104 miliknya pada SYB supaya berlatih memainkannya. Di kelas,
selain dengan Fito dan Arda, interaksi dengan siswa lain kurang terbangun.
Selama pembelajaran PJOK, kelas 4 digabung dengan kelas 5. Sewaktu kelas 3, SYB satu kelas dengan Zidan yang sekarang
kelas 5. Peneliti sering melihat SYB mengobrol dengan Zidan tentang sepakbola. Namun, SYB diam saja bila tak ada yang bicara
dahulu padanya. Temuan di atas melalui wawancara dan observasi dapat
diketahui bahwa interaksi antara siswa retardasi mental dengan siswa lain sudah terbangun ditunjukkan dengan obrolan antara SYB
dengan Fito dan Arda saat jam istirahat Interaksi SYB dengan Fito dan Arda selama jam istirahat maupun saat pembelajaran berupa
bantuan untuk SYB dan interaksi dengan Zidan saat pelajaran PJOK sebagai teman bermain sepakbola.
e. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
1 Merancang Kegiatan Pembelajaran Berupa Praktek
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan 4 orang guru yakni, guru kelas, guru Pendidikan Agama Islam, guru
Bahasa Jawa, dan guru PJOK. Wawancara terkait guru merancang kegiatan pembelajaran berupa praktek. Saat peneliti bertanya, guru
merancang kegiatan pembelajaran berupa praktek, jawabannya berikut ini.
105 Guru PJOK
: Ya tentu saja banyak praktek karena teori justru jarang untuk PJOK. Lebih banyak saya beri
kesempatan praktek berbagai cabang olahraga yang memungkinkan dilakukan di sekitar lingkungan
sekolah.
Guru Kelas : Ya ada. Mata pelajaran yang terdapat praktek
langsung biasanya IPA, SBK, IPS, PKn, dan Bahasa Indonesia. SYB juga suka dengan kegiatan
pembelajaran praktek langsung. Sehingga setiap hari Saya mencari ide untuk merancang kegiatan
pembelajaran supaya SYB tidak bosan. Pada pelajaran yang SYB suka, dia akan berusaha
mengikuti dengan baik sedangkan pelajaran yang kurang dia suka maka dari ekspresi mukanya akan
terlihat bosan.
Guru PAI : Biasanya praktek langsungnya solat, wudhu,
membaca juz amma. Selalu ikut serta praktek namun hasilnya kurang. Untuk membaca bacaan solat bisa
sedikit dan perlu bimbingan khusus.
Guru Bahasa Jawa : Tidak ada praktek sejauh ini. Kalaupun ada hanya secara klasikal di dalam kelas tidak setiap
individu praktek satu-persatu pada keterampilan Bahasa Jawa.
Berdasarkan wawancara kepada guru-guru yang mengampu pembelajaran di kelas IV, dapat diketahui bahwa guru PJOK, guru
kelas, dan guru PAI merancang kegiatan pembelajaran berupa praktek. Sedangkan guru Baahasa Jawa belum merancang kegiatan
praktek. Selain wawancara, dari hasil observasi diketahui bahwa
guru merancang pembelajaran berupa praktek. Diantaranya yaitu, praktek menulis pantun dan praktek membaca dengan benar
memperhatikan tanda baca. Observasi Senin, 28032016, praktek membuat percakapan telepon dan melakukan percakapan dengan
metode role playing Observasi Kamis, 14042016, praktek
106 menggunakan kincir angin dan kipas angin untuk menemukan
dampak adanya angin Observasi Rabu, 06042016, praktek menjadi duta Indonesia Observasi Rabu, 13042016, praktek
menyanyi dan bermain pianika Observasi Selasa, 19042016, praktek membuat bubur kertas Observasi Rabu, 20042016 , dan
semua kegiatan pembelajaran PJOK berupa praktek lari estafet dan bermain sepakbola Observasi Selasa, 29032016.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dilakukan kegaiatan praktek membuat
percakapan telepon dan melakukan percakapan dengan metode role playing. SYB terlibat dalam kegiatan tersebut mulai dari membuat
percakapan hingga mempraktekkan percakapan telepon tersebut. Praktek menggunakan kincir angin dan kipas angin untuk
menemukan dampak adanya angin dilaksanakan dalam mata pelajaran IPA. Dalam praktek tersebut, SYB kurang aktif karena
tidak membawa peralatan yang guru perintahkan. Kegiatan praktek yang lain terdapat pada mata peljaaran PKn, yakni praktek menjadi
duta Indonesia. Kegiatan praktek menjadi duta Indonesia, SYB dapat terlibat aktif dalam presentasi dengan bantuan guru.
