Hambatan dan Tantangan Pelaksanaan Program Pemberdayaan

Dari pernyataan diatas terlihat bahwa adanya rasa tenggang rasa dan tanggung jawab diantara peserta kegiatan simpan pinjam khusus perempuan di desa Pesalakan. Dari keempat peranan progran SPP dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa peranan program SPP di desa pesalakan adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, memberi kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin di desa Pesalakan.

E. Hambatan dan Tantangan Pelaksanaan Program Pemberdayaan

Perempuan di Desa Pesalakan Pelakasanaan kegiatan atau program tidak terlepas dari berbagai adanya berbagai hambatan. Hambatan tersebut dapat datang dari berbagai faktor internal maupun faktor eksternal. Adapun hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut: pertama, Adanya kejenuhan terhadap berbagai pelaksanaan Mekanisme Program yang berkait dengan pemberdayaan perempuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di desa Pesalakan. Kejenuhan tersebut datang karena banyaknya berbagai kegiatan Musyawarah Sosialisasi hingga Musyawarah Penetapan hasil usulan. Berbagai kegiatan musyawarah yang dilaksanakan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu untuk membelajarkan masyarakat untuk berdemokrasi serta membelajarkan masyarakat untuk berkompetisi secara sehat. Kedua, Masyarakat yang masih berorientasi pada “bahwa kegiatan program akan berjalan apabila ada dana dari kegiatan tersebut“. Jika tidak ada dana dari kegiatan tersebut pelaksana atau pemanfaat akan “ogah-ogahan“ melaksanakan kegiatan tersebut. Program diberikan oleh pemerintah pada dasarnya hanya bersifat sebagai stimulant, pemerintah berperan sebagai pendamping dan fasilitator untuk selanjutnya masyarakat sendiri yang menentukan proses kegiatan pemberdayaan ke depannya. Bantuan yang bersifat materiil tidak selamanya dapat diberikan mengingat keterbatasan anggaran pemerintah. Diharapkan setelah mendapat bantuan materiiil dan pendampingan masyarakat dapat secara mandiri melaksanakan kegiatan pemberdayaan di desa maupun daerah masing-masing. Ketiga, Sempitnya waktu yang digunakan untuk melaksanaan berbagai program yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan yang diberikan oleh PNPMMP untuk melaksanakan segala kegiatan yang bersifat fisik adalah kurang lebih selama tiga bulan. Jika pelaksanaan kegiatan tidak selesai sampai pada batas waktu yang ditetapkan maka desa tersebut akan mendapatkan penilaian yang kurang baik yang berdampak pada turunnya angka penilaian pada pelaksanaan kegiatan pada PNPMMP tahap selanjutnya. Keempat, ketidak stabilan berbagai harga material atau bahan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan. Hal tersebut tidak dapat diprediksi oleh fasilitator maupun pemanfaat program. Misalkan saja pada saat pembuatan Rencana Anggaran Biaya RAB harga semen dipasaran masih berkisar pada harga Rp 45.000,00sak, pada saat pelaksanaan kegiatan harga semen mengalami kenaikan menjadi Rp 55.000,00sak padahal semen yang dibutuhkan mencapai puluhan sak. Ketidakstabilan harga pasar merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan, karena jika anggaran yang dimiliki melebihi pengeluaran maka hal tersebut dapat menggangu pelaksanaan program.

F. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76