9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Tinjauan tentang Self Efficacy
a. Pengertian Self
–Efficacy
Self-Efficacy merupakan satu kesatuan arti yang diterjemahkan dari Bahasa Indoneisa yaitu efikasi diri. Konstruk tentang Self-Efficacy
diperkenalkan pertama kali oleh Albert Bandura yang menyajikan satu aspek  pokok  dari  teori  kognitif  sosial.  Efficacy  didefenisikan  sebagai
kapasitas  untuk  mendapatkan  hasil  atau  pengaruh  yang  diinginkannya, dan  Self  sebagai  orang  yang  dirujuk
Wallatey,  2001.  Kata  Efficacy berkaitan  dengan  kebiasaan  hidup  manusia  yang  didasarkan  atas
prinsip-prinsip  karakter,  seperti  integritas,  kerendahan  hati,  kesetiaan, pembatasan
diri, keberanian,
keadilan, kesabaran,
kerajinan, kesederhanaan  dan  kesopanan  yang  seharusnya  dikembangkan  dari
dalam  diri  menuju  ke  luar  diri,  bukan  dengan  pemaksaan  dari  luar  ke dalam diri manusia. Seseorang dikatakan efektif apabila individu dapat
memecahkan  masalah  dengan  efektif,  memaksimumkan  peluang,  dan terus menerus belajar serta memadukan prinsip-prinsip lain dalam spiral
pertumbuhan. Menurut  Albert  Bandura  1986  Self-Efficacy  adalah
pertimbangan  subjektif  individu  terhadap  kemampuannya  untuk menyusun  tindakan  yang  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  tugas-tugas
khusus  yang  dihadapi.  Self-Efficacy  merupakan  salah  satu  faktor
10 personal  yang  menjadi  perantara  atau  mediator  dalam  interaksi  antara
faktor  perilaku  dan  faktor  lingkungan.  Self-Efficacy  dapat  menjadi penentu  keberhasilan  performansi  dan  pelaksanaan  pekerjaan.  Self-
Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat keputusan Mujiadi, 2003.
Konsep dasar teori Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa pada setiap  individu  mempunyai  kemampuan  mengontrol  pikiran,  perasaan
dan  perilakunya.  Self-Efficacy  merupakan  masalah  persepsi  subyektif artinya  Self-Efficacy  tidak  selalu  menggambarkan  kemampuan  yang
sebenarnya,  tetapi  terkait  dengan  keyakinan  yang  dimiliki  individu Albert  Bandura,  1986.  Menurut  Bandura  dalam  John  W.  Santrock
2008 yakni Self-Efficacy keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi  dan  memproduksi  hal  positif.  Self-Efficacy  merupakan  adalah
faktor  yang  mempengaruhi  prestasi  murid.  Self-Efficacy  adalah keyakinan  bahwa  “aku  bisa”;  ketidakberdayaan  adalah  keyakinan
bahwa  “aku  tidak  bisa”.  Siswa  dengan  Self-Efficacy  tinggi  setuju dengan  pernyataan  seperti  “saya  tahu  bahwa  saya  akan  mampu
menguasai materi ini” dan “saya akan bisa mengerjakan tugas ini”. Brehm dan Kassin 1990 mendefinisikan Self-Efficacy sebagai
keyakinan individu bahwa ia mampu melakukan tindakan spesifik yang diperlukan untuk menghasilkan out come  yang diinginkan dalam suatu
situasi .
Baron  dan  Byrne  1997  mendefinisikan  Self-Efficacy  sebagai evaluasi  seseorang  mengenai  kemampuan  atau  kompetensi  diri  dalam
11 melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi suatu masalah.
Menurut Cherrington 1994 bahwa Self-Efficacy didefenisikan sebagai keyakinan seseorang dengan kemampuannya untuk melaksanakan suatu
tugas yang spesifik. Definisi lain yang lebih spesifik dikemukakan oleh Jones, dkk 1998:390, efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang
kemampuannya  untuk  melaksanakan  suatu  tingkah  laku  dengan berhasil.  Secara  ringkas  dapat  disebutkan  dua  pengertian  penting  dari
efikasi  diri  yaitu:  Efikasi  diri  atau  efikasi  ekspektasi  self  effication –
efficacy  expectation adalah  “Persepsi  diri  sendiri  mengenai  seberapa
baik  dirinya  dapat  berfungsi  dalam  situ asi  tertentu’’.  Self-Efficacy
berhubungan  dengan  keyakinan  bahwa  individu  memiliki  kemampuan melakukan  tindakan  yang  diharapkan.  Ekspektasi  hasil  outcome
expectation:  perkiraan  atau  estimasi  diri  bahwa  tingkah  laku  yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.
Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan
sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini  berbeda dengan aspirasi cita-cita,  karena  cita-cita  menggambarkan  sesuatu  yang  ideal  yang
seharusnya  dapat  dicapai,  sedangkan  efikasi  menggambarkan penilaian  kemampuan  diri.  Self-Efficacy  menurut  Kinicky  2007:124
menguatkan jalan menuju keberhasilan ataupun kegagalan. Tinggi atau rendahnya  Self-Efficacy  dikombinasikan  dengan  lingkungan  yang
12 responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan
prediksi tingkah laku sebagai berikut.
Tabel  1.  Kombinasi  Efikasi  dengan  Lingkungan  sebagai Prediktor Tingkah  laku
Efikasi Diri Lingkungan
Prediksi hasil tingkah laku
Tinggi Responsif
Sukses,  melaksanakan  tugas  yang sesuai dengan Kemampuannya
Rendah Tidak Responsif
Depresi,  melihat  orang  lain  sukses pada tugas yang dianggapnya sulit
Tinggi Tidak Responsif
Berusaha keras
mengubah lingkungan
menjadi responsif,
melakukan  protes,  aktivitas  sosial, bahkan memaksakan perubahan
Rendah Responsif
Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu
Self-Efficacy  berkembang  sebagai  hasil  dari  akumulasi keberhasilan  seseorang  dalam  satu  bidang  tertentu,  dari  observasi-
observasi terhadap kesuksesan dan kegagalan orang lain, dari  persuasi orang  lain,  dan  dari  keadaan  fisiologis  yang  dimilikinya,  seperti
keadaan takut atau gelisah nervousness, atau kecemasan anxiety saat melakukan sesuatu.
Pengertian-pengertian tersebut
memberikan pemahaman
kepada  peneliti  bahwa  Self-Efficacy  adalah  sebuah  keyakinan  individu secara  subjektif  agar  mampu  mengatasi  permasalahan-permasalan  atau
13 tugas, serta melalukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
ataupun prestasi yang diinginkan.
b. Proses terjadinya Self-Efficacy