64 0,40
– 1,00 soal diterima baik 0,30
– 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20
– 0,29 soal diperbaiki 0,00
– 0,20 soal dibuang Sementara  itu,  reliabilitas  dihitung  menggunakan  rumus
model  internal  consistenc y  dengan  rumus  α  Cronbach  sebagai
berikut.
Keterangan k= jumlah butir pada tes
= varian butir pada tes = varians tes total Saifuddin Azwar, 2015: 98
Tes yang baik hendaknya memiliki nilai α Cronbach minimal 0,7.
c. Analisis kualitas instrumen penilaian proyek
Reliabilitas dapat diketahui dengan mencari nilai α Cronbach pada  data  SPSS.  Pengujian  instrumen  penilaian  proyek  perlu
dilakukan  uji  Interrater  Reliability    karena  menggunakan  lebih  dari satu  rater  untuk  melakukan  penilaiann.  Hasil  penilaian  berupa  data
ordinal  masing-masing  rater  dalam  diuji  korelasi  antar  rater sehingga  Intraclass  Correlation  Coefficients    ICC  yang  dianalisis
dengan formula sebagai berikut.
65 Keterangan;
= rata-rata jumlah kuadarat orang = rata-rata jumlah kuadrat residu
= Konsistensi antar rater Wahyu Widhiarso, 2005 Nilai  ICC  tersebut  kemudian  diterjemahkan  ke  dalam  nilai
α Cronbach dengan rumus sebagai berikut.
= jumlah rater = Konsistensi antar rater
= koefisien α Cronbach Instrumen yang baik hendaknya memiliki nilai
α Cronbach minimal 0,7 Saifuddin Azwar, 2015: 98.
d. Analisis kualitas instrumen penilaian sikap
Penilaian  dilakukan  oleh  dua  orang  dengan  jenis  data  nominal sehingga  reliabilitas  instrumen    diinterpretasikan  berdasarkan  nilai
koefisien Cohen’s Kappa yang dianalisis menggunakan SPSS.
Tabel 9. Ringkasan Penilaian Rater
Rater 2 Jumlah
Tipe A  Tipe B Rater 2
Tipe A  A B
Tipe B  C D
Jumlah
Sumber :  Wahyu Widhiarso, 2005 Nilai kappa dapat diperoleh dari transformasi tabel 4 dengan rumus,
66 = koefisien Cohen’s Kappa
Klasifikasi reliabilitas berdasarkan koefisien Cohen’s Kappa menurut Fleiss lebih rinci sebagai berikut.
Kappa  0.4           : buruk Kappa 0.4
– 0.60     : cukup fair  Kappa 0.60
– 0.75    : memuaskan good Kappa  0.75          : istimewa excellent  Wahyu Widhiarso, 2005
3. Analisis Data Uji Coba Lapangan
a. Analisis penilaian RPP
Keterlaksanaan  RPP  dalam  pembelajaran  uji  coba  lapangan dianalisis  menggunakan  cara  yang  sama  dengan  RPP  pada  uji  coba
terbatas.
b. Analisis data tes tertulis dan data penilaian proyek
Data tes tertulis dan data penilaian proyek dianalisis secara deskriptif yang  dianalisis  menggunakan  SPSS.  Data  yang  ada  akan  dianalisis
rata-rata  dan  simpangan  baku  dalam  satu  kelas  dengan  rumus berikut.
Keterangan : rerata
67 jumlah skor
Fraenkel, Jack R,. Wallen, Norman E, 2008: 192
indeks simpangan baku penyimpangan skor individual dari mean
= jumlah subjek Fraenkel, Jack R,. Wallen, Norman E, 2008: 197
c. Analisis data respon peserta didik
Analisis data respon peserta didik dalam hal ini sikap tanggung jawab  dan  kerjasama  dianalisis  berdasarkan  panduan  analisis
penilaian antarteman yang dikemukakan oleh Kunandar 2015: 151 dengan rincian sebagai berikut.
1.  Memberikan skor untuk masing masing butir pernyataan, yakni 1 atau 0
2.  Bila menjawab ya pada pernyataan positif maka skornya adalah 1 dan menjawab tidak skornya 0
3.  Bila menjawab ya pada pernyataan negatif maka skornya 0 dan menjawab tidak skornya 1
4.  Menjumlah skor perolehan, 5.  Memasukkan skor perolehan ke dalam rumus nilai,
68 6.  Skor yang berasal dari data kuantitatif  akan diubah skornya
menjadi skala empat pada tabel 7. Tabel 10. Konversi Skala Empat
Predikat  Keterangan  Nilai Sikap A
3,68-4,00 Sangat baik
A- 3,34-3,67
B+ 3,01-3,33
Baik B
2,68-3,00 B-
2,34-2,66 C+
2,01-2,33 Cukup
C 1,68-2,00
C- 1,34-1,67
D+ 1,01-1,33
Kurang D
1,00
Sumber: Kunandar, 2015: 151
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tahap Pendefinisan  Define
a. Analisis awal-akhir
Tersedianya  sarana  dan  prasarana  di  SMA  1  Wonosari  khususnya untuk  pelajaran  fisika  meliputi  ruang  kelas,  perpustakaan,  dan
laboratorium  fisika.  Ruang  kelas  tergolong  bersih  dengan  fasilitas  LCD dan  speaker  yang  dapat  digunakan  dalam  proses  pembelajaran  sehari-
hari.  Laboratorium  fisika  terletak  di  lantai  dua  bangunan  baru.  Secara umum  sarana  dan  prasarana  laboratorium  SMA  Negeri  1  Wonosari
lengkap untuk pembelajaran fisika sehari-hari, akan tetapi untuk  materi pokok  fluida  dinamis  masih  belum  ada  media  pembelajaran  atau  alat
praktikum  di  laboratorium.  Pembelajaran  tidak  dilaksanakan  di Laboratorium  karena  laboratorium  masih  digunakan  untuk  pembinaan
OSN selama beberapa bulan. Pembelajaran juga tidak bisa dilaksanakan di  perpustakaan  karena  jumlah  kursi  yang  sedikit  dan  tidak  mencukupi
untuk satu kelas. SMA  Negeri  1  Wonosari  terletak  di  kecamatan  Wonosari  bagian
tengah  atau  zona  ledok.  Secara  umum,  kondisi  lingkungan  sekolah  di SMA  Negeri  1  Wonosari  terlihat  gersang  karena  proses  pembangunan.
Ruang  kelas  pun  menjadi  sedikit  panas  karena  ketersediaan  kipas  angin yang hanya satu buah serta jarak antarruangan yang terlalu dekat.