72
4. Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa Aspek Kognitif
Peningkatan kompetensi belajar siswa aspek kognitif pada materi Pengukuran Komponen Elektronik diperoleh dari membandingkan data sebelum dan sesudah
diberi perlakuan. Peningkatan ini dihitung berdasarkan hasil N-gain. Hasil N-gain kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 0,5 dan nilai terendah 0,235. Sedangkan
hasil N-gain pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 0,778 dan nilai terendah 0,294. Hasil nilai N-gain dikategorikan dalam 3 kategori yaitu kategori
rendah, sedang dan tinggi. Perbandingan nilai N-gain kategori rendah, sedang dan tinggi antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut.
Tabel 30. Distribusi Nilai N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase Rendah
8 25
1 3,125
Sedang 24
75 28
87,5 Tinggi
3 9,375
Gambar 18. Diagram Batang Distribusi Nilai N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Gambar 18 di atas menjelaskan bahwa hasil nilai N-gain kelas kontrol yang berada pada kategori rendah sebanyak 8 siswa 25 dan pada kategori sedang
5 10
15 20
25 30
Rendah Sedang
Tinggi Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
73 24 siswa 75. Sedangkan pada kelas eksperimen hasil nilai N-gain yang
berada pada kategori rendah sebanyak 1 siswa 3,125, kategori sedang sebanyak 28 siswa 87,5 dan sisanya pada kategori tinggi sebanyak 3 siswa
9,375. Perbedaan juga terlihat pada hasil rata-rata N-gain kedua kelas. Rata-rata
nilai N-gain kelas kontrol sebesar 0,359 dan rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 0,554. Perbedaan rata-
rata tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 19. Diagram Batang Perbandingan Rata-Rata N-gain Peningkatan kompetensi belajar siswa aspek kognitif dapat dilihat dari
perolehan nilai N-gain siswa dan rata-rata N-gain kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Rata-rata N-gain kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,
dengan demikian efektivitas peningkatan signinfikan terjadi di kelas ekperimen. Keefektifan pada kelas ekperimen disebabkan oleh penggunaan model
pembelajaran project based learning. Penggunaan pembelajaran dengan model
project based learning lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
0.359 0.554
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
74 konvensional karena model pembelajaran
project based learning mengajarkan siswa untuk melakukan percobaan eksperimen secara langsung dan
memperhatikan proses kerja yang sistematis yang bertujuan untuk membentuk analisis masing-masing siswa.
75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kompetensi pengukuran komponen elektronik di SMK Negeri 1 Pleret
melalui model project based learning mampu meningkatkan pencapaian
kompetensi siswa aspek kognitif dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran
project based learning pada mata pelajaran Penggunaan Alat Ukur Listrik melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran untuk merancang
desain percobaan yang akan dilaksanakan. Pencapaian kompetensi tersebut diketahui dari tiga aspek, yaitu peningkatan aspek kognitif, peningkatan aspek
afektif dan peningkatan aspek psikomotorik siswa. 1. Hasil rata-rata kompetensi belajar aspek kognitif siswa kelas kontrol 66,875
dan siswa kelas eksperimen 76,375. Hasil kompetensi belajar aspek kognitif tersebut menyatakan bahwa nilai dari kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol. Terdapat perbedaan kompetensi belajar aspek kognitif siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen yang dinyatakan dengan uji t. Hasil uji t
aspek kognitif diperoleh t
hitung
sebesar 4,1103 dengan signifikansi 0,000, sehingga dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kompetensi belajar aspek
kognitif kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 2. Hasil rata-rata kompetensi belajar aspek afektif siswa kelas kontrol 71,328
dan siswa kelas eksperimen 80,547. Hasil kompetensi belajar aspek afektif tersebut menyatakan bahwa kompetensi aspek afektif dari kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Terdapat perbedaan kompetensi belajar aspek