27 sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan c pemberian bantuan
pengentasan masalah belajar.
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Prayitno dan Erman Amti 2004: 279-284 masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat
digolongkan atas: 1.
Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secra optimal. 2.
Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih,
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki
bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang
bersemangat dalam belajar; mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa
yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, speerti suka menunda-nunda tugas,
28 mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk
hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebgaianya. Menurut Prayitno dan Erman Amti 2004: 279-284 siswa
yang mengalami masalah belajar dikenali melalui prosedur pengungkapan sebagai berikut.
1 Tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkap sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang
ditetapkan, dikatakan
belum menguasai
tujuan-tujuan pengajaran. Siswa yang seperti ini digolongkan sebagai siswa
yang mengalami maslaah dalam belajar dan memerlukan bantuan khusus. Sedangkan siswa yang sudah menguasai
secara tuntas semua bahan yang disajikan sebelum batas waktu yang ditetapkan terakhir, digolongkan sebgaai siswa yang
sangat cepat dalam belajar. Mereka patut mendapat tugas-tugas tambahan sebgai pengayaan.
2 Tes kemampuan dasar
Bilamana seorang siswa mecapai hasil belajar lebih rendah dari teraan intelegensi yang dimilikinya, maka siswa
yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mnegalami masalah dalam belajar.
29 3
Skala sikap dan kebiasaan belajar Sebagian dari sikap dan kebiasaan siswa belajar itu
dapat diketahui dengan mengadakan pengamatan dalam kelas. Misalnya, dalam hal mengerjakan tugas-tugas, membaca buku,
membuat catatan dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan belajar siswa.
4 Tes diagnostik
Tes diagnostik
merupakan instrument
untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Misalnya untuk mata pelajaran berhitung matematika apakah dijumpai
kesalahan-kesalahan dalam operasi berhitung, atau pemakaian rumus-rumus; untuk pelajaran bahasa dijumpai kesalhan-
kesalahan dalam penerapan tata bahasa dan pemakaian ejaan. Untuk semua mata pelajaran diharapkan dapat disusun dan
dibuatkan tes diagnostiknya masing-masing. 5
Analisis hasil belajar atau karya Merupakan bentuk lain dai tes diagnostic. Tujuannya
sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila tes
diagnostic disusun, dibakukan, dan diselenggarakan dalam bentuk tes sebagian besar tertulis, analisis hasil belajar
merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilakukan dengan
30 jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang
ditampilkan siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga dimensi yang berupa model, maket dan
bentuk-bentuk tiga dmensi hasil kerajinan dan keterampilan tangan lainnya, serta gerak dan suara. Bentuk hasil belajar
yang lain dapat berupa foto, film atau rekaman video.
b. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar