulaan siswa tunagrahita ringan yang meliputi: 1
Kemampuan Mengenal dan Menghafal Huruf Alfabet Pembelajaran membaca permulaan merupakan komponen
komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi huruf alphabet diubah diubah menjadi bunyi kata. Kemampuan membaca permulaan bagi anak
tunagrahita tipe ringan adalah kemampuan menggabungkan simbol-simbol huruf menjadi bunyi kata. Tujuan dari pembelajaran membaca permulaan
yakni, mengenalkan siswa huruf alphabet serta melatih siswa menggabungkan bunyi huruf menjadi bunyi kata.
Hasil penelitian diperoh data bahwa guru kelas dasar I SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul, mengungkapkan pendapatnya tentang
kemampuan yang dimiliki siswa PJ, sebagai berikut:
48 Secara umum, siswa PJ memiliki kemampuan dalam mengenal dan
menghafal huruf alphabet cukup baik. Hal ini ditunjukkan pada saat saya meminta anak untuk membaca huruf alphabet yang sudah
saya tulis di papan tulis maupun buku tulis, siswa mampu menyebutkan huruf tersebut sesuai dengan bunyi hurufnya. Namun
ada beberapa huruf yang masih terbalik dalam pengucapannya, yakni b terkadang di baca d, serta c dibaca e. Hasil wawancara,
28 juni 2015 Hal tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan dari informan
yakni orang tua siswa PJ yang mengungkapkan pendapatnya tentang kemampuan yang dimiliki siswa PJ, sebagai berikut:
Anak saya sudah mampu mengenal huruf alphabet, hal ini ditunjukkan anak saya pada saat saya minta membaca beberapa
tulisan yang terlihat di rumah, yakni tulisan kalender, bungkus makanan, serta tulisan di dalam peralatan rumah tangga. Pada saat
diminta menunjukkan serta menyebutkan huruf yang terdapat di tulisan tersebut, anak saya mampu menyebutkan huruf tersebut,
namun ada beberapa huruf yang tidak dikenalnya serta terkadang salah mengucapkannya.Hasil Wawancara, 28 Juni 2015
Pernyataan kedua informan tersebut memperjelas bahwa siswa PJ sudah mampu mengenal dan menghafal huruf alphabet. Namun masih ada
beberapa huruf alphabet yang dibacanya terbalik. Namun, kemampuan tersebut mampu menjadi bekal siswa PJ dalam membaca permulaan
tingakat selanjutnya yakni membaca tahap kata. Kemampuan siswa dalam membaca permulaan pada siswa Kelas D
I SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul juga didukung hasil observasi yang dilakukan seperti pada tabel 5 di bawah ini:
49 Tabel 4. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Huruf Alfabet
pada Siswa Tunagrahita Ringan kelas D1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul
NO ASPEK PENGAMATAN
DESKRIPSI 1. Siswa menyebutkan huruf
konsonan sesuai huruf yang dituliskan guru
Siswa PJ mampu membaca huruf konsonan yang sudah dituliskan serta
ditunjukkan oleh guru, namun ada beberapa huruf yang dibacanya terbalik.
2. Siswa menyebutkan huruf vokal
sesuai huruf yang dituliskan guru Siswa PJ mampu membaca huruf vokal
yang sudah dituliskan serta ditunjukkan oleh guru
3. Siswa menyebutkan huruf alfabet
sesuai huruf yang dituliskan guru Siswa PJ mampu membaca alphabet
yang tersisa dari huruf konsonan serta vocal yang sudah disebutkan
sebelumnya, namun masih ada beberapa huruf yang dibaca siswa PJ dengan
terbalik.
Sumber: Hasil Observasi
Hasil observasi tersebut memperjelas bahwa siswa PJ memiliki kemampuan menyebutkan huruf alfabet meliputi huruf konsonan serta
huruf vokal cukup baik. Namun, ada beberapa huruf konsonan yang dibaca siswa PJ secara terbalik. Hal ini tidak mengurangi siswa untuk
melanjutkan tahapan membaca permulaan yakni membaca kata. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa siswa memiliki kemampuan yang cukup baik dalam membaca huruf alphabet dengan cara menyebutkan huruf alphabet yang tertulis.
Kemampuan siswa tersebut tersebut, akan berdampak baik pada kemampuan siswa membaca permulaan tahap awal.
