Faktor Lingkungan Eksternal M02070
68
Tabel 10. Matriks
SWOT
APPTHC Faktor Internal
Faktor Eksternal Kekuatan
S
1. Sumber daya manusia yang
berpengalaman. 2.
Tanaman hias yang dihasilkan berkualitas.
3. Lokasi usaha yang strategis dan dekat
dengan objek wisata. 4.
Sebagai sentral supplyer tanaman hias.
Kelemahan
W
1. Sistem manajemen perusahaan yang
tidak berjalan.
2. Tidak ada upaya untuk mengembangkan
keanggotaan.
3. Tidak memiliki dana operasional yang
memadai.
4. Standar harga tanaman hias yang tidak
ada.
5. Pembinaan sumber daya manusia tidak
intensif. Peluang
O
1. Kebutuhan masyarakat
terhadap tanaman hias sebagai hobi.
2. Kepercayaan pelanggan
terhadap kualitas tanaman hias yang berasal dari Kabupaten
Cianjur.
3. Teknologi informasi yang
berkembang seperti media cetak dan elektronik.
Strategi Kekuatan-Peluang 1.
Strategi pengembangan produk: Memanfaatkan
tingkat kepercayaan
pelanggan terhadap kualitas tanaman hias yang berasal dari Kabupaten Cianjur
dengan mengembangkan bentuk tanaman hias yang lebih unik lagi melalui
kemampuan
petani dalam
membudidayakan tanaman hias. S1, O2.
2. Strategi diversifikasi konsentrik:
Meningkatkan volume
penjualan tanaman hias saat hari libur dengan
pemberian diskon ataupun potongan harga bagi konsumen. S3, O1
Strategi Kelemahan-Peluang 3.
Strategi diversifikasi kosentrik: Memudahkan
pelanggan untuk
mendapatkan produk
tanaman hias
ataupun jasa pembuatan taman dengan pengiriman produk yang tepat waktu.
W1,O2 4.
Strategi penetrasi pasar: Memasang iklan di surat kabar dan
membuat website
perusahaan yang
dilengkapi forum pelanggan. W1, O3
Ancaman
T
1. Munculnya petani pedagang
tanaman hias lain disekitar Desa Cimacan sebagai pesaing.
2. Pemerintah setempat yang
kurang memberikan dukungan dan perhatian.
3. Pembangunan yang sedang lesu,
akibat krisis ekonomi global. Strategi Kekuatan-Ancaman
5. Strategi pengembangan produk :
Lebih meningkatkan lagi kualitas tanaman hias yang dihasilkan agar
kepercayaan pelanggan
terhadap tanaman hias yang dihasilkan tetap
terjaga. S2,T1 Strategi Kelemahan-Ancaman
6. Strategi pengembangan pasar :
Membuka spot penjualan tanaman hias di daerah lain yang penjual tanaman hiasnya
relatif masih sedikit. W2,T1
Pemilihan Strategi Pemasaran
Dalam pemilihan alternatif strategi yang tepat bagi kondisi dan posisi perusahaan sebagai pemain
baru dalam bisnis ini, dipilih tiga strategi utama dari empat strategi yang telah dihasilkan pada Matriks
SWOT
. Ketiga strategi utama itu dipilih karena dianggap strategi pemasaran yang menjadi prioritas
APPTHC dalam rangka meningkatkan volume penjualan. Tiga strategi pemasaran utama itu antara
lain: Strategi diversifikasi konsentrik, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar.
Alternatif-alternatif strategi tersebut dapat dianalisis kembali dengan menggunakan Matriks
Quantitatives Strategic Planning QSP
untuk menentukan strategi yang paling tepat sebagai
prioritas utama bagi perusahaan. Daftar bobot peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau
kelemahan internal perusahaan yang sudah ada pada matriks
IFE
dan
EFE
kemudian dihitung dengan nilai daya tarik
AS
. Bila faktor sukses tersebut mempengaruhi
strategi pilihan
yang akan
dirumuskan maka strategi harus dibandingkan relatif terhadap faktor kunci. Semakin tinggi
Total Attractive Score
TAS
maka strategi itu semakin baik untuk diterapkan karena mempertimbangkan seluruh
faktor eksternal dan internal perusahaan. Berdasarkan nilai total
TAS
pada masing- masing strategi dalam matriks
QSP
maka dapat disusun prioritas strategi pemasaran APPTHC pada
Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Alternatif Strategi Prioritas No.
