15
melalui media kata-kata dengan tujuan ingin mengetahui isinya. Membaca permulaan dalam penelitian ini menitik beratkan pada pengenalan huruf-
huruf atau simbol-simbol bahasa tulis dan terampil dalam mengubah huruf
tersebut menjadi suara.
2. Tujuan Kemampuan Membaca Permulaan Membaca permulaan erat kaitanya dengan menulis permulaan,
sebelum mengajarkan menulis guru terlebih dahulu mengenalkan bunyi suatu tulisan atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat.
Kemampuan ini diajarkan di kelas-kelas rendah yang bertujuan
menanamkan kemampuan bahasa tulis huruf menjadi bahasa suara bunyi.
Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang tujuan pembelajaran
membaca permulaan. Menurut Soejono 1983: 19, tujuan membaca permulaan secara singkat dipaparkan sebagai berikut :
a. Mengenalkan pada para siswa huruf-huruf abjad, sebagai tanda suara atau tanda bunyi.
b. Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata
menjadi suara. Kata adalah lambang pengertian.
c. Pengetahuan huruf-huruf dalam abjad dan keterampilan menyuarakannya wajib dalam waktu singkat dapat dipraktekkan dalam membaca lanjut.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Tarigan 2008: 12 bahwa dalam usaha menguasai kemampuan membaca permulaan adalah bersifat
teknis yang secara garis besar dipaparkan sebagai berikut :
16
a. Pengenalan bentuk huruf b. Pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa,
kalimat, dan lain-lain c. Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan
menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”
d. Kecepatan membaca ke taraf lambat Selanjutnya Munawir 2005: 140-141, berpendapat bahwa tujuan
membaca permulaan dalam membaca teknis adalah proses decoding atau mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system
bunyi. Secara lebih operasional membaca teknis atau pengenalan kata
menuntut kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenal huruf kecil dan huruf besar b. Mengucapakan bunyi bukan nama huruf, terdiri atas;
1 konsonan tunggal b, d, h, k… 2 vokal a, i, e, o
3 konsonan ganda kr, gr, tr… 4 diftong ai, au, oi;
c. Mengabungkan bunyi membentuk kata s a y a, i b u; d. Variasi bunyi u pada kata “pukul”, o pada “toko” dan “pohon”
e. Menerka kata menggunakan konteks; f. Menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata kata
ulang, kata majemuk, imbuhan.
17
Berdasarkan beberapa tujuan membaca permulaan yang telah dikemukakan di atas, dapat dijelaskan bahwa membaca permulaan bagi anak
tunagrahita adalah: 1 mengenalkan pada siswa tunagarahita huruf-huruf kecil, sebagai tanda suara atau bunyi; 2 memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca yaitu melafalkan huruf menggabungkan bunyi membentuk suku kata menjadi kata
dengan lafal tepat. Membaca permulaan perlu diberikan pada anak tunagrahita ringan agar
siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar sebagai dasar untuk membaca lanjut. Hal ini
mendukung anak tunagrahita ringan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya membaca petunjuk jalan, nama toko, membaca label makanan,
membaca label obat-obatan, sejumlah keamanan sosial dan lain sebagainya. Proses belajar membaca permulaan pada siswa tunagrahita tipe ringan
berbeda dengan proses belajar membaca permulaan anak pada umumnya.
Hal ini dikarenakan siswa tunagrahita tipe ringan memiliki keterlambatan perkembangan segi kognitif. Keterbatasan daya pikir yang dialami siswa
tunagrahita tipe ringan menyebabakan mereka kesulitan mengenal huruf,
membedakan huruf, ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan kejelasan
suara, merangkai huruf menjadi suku kata lalu menjadi kata.
18
3. Tahapan Perkembangan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan