BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Perempuan
1. Konsep Pemberdayaan
a. Pengertian Pemberdayaan
Kata “empower” atau “berdaya” dalam kamus bahasa ditafsirkan sebagai “berkontribusi waktu, tenaga, usaha melalui kegiatan-kegiatan berkenaan dengan
perlindungan hukum”, “memberikan seseorang atau sesuatu kekuatan atau persetujuan melakukan sesuatu”, “menyediakan seseorang dengan sumberdaya,
ot oritas dan peluang untuk melakukan sesuatu” atau “membuat sesuatu menjadi
mungkin dan layak”. Pada kamus yang lain pengertian menjadi “memberikan seseorang rasa percaya diri atau kebanggaan diri”.
Definisi pemberdayaan sendiri masih dalam perdebatan teoritik. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat “people-centered, participatory, empowering,
and sustainable” Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996. Konsep yang disampaikan oleh Chambers ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar basic needs atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut safety net, yang pemikirannya belakangan ini
banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan dimasa yang lalu.
Meskipun belum ada kesepahaman dan pengertian yang baku tentang pemberdayaan masyarakat atau yang secara umum juga dikenal dengan
Community Empowerment, cukup penting dan berguna untuk mengadopsi pengertian pemberdayaan masyarakat yang dirilis oleh Tim Deliveri 2004b:1
sebagai salah satu acuan. Proses pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat
meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat sebaik mungkin. Proses tersebut menempatkan masyarakat
sebagai pihak utama atau pusat pengembangan people or community centered development.
Dalam pengertian yang lain dapat diartikan “Pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki
melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial”.
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah proses dari,oleh dan untuk masyarakat, dimana masyarakat didampingidifasilitasi dalam mengambil
keputusan dan berinisiatif sendiri agar mereka lebih mandiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidup mereka. Masyarakat adalah subyek pembangunan dan
pihak luar berperan sebagai fasilitator. Upaya pemberdayaan masyarakat dimasa sekarang masih mengalami kendala yang cukup komplek. Kesulitan lain yang
akan dihadapi menyangkut kesiapan teknis terutama dari aparat birokrasi baik di kalangan legislatif maupun eksekutif, karena mau tidak mau gagasan
pemberdayaan rakyat harus dibarengi dengan perubahan perilaku politik terutama perilaku birokrasi dan legislatif. Adi Sasono,1998:2. Dalam tataran konseptual
pemberdayaan terkait erat dengan proses tranformasi sosial, ekonomi, politik dan budaya Ahmad Mahmudi, 2002:3.
Pemberdayaan bisa dimaknai sebagai proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin lemah, terpinggirkan dan
tertindas. Melalui proses pemberdayan diasumsikan bahwa kelompok sosial masyarakat terbawah sekalipun bisa saja terangkat dan muncul menjadi bagian
masyarakat menengah dan atas. Hal ini bisa terjadi kalau saja mereka diberi kesempatan dan mendapat bantuan dan difasilitasi pihak lain yang punya
komitmen untukitu. Kelompok miskin di suatu pedesaan misalnya, tidak akan mampu melakukan proses pemberdayaan sendiri tanpa bantuan atau difasilitasi
pihak lain.
b. Pendidikan Sebagai Sarana Pemberdayaan