Alternatif Strategi Pemasaran Total Nilai
1. Strategi diversifikasi konsentrik
4.05
2. Strategi pengembangan produk
3.65
3. Strategi penetrasi pasar
2.91
Tabel 11 menunjukkan dua strategi prioritas perusahaan yakni strategi diversifikasi konsentrik
4.05 dan strategi pengembangan produk 3.65, Pada saat tingkat kesadaran masyarakat untuk
membeli tanaman hias sudah tinggi, maka langkah yang ditempuh adalah membuat terobosan baru
dengan melakukan inovasi dan modifikasi terhadap
69
tanaman hias yang diproduksi untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan. Modifikasi tanaman
hias yang dihasilkan berkaitan dengan strategi imitasi yang penting dilakukan karena strategi imitasi
produk
dapat menjadi
strategi yang
lebih menguntungkan daripada strategi inovasi yang belum
tentu diterima konsumen tanaman hias pada awalnya. Setelah berada dalam posisi yang tepat, perusahaan
dapat menjalankan strategi prioritas ketiga untuk mendukung volume penjualan tanaman hias dengan
berbagai aktivitas yang menarik banyak pelanggan. Strategi penetrasi pasar sebagai strategi prioritas
ketiga dilakukan dengan pemasaran yang lebih gencar lagi, seperti menaikkan jumlah tenaga
penjualan, meningkatkan anggaran iklan dan meningkatkan aktivitas publisitas terhadap tanaman
hias yang dihasilkan. PENUTUP
Penelitian ini memberi kesimpulan, bahwa 1.
Nilai dari matriks
EFI
sebesar 2.40 yang artinya di bawah nilai rata-rata 2.50 dan nilai dari
matriks
EFE
sebesar 2.68 yang artinya di atas nilai rata-rata 2.50.
2. Alternatif strategi yang dirumuskan dari faktor
internal dan faktor eksternal pemasaran APPTHC pada matriks
QSP
menghasilkan tiga prioritas
strategi yang
dapat dilakukan
perusahaan, yaitu
strategi diversifikasi
konsentrik, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi pasar
APPTHC dapat
meningkatkan volume
penjualan dengan melakukan: 1.
Melakukan aktivitas pemasaran yang lebih gencar lagi, seperti menaikkan jumlah tenaga
penjualan, meningkatkan anggaran iklan dan meningkatkan aktivitas publisitas terhadap
tanaman hias yang dihasilkan.
2. Mengadakan kegiatan pelatihan budidaya dan
seni potong tanaman hias yang intensif dengan melibatkan seluruh petani pedagang yang
tergabung dalam APPTHC.
DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. 2006.
Manajemen Strategi : Konsep Edisi 10
. Diterjemahkan oleh Paulyn Sulistio dan Harryadin Muhardika. Salemba Empat.
Jakarta. Kotler, Philip. 1991.
Manajemen Pemasaran
. Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
___________. 2002.
Dasar-Dasar Pemasaran
. Indeks. Jakarta.
Krisnamurthi, B. dan L. Fausia. 2006.
Langkah Sukses Melalui Agribisnis
. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nazir, Moh. 1999.
Metode Penelitian Cetakan IV
. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Rahardi, F., dkk. 2002.
Agribisnis Tanaman Hias
. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2008.
Bussiness Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus
. PT. Gramedia. Jakarta. Rodjak, Abdul. 2005.
Manajemen Usahatani
. Pustaka Giratuna. Bandung.
Saladin, D. 2006.
Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Pengendalian.
Linda Karya. Bandung. Sidik,
Abdul. 2008.
http:blogspot.com200811kawasan- agropolitan-kabupaten-cianjur.html
. Diakses pada Hari Rabu Tanggal 23 Desember 2009.
Soekarno dan Nampiah. 1990.
Mawar
. Jakarta : Penebar Swadaya.
Stanton, J. W. 1996.
Prinsip Pemasaran
. Erlangga. Jakarta.
Sutisna. 2001.
Perilaku Konsumen dan komunikasi Pemasaran.
Remaja Posdakarya. Bandung. Swastha, B. dan Irawan. 2005.
Manajemen Pemasaran Modern
. Liberti. Yogyakarta. Sugiono. 2007.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D.
Penerbit Alfabeta. Jakarta.
Wikipedia Ensklipedia
Bebas. 2010.
http:id.wikipedia.orgwikiTanaman_hias
. Diakses pada Hari Minggu Tanggal 17
November 2010.
Winardi. 1993.
Azas-Azas Ma rketing
. Mandar Maju. Bandung