139 2.
Perkembangan perekonomian rakyat 3.
Perkembangan lingkungan 4.
Dan lain sebagainya yang semua itu pada dasamya merupakan salah satu bukti dari serangkaian keberhasilan pembangunan yang selama ini.
C. Komponen Penilaian Bangunan
1. Jenis atau macam bahan komponen bangunan material yang digunakan 2. Kontruksi bangunan
3. Fasilitas pelengkap yang merupakan penunjang misal: sistem pendingin ruanganAC, taman, kolam renang, perkerasan jalan lingkungan, sistem
pemadam kebakaran, sambugan telepon, daya listrik terpasang, dll : 4. Standar upah pekerjaan
5. Tahun dibangun 6
Tahun renovasi
D. Unsur-unsur yang Menentukan Besamya Ketetapan PBB
Beberapa unsur dalam menentukan besarnya ketetapan pajak bumi dan bangunan antara lain:
1. Data luas bumi dan bangunan. 2. NJOP bumi sesuai denganklasifikasi NJOP yang telah ditetapkan oleh kepala
kantor wilayahVIII Ditjen Pajak Jateng dan DIY 3. NJOP bangunan sesuai dengan jenis dan macam komponen yang terpasang
termasuk interior dan exteriorya 4. NJKP Nilai Jual Kena Pajak menurut pasal 6 ayat 3 UU No. 121985
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 121994, ditetapkan serendah- rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari NJOP.
5. Tarif pajak adalah tanggal yaitu 0,5 pasal 5 UU no 12 tahun 1985 sebagai telah diubah dengan UU No. 121995.
Dari unsur-unsur di atas, dapat di rumuskan :
1. PBB =20XNJOPXO,5 atau
= 11000 X NJOP
2. PBB = 40 X NJOP X 0,5 atau
140 = 21 000 X NJOP
E. Prinsip - prinsip Pengajuan Pengurangan PBB Secara Kolektif
Disamping ketentuan pengurangan sebagaimana yang telah berlaku, sesuai dengan keputusan, bersama Direktur Jenderal pajak dan Direktur Pemerintahan Umum
dan Otonomi Daerah PUOD. Telah ditentukan mengenai tata cara pemberian pengurangan secara kolektif, yang prosedur dan persyaratannya antara lain adalah
sebagai berikut : 1. Permohonan pengurangan dapat diajukan secara kolektif bagi wajib pajak
perseorangan tertentu seperti kelompok petani, pensiunan pegawai negeri, purnawirawan ABRI, veteran, dan eks pejuang kemerdekaan, dan masyarakat
lainya sebelum SPPT diterbitkan. 2. Permohonan hanya dapat diajukan untuk satu tahun pajak
3. Permohonan pengurangan secara kolektif diajukan kepada Kepala kantor pelayanan PBB melalui kepala daerah dinas pendapatan daerah Tk II diluar DKI kepala
desalurah atau organisasi, antara lain PWRI, PEP ABRI, LVRI, dengan mencantumkan besamya persentase pengurangan yang diminta untuk setiap wajib
pajak dengan menggunakan formulir permohonan a. Dinas Pendapatan Daerah Tk II diluar DKI melakukan penelitian dan
mengusulkan besamya persentase pengurangan kepada kepala kantor pelayanan PBB yang bersangkutan
b. Permohonan pengurangan secara kolektif sebelum SPPT terbit diajukan paling lambat minggu pertama bulan Januari tahun pajak yang bersangkuatan
c. Apabila batas waktu pengajuan dimaksud diatas tidak dipenuhi, maka permohonan tersebut tidak diproses dan kepala KP PBB memberitahukan secara
tertulis kepada kepala desalurah atau organisasi bersangkutan dengan tembusan kepala Dinas Pendapatan Daerah Tk II diluar DKI dengan penjelasan
seperlunya. d. Keputusan pemberian pengurangan secara kolektif hanya berlaku untuk satu
tahun pajak
141 e. SPPT PBB yang terbit kemudian, langsoog dikurangi besamya pengurangan
sesuai dengan keputusan pemberian pengurangan secara kolektif
F. Tata Cara Pembayaran