Mengenalkan pada para siswa huruf-huruf abjad, sebagai tanda suara atau tanda bunyi. Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata Kecepatan membaca ke taraf lambat Selanjutnya Munawir 2005: 140-141, berpendapat bahwa tujuan Mengenal hu

15 melalui media kata-kata dengan tujuan ingin mengetahui isinya. Membaca permulaan dalam penelitian ini menitik beratkan pada pengenalan huruf- huruf atau simbol-simbol bahasa tulis dan terampil dalam mengubah huruf tersebut menjadi suara.

2. Tujuan Kemampuan Membaca Permulaan Membaca permulaan erat kaitanya dengan menulis permulaan,

sebelum mengajarkan menulis guru terlebih dahulu mengenalkan bunyi suatu tulisan atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat. Kemampuan ini diajarkan di kelas-kelas rendah yang bertujuan menanamkan kemampuan bahasa tulis huruf menjadi bahasa suara bunyi. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang tujuan pembelajaran membaca permulaan. Menurut Soejono 1983: 19, tujuan membaca permulaan secara singkat dipaparkan sebagai berikut :

a. Mengenalkan pada para siswa huruf-huruf abjad, sebagai tanda suara atau tanda bunyi.

b. Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata

menjadi suara. Kata adalah lambang pengertian. c. Pengetahuan huruf-huruf dalam abjad dan keterampilan menyuarakannya wajib dalam waktu singkat dapat dipraktekkan dalam membaca lanjut. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Tarigan 2008: 12 bahwa dalam usaha menguasai kemampuan membaca permulaan adalah bersifat teknis yang secara garis besar dipaparkan sebagai berikut : 16 a. Pengenalan bentuk huruf b. Pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain c. Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”

d. Kecepatan membaca ke taraf lambat Selanjutnya Munawir 2005: 140-141, berpendapat bahwa tujuan

membaca permulaan dalam membaca teknis adalah proses decoding atau mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Secara lebih operasional membaca teknis atau pengenalan kata menuntut kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal huruf kecil dan huruf besar b. Mengucapakan bunyi bukan nama huruf, terdiri atas;

1 konsonan tunggal b, d, h, k… 2 vokal a, i, e, o 3 konsonan ganda kr, gr, tr… 4 diftong ai, au, oi; c. Mengabungkan bunyi membentuk kata s a y a, i b u; d. Variasi bunyi u pada kata “pukul”, o pada “toko” dan “pohon”

e. Menerka kata menggunakan konteks; f. Menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata kata

ulang, kata majemuk, imbuhan. 17 Berdasarkan beberapa tujuan membaca permulaan yang telah dikemukakan di atas, dapat dijelaskan bahwa membaca permulaan bagi anak tunagrahita adalah: 1 mengenalkan pada siswa tunagarahita huruf-huruf kecil, sebagai tanda suara atau bunyi; 2 memberi pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca yaitu melafalkan huruf menggabungkan bunyi membentuk suku kata menjadi kata dengan lafal tepat. Membaca permulaan perlu diberikan pada anak tunagrahita ringan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar sebagai dasar untuk membaca lanjut. Hal ini mendukung anak tunagrahita ringan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya membaca petunjuk jalan, nama toko, membaca label makanan, membaca label obat-obatan, sejumlah keamanan sosial dan lain sebagainya. Proses belajar membaca permulaan pada siswa tunagrahita tipe ringan berbeda dengan proses belajar membaca permulaan anak pada umumnya. Hal ini dikarenakan siswa tunagrahita tipe ringan memiliki keterlambatan perkembangan segi kognitif. Keterbatasan daya pikir yang dialami siswa tunagrahita tipe ringan menyebabakan mereka kesulitan mengenal huruf, membedakan huruf, ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan kejelasan suara, merangkai huruf menjadi suku kata lalu menjadi kata. 18

3. Tahapan Perkembangan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan membaca permulaan Melalui model pembelajaran kooperatif Pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar

0 2 88

PENERAPAN METODE SUKU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

0 1 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 2 BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 202

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PAPER CLAY PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB SEKAR TERATAI I SRANDAKAN.

0 0 164

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194