2 Kemampuan Membaca Suku Kata
Membaca permulaan perlu diberikan pada anak tunagrahita ringan agar siswa memiliki kemampuan menyuarakan tulisan sebagai pendukung
bekal hidup untuk aktivitas sehari-hari, yakni membaca petunjuk, jalan
50 dan sebagainya. Pelaksanaan membaca permulaan pada tunagrahita tipe
ringan dimulai dari mengenalkan huruf alphabet pada siswa, kemudian tahap selanjutnya pembelajaran membaca permulaan siswa dikenalkan
dalam hal mengubah sistem bunyi lambang-lambang huruf menjadi bunyi kata. Pada tahapan membaca suku kata tersebut, siswa mampu
menyebutkan lambang-lambang bunyi huruf dengan benar. Hasil penelitian diperoh data bahwa guru kelas dasar I SLB Sekar
Teratai I Srandakan Bantul, mengungkapkan pendapatnya tentang kemampuan membaca suku kata yang dimiliki siswa PJ, sebagai berikut:
Tahapan kemampuan siswa PJ dalam membaca kata sampai pada membaca satu suku kata. Siswa mampu mengubah huruf menjadi
bunyi satu suku kata yang terdiri dari 2 huruf dengan sedikit bantuan serta pancingan dari saya. Namun, siswa PJ selalu
bertanya setelah siswa selesai membaca satu per satu huruf tersebut, kemudian siswa bertanya “jadi gimana pak?”.Hasil
wawancara, 29 Juni 2015
Kemampuan dalam membaca suku kata pada siswa Kelas dasar 1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul juga didukung hasil observasi yang
dilakukan seperti pada tabel 5 di bawah ini:
51 Tabel 5. Observasi Tahapan Kemampuan Membaca Suku Kata
pada Siswa Tunagrahita Ringan kelas D1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul
NO ASPEK PENGAMATAN
DESKRIPSI 1.
Siswa membaca satu suku kata sesuai yang dituliskan
guru Siswa PJ mampu menyebutkan satu per satu
huruf dalam suku kata yang tersedia, namun dalam mengubah lambang-lambang huruf
tersebut menjadi bunyi kata masih membutuhkan bantuan dari guru.
2. Siswa membaca dua suku
kata sesuai yang dituliskan guru
Siswa PJ masih memiliki kemampuan dalam membaca satu suku kata, pada saat membaca satu
suku kata siswa PJ menyebutkan satu per satu huruf dalam suku kata yang tersedia, namun
dalam mengubah lambang-lambang huruf tersebut menjadi bunyi kata masih membutuhkan
bantuan dari guru. Sehingga dalam membaca dua suku kata siswa PJ masih sangat memerlukan
bantuan dari guru. Pada saat membaca dua suku kata siswa PJ masih seperti emmbca satu suku
kata, yajni membca satu satu pe satu huruf dalam kata kemudian menggabungkan menjadi per satu
suku kata.
Sumber: Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan bahwa tahapan kemampuan siswa dalam
membaca permulaan sampai pada tahap membaca satu suku kata. Dalam membaca satu suku kata siswa masih memerlukan sedikit
bantuan guru pada saat mengubah lambang-lambang bunyi huruf menjadi bunyi kata yang terdiri dari 2 huruf.
3 Kemampuan membaca kata
Kemampuan tahap awal membaca permulaan yakni mengenal alphabet, kemudian masuk pada tahapan membaca kata. Kemampuan
membaca kata sangat diperlukan siswa tunagrahita ringan untuk memasuki tahapan membaca lanjut pada kelas berikutnya. Maka, kemampuan
52 membaca permulaan siswa tunagrahita pada kelas awal perlu dioptimalkan
sebagai bekal membaca di kelas berikutnya. Hasil penelitian diperoleh data bahwa guru kelas dasar I SLB Sekar
Teratai I Srandakan Bantul, mengungkapkan pendapatnya tentang kemampuan membaca permulaan pada aspek membaca kata yang dimiliki
siswa PJ, sebagai berikut: Secara umum, siswa PJ belum mampu membaca kata sederhana.
Dengan kata lain, siswa PJ belum memiliki kemampuan yang baik dalam menggabungkan lambang-lambang bunyi huruf menajdi
bunyi kata sederhana. Hal ini dikarenakan siswa PJ baru sampai pada tahap membaca satu suku kata. Hasil wawancara, 29 Juni
2015
Hal tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan dari informan yakni orang tua siswa PJ yang mengungkapkan pendapatnya tentang
kemampuan membaca suku katayang dimiliki siswa PJ, sebagai berikut: Anak saya belum bisa membaca kata. Kalau disuruh membaca, PJ
selalu membaca hurufnya saja, belum mampu membaca kata, baru pada tahap huruf saja. Jadi saat saya minta membaca kata, PJ yang
membaca hurufnya, saya yang mengungkapkan huruf tersebut berbunyi apa.Hasil wawancara, 29 Juni 2015
Pernyataan kedua informan tersebut memperjelas bahwa siswa PJ belum mampu membaca kata secara baik. Pada saat diminta membaca kata
siswa PJ hanya membaca huruf yang terdapat dalam kata tersebut, kemudian guru serta orang tua membantu untuk menyebutkan kata
tersebut berbunyi seperti apa. Kemampuan siswa dalam membaca kata pada siswa Kelas Dasar I SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul juga
didukung hasil observasi yang dilakukan seperti pada tabel 6 di bawah ini:
53 Tabel 6. Observasi Kemampuan Membaca Kata pada Siswa
Tunagrahita Ringan kelas D1 SLB Sekar Terati I Srandakan Bantul
NO ASPEK PENGAMATAN DESKRIPSI
1. Siswa membaca kata sesuai
yang dituliskan guru Siswa PJ masih memiliki kemampuan dalam
membaca satu suku kata, pada saat membaca satu suku kata siswa PJ menyebutkan satu per
satu huruf dalam suku kata yang tersedia, namun dalam mengubah lambang-lambang
huruf tersebut menjadi bunyi kata masih membutuhkan bantuan dari guru. Sehingga
dalam membaca kata sederhana siswa PJ masih sangat memerlukan bantuan dari guru.
Sumber: Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca kata
masih memerlukan bantuan orang lain atau pun guru. Siswa PJ belum mampu mengubah simbol-simbol bunyi huruf menjadi kata,
siswa masih membaca hurunya saja pada saat membaca kata yang sudah tersedia. Hal ini dikarenakan siswa PJ masih dalam tahapan
membaca satu suku kata pada pembelajaran membaca permulaan. Hasil penelitian mengenai kemampuan membaca permulaan pada
siswa tunagrahita ringan kelas dasar 1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul diperkuat juga dengan hasil tes kemampuan membaca permulaan yang sudah
dilakukan peneliti seperti pada tabel 7, sebagai berikut
54 Tabel 7. Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa
Tunagrahita Ringan Kelas D1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul
Sumber: Hasil Tes, Diolah
Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca permulaan pada siswa tunagrahita ringan kelas D1 SLB Sekar Teratai I Srandakan Bantul,
memperlihatkan bahwa kemampuan tahap awal siswa dalam membaca permulaan yakni, kemampuan membaca huruf alphabet. Hal ini karena
Materi Bacaan Indikator
Penilain 1
Skor 2
3 4
Keterangan
Huruf Alfabet Pelafalan
Intonasi Kelancaran
√ √
√
Siswa Pj dalam pelafalan dan intonasi
memiliki skor 4, sedangkan kelancaran
dengan skor 3, rata-rata nilai sebesar 91.66
sangat baik
3 8 1112 = 91.66
Satu Suku Kata Pelafalan
Intonasi Kelancaran
√ √
√
Siswa Pj dalam pelafalan memiliki skor
3, sedangkan intonasi dan kelancaran dengan
skor 2, rata-rata nilai sebesar 58.33 cukup
baik
4 3
0 712 = 58.33 Dua Suku Kata
Pelafalan Intonasi
Kelancaran
√ √
√
Siswa Pj dalam pelafalan, intonasi dan
kelancaran memiliki skor 2, rata-rata nilai
sebesar 50 cukup baik
6 0 612 = 50
Kata Sederhana
Pelafalan Intonasi
Kelancaran
√ √
√
Siswa Pj dalam pelafalan, intonasi dan
kelancaran memiliki skor 1, rata-rata nilai
sebesar 25 rendah
3 0 312 = 25
55 kemampuan tersebut mendapatkan skor tertinggi dan masuk dalam kriteria
Tuntas sesuai KKM sekolah. Selanjutnya, tahapan kemampuan yang dimiliki siswa PJ sampai pada tahap membaca suku kata dikarenakan mendapatkan
skor cukup baik. Namun, kemampuan siswa PJ masih di bawah KKM yang ditentukan sekolah. Dalam kemampuan siswa PJ membaca kata mendapatkan
skor paling rendahdibawah nilai KKM, dikarenakan siswa PJ belum mampu mengubah bunyi lambang-lambang huruf menjadi bunyi kata. Pada saat
pembelajaran membaca kata sederhana siswa hanya membaca huruf yang terdapat pada kata tersebut, sehingga siswa masih memerlukan bantuan guru
dalam merangkai huruf tersebut menjadi bunyi kata.
F. Pembahasan Hasil Penelitian