Praktek menyanyi dan bermain pianika dilakukan pada mata pelajaran SBK. SYB juga dilatih oleh guru untuk memainkan
pianika. Walaupun masih belum lancar memainkan pianika, guru selalu menyemangati dan membantu SYB untuk selalu mencoba
107 berlatih. Selain itu, praktek membuat bubur kertas dilakukan
dalam pelajaran SBK. Selanjutnya untuk PJOK, semua kegiatan pembelajaran berupa praktek langsung. PJOK merupakan pelajaran
kesukaan SYB karena dapat bermain sepakbola dengan siswa lainnya. SYB juga dikenal jago bermain sepakbola menurut siswa
di kelas 4 dan kelas 5. Dari hasil observasi dan wawancara, sehingga dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran berupa
praktek dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, SBK, dan PJOK.
2 Materi yang Dipelajari Dapat Diterapkan dalam Kehidupan
Siswa Retardasi Mental
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan 4 orang guru yakni, guru kelas, guru Pendidikan Agama Islam, guru
Bahasa Jawa, dan guru PJOK. Wawancara terkait materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan SYB. Saat peneliti
bertanya, bagaimana guru menentukan materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan SYB , jawabannya berikut ini.
Guru PJOK :
Mendesain pembelajaran
dengan kegiatan
permainan yang menggunakan kekuatan kaki, misalnya inti olahraganya adalah lari tapi saya
modifikasi dengan permainana tertentu supaya lebih menarik bagi SYB dan siswa lainnya.
Guru Kelas : Melihat materi terlebih dahulu mbak. Kalau untuk
IPA bisa praktek langsung mungkin bisa menambah SYB untuk paham atau minimal tahu. mengadakan
kegiatan praktek pada mata pelajaran SBK diantaranya membuat kerajinan dengan bubur kertas
seperti kemarin itu mbak, menari, menyanyi,
108 bermain pianika, bermain angklung, dan kadang
mengadakan kelas memasak. Guru PAI
: Materi pelajaran agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya do’a-do’a harian, melaksanakan solat, membaca Al Qur’an
atau juz amma, penyampaian cerita tentang tokoh islam dan kebaikannya yang dapat ditiru supaya
bersikap yang baik dan berperilaku yang baik, dan amalan-amalan harian.
Guru Bahasa Jawa : Mengajarkan untuk membiasakan berbahasa Jawa dapat diterapkan dalam keseharian. Selain itu
tentang unggah-ungguh atau sopan santun kepada orang lain terutama orang yang lebih tua.
Berdasarkan wawancara kepada guru-guru yang mengampu pembelajaran di kelas IV, dapat diketahui bahwa dalam mata
pelajaran IPA, SBK, PAI, dan Bahasa Jawa terdapat materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain wawancara, dari hasil observasi diketahui bahwa pengetahuan untuk memanfaatkan dampak adanya angin, hujan,
dan matahari dalam kehidupan sehari-hari Observasi Rabu, 06042016, dapat diterapkan supaya mengetahui bahwa
smartphone hingga laptop merupakan teknologi canggih masa kini Observasi Jum’at, 01042016, kegiatan menggambar dapat
diterapkan dalam kehiduoan sehari- hari Observasi Jum’at,
15042016, dan bisa diterapkan tentang sopan satun atau unggah ungguh bila berbicara dengan orang yang lebih tua Observasi
Jum’at, 1 April 2016. Diketahui dari hasil observasi bahwa kegiatan dalam mata
pelajaran SBK, contohnya menggambar dapat diterapkan dalam
109 kehidupan sehari-hari. Menggambar merupakan salah satu
kegemaran SYB. Teman-temannya di kelas mengakui bahwa hasil gambaran SYB bagus. Pelajaran Bahasa Jawa mengajarkan untuk
bersikap sopan dengan orang yang lebih tua. Selain itu, mengajarkan untuk membiasakan berbahasa Jawa dalam kehidupan
sehari-hari. Nasehat untuk SYB , yaitu untuk membiasakan berbahasa Jawa ketika di rumah. Sehingga dalam peljaaran Bahasa
Jawa dapat sopan satun atau unggah ungguh bila berbicara dengan orang yang lebih tua dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran PJOK berupa jenis olahraga yang berkaitan dengan kaki. SYB unggul dalam olahraga yang berhubungan
dnegan kekuatan kaki, contohnya berlari dan sepakbola. Kegiatan olahraga yang diajarkan di sekolah dapat diterapkan SYB dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, untuk materi pelajaran agama yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari diantaranya do’a-
do’a harian, melaksanakan solat, membaca Al Qur’an atau juz amma, penyampaian cerita tentang tokoh islam dan kebaikannya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa mengajarkan untuk membiasakan berbahasa Jawa dapat diterapkan
dalam keseharian. Ada materi pelajaran SBK, Bahasa Jawa, PJOK,
dan Pendidikan Agama Islam yang dapat diterapkan dalam
110 kehidupan sehari-hari SYB meliputi keterampilan menggambar,
sopan santun dalam berbahasa Jawa dengan orangtua, dan mengaji.
f. Prinsip Individualisasi